Aksi Revitalisasi Bola Kaki Gumanti
Oleh: All Amin
Judul di atas adalah penamaan sebuah program yang digagas oleh Pengurus Pusat Masyarakat Alam Gumanti (MAG) di bawah Bidang Ekonomi dan Pariwisata. Berkolaborasi dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Muda Gumanti dan Bumnag Nagari Alahan Panjang serta beberapa anak nagari.
Mengapa bola kaki? Sebab bola kaki adalah olah raga yang paling massal. Paling merakyat. Lebih dari separo penduduk Republik ini pencinta bola kaki. Bila di satu daerah bola kakinya maju maka efek dominonya menyebar kemana-mana. Akan turut mengerek aktivitas ekonomi.
Membahas kemajuan bola kaki, pun olahraga lain, akan jauh panggang dari api bila industrinya tidak jalan. Menjadi hil yang mustahal.
Bila sebuah kegiatan olah raga tidak mempunyai nilai tambah ekonomi. Gamblangnya, bila tak menghasilkan uang, maka (mancaliak contoh ka nan sudah) kegiatan itu akan hidup segan mati tak mau. Meranggas.
Kesepahaman landasan pikir itulah yang dibawa ke dalam diskusi di Kantor Wali Nagari Alahan Panjang pada sehari menjelang Februari 2023 berakhir.
Gayung bersambut, semua unsur pengambil keputusan di nagari yang hadir dalam diskusi menyambut antusias wacana itu. Seluruhnya bersepakat menyamakan persepsi tentang pentingnya memajukan industri bola kaki di ranah alam Gumanti. Lalu akan saling bersinergi, walau dimulai dari kelas kampung.
Hadir dalam diskusi siang itu: Wali Nagari, Ketua BPN, Ketua KAN beserta beberapa orang ninik mamak, Ketua Pemuda Nagari, Ketua Pemuda Jorong, Jajaran Pengurus SSB, Anggota DPRD Kabupaten Solok, Direktur Bumnag, serta beberapa praktisi bola kaki level nasional.
Cetak biru dari diskusi itu, tergambar lebih dari sekadar tentang bagaimana memajukan industri bola kaki di ranah alam Gumanti, namun bagaimana langkah menggali beragam potensi, untuk menemukan beragam sumber keekonomian. Sumber-sumber terbarukan dan berkelanjutan. Selaras dengan bagian cita-cita organisasi MAG.
Penganalogiannya, serupa ketika hendak membuat sehamparan taman yang indah. Menghidupkan industri bola kaki, semisal ikhtiar menumbuhkan sebatang pohon di dalam taman itu. Satu di antara banyak pilihan langkah.
Langkah satu dari perjalanan panjang memajukan industri bola kaki adalah mesti tersedia lapangan bola yang representatif. Lapangan bagus menjadi syarat mutlak yang tak dapat ditawar.
Diskusi terus mengalir sampai jauh, seperti lirik lagu Gesang, Bengawan Solo. Banyak hal dibahas, seperti:
Menaikan kelas SSB Tunas Muda Gumanti menjadi Akademi Sepak Bola. Akademi tempat menampung dan menempa talenta-talenta pesepak bola remaja dari seluruh penjuru ranah alam Gumanti, lalu nanti menyalurkan mereka ke klub-klub bola profesional. Di dalam negeri, pun ke manca negara.
Letak ranah alam Gumanti yang berada di dataran tinggi, sangat berpotensi untuk menjadi tempat pemusatan latihan klub-klub bola kaki. Bagi klub profesional menjalankan latihan di daerah dataran tinggi merupakan agenda rutin. Sebab berolah raga di dataran tinggi dapat meningkatkan VO2Max. Peningkatan volume oksigen dalam paru-paru yang sangat dibutuhkan oleh olahragawan. Bila itu dapat terealisasi tentu akan mendatangkan manfaat ekonomi yang besar untuk ranah Alam Gumanti.
Tidak itu saja, keindahan ranah alam Gumanti akan menjadi magnet bagi tim-tim di sekitaran Sumatra Barat untuk datang bertandang main bola. Dan pastinya semua kegiatan itu akan meningkatkan volume kunjungan sport tourism ke alam Gumanti.
