KPU Janji Akan Teliti Fenomena Golput
TanjakNews.com, Pekanbaru -- menanggapi rilis Lembaga Survey Indo Barometer tentang rendahnya partisipasi pemilih pada Pilgubri putaraan kedua, Ketua KPU Riau T Edy Sabli tak membantahnya. Ia mengakui fakta yang disampaikan lembaga survey milik M Qodari tersebut yang menyebut angka partaisipasi pemilih hanya sebesar 55,39 persen, cenderung turun dibanding putaran pertama yang 61,31 persen.
“Segala upaya sudah kami coba lakukan untuk menarik partisipasi pemilih. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan sesuai anggaran yang ada., kata Edy menanggapi.
Apalagi dengan adanya pernyataan pihak lembaga survey tersebut yang menyebutkan mereka yang tidak datang atau
tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebesar 44,61 persen.
Meski tidak membantah, namun Edy Sabli tetap akan melihat berapa persen partisipasi pemilih, angka golput dan sebagainya setelah KPU melakukan penghitungan suara pada 4 Desember 2013 melalui rapat pleno terbuka.
"Dari hasil rekapitulasi itu baru diketahui berapa yang golput dan berapa yang menyalurkan hak
pilihnya," pungkasnya. Terkait quick count kembali ia mengingatkan bahwa itu bukan patokan.
"Memang beberapa quick count sudah mempublikasikan hasil penghitungan mereka, tapi kami minta masyarakat ingat, itu bukanlah hasil resmi dari KPU. Rapat pleno di KPU provinsi akan menentukan hasil akhir rekapitulasi pengitungan suara tersebut," ujarnya.
Menurut data dari hasil survei Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Provinsi Riau, tingkat golput tersebut mencapai angka 46,92 persen. Sedangkan pada Pilgubri putaran pertama, sekitar 40 persen. Sementara data dari lembaga survei Indo Barometer menunjukkan angka golput mencapai 44,61 persen.
Dalam rilis Indo Barometer yang diterima RiauMag, tingkat partisipasi pemilih yang 55,39 persen tersebut meliputi suara sah 53,95 persen dan suara tidak sah 1,43 persen. Ada sekitar 44,61 persen warga yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) namun tidak menggunakan hak pilih alias golput.
Ketua KPU Riau T Edy Sabli megatakan pihaknya akan melakukan kajian dan penelitian atas fenomena golput ini. "Nanti akan kita lakukan penelitian untuk mengetahui hal ini," jawabnya. *3
Powered by Telkomsel BlackBerry®
“Segala upaya sudah kami coba lakukan untuk menarik partisipasi pemilih. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan sesuai anggaran yang ada., kata Edy menanggapi.
Apalagi dengan adanya pernyataan pihak lembaga survey tersebut yang menyebutkan mereka yang tidak datang atau
tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebesar 44,61 persen.
Meski tidak membantah, namun Edy Sabli tetap akan melihat berapa persen partisipasi pemilih, angka golput dan sebagainya setelah KPU melakukan penghitungan suara pada 4 Desember 2013 melalui rapat pleno terbuka.
"Dari hasil rekapitulasi itu baru diketahui berapa yang golput dan berapa yang menyalurkan hak
pilihnya," pungkasnya. Terkait quick count kembali ia mengingatkan bahwa itu bukan patokan.
"Memang beberapa quick count sudah mempublikasikan hasil penghitungan mereka, tapi kami minta masyarakat ingat, itu bukanlah hasil resmi dari KPU. Rapat pleno di KPU provinsi akan menentukan hasil akhir rekapitulasi pengitungan suara tersebut," ujarnya.
Menurut data dari hasil survei Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Provinsi Riau, tingkat golput tersebut mencapai angka 46,92 persen. Sedangkan pada Pilgubri putaran pertama, sekitar 40 persen. Sementara data dari lembaga survei Indo Barometer menunjukkan angka golput mencapai 44,61 persen.
Dalam rilis Indo Barometer yang diterima RiauMag, tingkat partisipasi pemilih yang 55,39 persen tersebut meliputi suara sah 53,95 persen dan suara tidak sah 1,43 persen. Ada sekitar 44,61 persen warga yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) namun tidak menggunakan hak pilih alias golput.
Ketua KPU Riau T Edy Sabli megatakan pihaknya akan melakukan kajian dan penelitian atas fenomena golput ini. "Nanti akan kita lakukan penelitian untuk mengetahui hal ini," jawabnya. *3
Powered by Telkomsel BlackBerry®