News Breaking
Live
update

Breaking News

DR Craig Considine: Muhammad Menolak Elitisme dan Rasisme

DR Craig Considine: Muhammad Menolak Elitisme dan Rasisme



TanjakNews.com -- Dalam tulisan singkat ini, saya ingin berbagi dengan Anda apa yang telah saya pelajari tentang Muhammad dan bagaimana warisannya menginformasikan pemahaman saya tentang Islam.

Keyakinan Muhammad tentang bagaimana memperlakukan minoritas agama menjadikannya seorang pejuang hak asasi manusia yang universal, terutama yang berkaitan dengan kebebasan sadar, kebebasan beribadah, dan hak bagi kaum minoritas untuk memiliki perlindungan selama masa konflik.


Perjanjian dengan orang Kristen

Muhammad memprakarsai banyak perjanjian hukum dengan Kristen dan Yahudi setelah mendirikan komunitas Muslimnya. Misalnya, dalam satu perjanjian dengan para biarawan Kristen di gunung Sinai di Mesir, Muhammad memanggil semua Muslim untuk menghormati gereja-gereja Kristen dan agar tidak ada Muslim yang berperang melawan saudara atau saudari Kristennya.

Melalui perjanjian ini, Muhammad menjelaskan bahwa Islam, sebagai cara hidup politis dan filosofis, menghormati dan melindungi orang-orang Kristen.

Piagam Madinah

Dalam konstitusi Madinah, sebuah dokumen kunci yang mengarah pada visi masyarakat Muslim, Muhammad juga memilih orang-orang Yahudi dimana ia menulis:

... akan mempertahankan agamanya sendiri dan kaum Muslim miliknya. Teman dekat Yahudi adalah diri mereka sendiri.

Demikian pula, dalam perjanjian Maqna, Nabi menyatakan bahwa orang-orang Yahudi mungkin damai di bawah pemerintahannya. Dalam melindungi hak-hak orang Yahudi, Muhammad menjelaskan bahwa seorang warga negara Islam tidak harus mengikuti Islam dan bahwa umat Islam harus memperlakukan orang Yahudi sebagaimana mereka memperlakukan teman mereka sendiri.


Koeksistensi adalah Kekuatan

Dalam mengembangkan argumen-argumen ini dengan sesama Muslim, Kristen, dan Yahudi ini, Muhammad jelas menolak elitisme dan rasisme dan menuntut agar umat Islam melihat saudara dan saudari Ibrahim mereka setara di mata Tuhan.

Pelajaran dari Khotbah Terakhir Muhammad

Menurut Muhammad, manusia adalah jantung dari Islam. Dalam membaca dan menafsirkan khotbah terakhirnya di Padang Arafat pada tahun 632 M, saya mengetahui bahwa Nabi berperang melawan rasisme jauh sebelum Martin Luther King dan Nelson Mandela.

Dalam khotbah ini, Muhammad berpendapat:

... seorang Arab bukanlah superioritas daripada non-Arab, maupun non-Arab memiliki keunggulan atas Arab; orang kulit putih tidak memiliki keunggulan di atas orang kulit hitam, juga orang kulit hitam tidak memiliki keunggulan di atas orang kulit putih kecuali oleh kesalehan dan tindakan yang baik.

Khotbah terakhir Muhammad memberi tahu saya bahwa Islam mengajarkan umat Islam untuk toleran terhadap perbedaan dan menyambut keragaman.

Kesimpulan

Mempelajari Muhammad telah mengajarkan saya pelajaran yang sangat berharga tentang prinsip-prinsip dasar Islam tetapi yang lebih penting adalah prinsip-prinsip kehidupan itu sendiri. Perlakuannya terhadap minoritas agama dan keyakinan moral dasarnya telah mendorong saya untuk lebih meningkatkan dialog antara Muslim, Kristen, dan Yahudi.

Tanpa ragu, penelitian saya tentang kehidupan Nabi telah menunjukkan kepada saya bahwa ia memang panutan bagi umat Islam dan non-Muslim dan bahwa umat manusia dapat mengambil manfaat dari Islam.

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu orang-orang dan suku-suku yang mungkin kamu kenal satu sama lain. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling benar dari kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui dan Berkenalan. (49:13)

Sumber: Dr. Craig Considine Twitter
@CraigCons






Tentang Dr. Craig Considine

Craig Considine (Irlandia: Carrig MacConsáidín) adalah seorang Katolik Amerika dan penduduk asli Massachusetts. Sebagai seorang sosiolog, ia berfokus pada agama, Islam, Kristen, antaragama, ras dan etnis, identitas, serta penelitian komparatif dan etnografi.

Tags