Belum lagi wacana akan membuat tim sepak bola Gumanti Muda. Meneruskan sejarah sepak bola Gumanti yang pernah membanggakan. Tentunya menggunakan pola terbarukan. Dengan potensi pendukung lebih dari 50 ribu insan Gumanti, sangat memungkinkan alam Gumanti memiliki sebuah klub bola yang profitable.
Tapi, dari mana semua itu dimulai?
Sekali lagi, syaratnya, mutlak ada lapangan bola yang memadai. Hukumnya wajib.
Syarat mutlak itu sudah tersedia separo.
Lapangan bolanya sudah ada. Tinggal meningkatkan agar lapangan itu menjadi terstandar. Supaya segala wacana di atas menjadi masuk akal untuk direalisasikan.
Lapangan bola milik Nagari Alahan Panjang. Dalam diskusi, Ketua KAN dan Wali Nagari selaku pengambil kebijakan, secara lisan telah menyampaikan kesediaan untuk melimpahkan pengelolaan lapangan itu ke Bumnag Nagari Alahan Panjang. Selaku lembaga usaha resmi milik nagari. Agar dikelola secara profesional, agar menguntungkan.
Menjelang petang semua peserta diskusi berkunjung ke lapangan yang dimaksud.
Sebuah lapangan bola yang berada di ketinggian sekitar 1400 mdpl. Keringat para pemain akan segera mengering disapu udara sesejuk di ruangan berpendingin. Semoga kondisi lapangan yang sementara masih seadanya, lipur oleh keindahan pemandangan lepas di sekitarnya. Bermain bola di situ sembari dapat menikmati pemandangan panorama alam Gumanti nan memukau.
Suasana lapangan bola di dataran tinggi dengan landscape alam kehijauan sungguh dapat menciptakan natural playing football experience.
Menguatlah hasrat hendak segera dapat memperbaiki lapangan bola itu.
Asmawi Jambak mantan pemain nasional yang merasa nyaman dengan sambutan ramah warga ketika bertamu ke alam Gumanti mencetuskan ide agar digelar Trofeo Gumanti.
Bak bara tersiram bensin, ide itu langsung disambut oleh semua pihak. Mulai dari para tokoh, ninik mamak, serta anak nagari. Semua bergerak antusias menyongsong pergelaran. Bersemangat menyukseskan acara yang akan digelar pada Hari Minggu, tanggal 19 Maret 2023 itu.
Trofeo Gumanti merupakan laga segitiga antara tim tuan rumah, Gumanti Old Star dengan Kapten tim tokoh nasional Dr. Gamawan Fauzi Datuak Rajo Nan Sati.
Berhadapan dengan tim Semen Padang Old Star yang diperkuat oleh pentolan pemain yang jaya di masanya, juga mantan pemain nasional, seperti: Nil Maizar, Delfi Adri, Masykur Rauf, Taufik Yunus, Hengki Ardiles, dll.
Tim ketiga Minang Old Star 20 Bukittinggi yang diperkuat oleh mantan pemain nasional Asmawi Jambak.
Trofeo Gumanti ini ibarat sebuah pintu masuk ke dalam stadion yang luas. Atau semisal kick off sebuah permainan panjang. Bisa juga serupa peletakan batu pertama untuk memulai pembangunan sebuah gedung bertingkat.
Trofeo sebagai pemantik awal, dalam rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghimpun dana. Langkah pertama Aksi Revitalisasi Bola Kaki Gumanti.
Perhelatan Trofeo Gumanti dibagi dua sesi. Sore hari di lapangan bermain bola. Menjalin silaturahmi dalam berolahraga.
Malam harinya dilanjutkan dengan acara diskusi. Memanfaatkan momentum berkumpulnya banyak para tokoh ranah alam Gumanti guna merumuskan formula menuju industri bola kaki Gumanti. Sekaligus menghimpun beragam dukungan nyata dari banyak pihak. Dengan harapan besok harinya perbaikan lapangan yang dituju bisa langsung dieksekusi.
Acara Minggu malam itu dilengkapi dengan presentasi tentang tata kelola sepak bola modern beserta fasilitasnya. Pematerinya mantan pelatih tim nasional Nil Maizar.
Bila dapat mengelola bola kaki dan lapangannya secara profesional, sehingga menjadi sebuah kegiatan bisnis yang menguntungkan. Lalu keuntungan itu bisa menjadi kas masuk untuk nagari. Serta punya efek berganda pula ke banyak sektor. Tentulah pola ini nanti dapat menjadi percontohan untuk pengoptimalan manfaat aset-aset nagari lainnya. Pola pengelolaan yang memiliki nilai tambah tinggi.
Merujuk nasihat dari Ibu Menteri yang pernah menjadi Direktur Bank Dunia. "Beda kita dengan orang di negara-negara maju adalah, di sana orangnya kerja santai, asetnya yang bekerja keras. Tak boleh ada aset yang menganggur. Kalau kita di sini, orangnya yang bekerja keras, asetnya dibiarkan tidur pulas."
Begitu pandangan jauhnya, itulah di antara misi MAG. Berupaya mengubah keadaan walau perlahan. Berbuat sebisanya untuk kampung halaman. Sebagaimana sering disampaikan oleh Ketum MAG Irwan Sutan Rajo Endah.
Kita kembali saja dulu ke Trofeo Gumanti yang sisa waktunya sepekan kurang.
Dukungan seluruh warga masyarakat alam Gumanti sangat dibutuhkan guna menyukseskan program ini. Ada beberapa pilihan dukungan tersedia.
Dukungan pertama dengan menjadi pemain. Masuk starting line up. Turut merumput membela Gumanti Old Star. Bermain bola sambil bernostalgia dengan kawan-kawan lama. Dipastikan akan seru.
Syaratnya mesti membeli kostum pemain. Harganya 1 juta/stel. Kecuali nomor punggung; 7, 8, dan 9. Masing-masing berharga 5 juta. Paling top nomor punggung 10. Nomor spesial, harganya pun bulat 10 juta. Esensi membeli kostum ini bukan tentang bagus bajunya. Tapi, tentang kontribusi yang akan melekat di lapangan bola itu. Bermanfaat sampai nanti. Semoga menjadi jariah yang membawa berkah.
Kedua membeli jersey suporter. Harga baju 400 ribu/helai. Bila turut dalam makan malam di acara diskusi harganya naik menjadi 500 ribu. Jersey suporter bisa dikirim ke seluruh Indonesia. Jersey berlabel Gumanti dapat menjadi kebangaan dan penaut hati dengan kampung halaman.
Ketiga turut menonton pertandingan dengam membeli tiket masuk seharga 20 ribu. Berarti sudah turut mendukung program revitalisasi bola kaki Gumanti. Panitia menargetkan Trofeo Gumanti 2023 ini ditonton kisaran seribu orang.
Harapan terbesarnya adalah keseribuan pasang mata itu dapat turut menyaksikan perubahan kondisi lapangan dari sekarang yang apa adanya, besok menjadi jauh lebih baik. Lapangan bola terstandar. Semoga dapat segera berubah. Perubahan yang memakan waktu tak lebih dari satu semester setelah Trofeo Gumanti digelar.
Ketiga bentuk di atas adalah dukungan yang disebar luas.
Bonggol besar biasanya didapat via pelobian. Berbisik-bisik dengan yang jauh maupun yang dekat. Menjemput dukungan melalui bisik-bisik, bisa jadi menghasilkan sesuatu yang jauh lebih besar. Tergantung siapa yang berbisik dan kepada siapa berbisiknya. Mencermati kondisi, rasa-rasanya bisa.
Aksi Revitalisasi Bola Kaki Gumanti adalah gerakan berjemaah. Seluruh anak nagari ranah alam Gumanti mesti menyatu, memainkan perannya masing-masing. Nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah pangajuik ayam. Hingga tak ada potensi yang terbuang.
Semua posisi berperan penting, seperti dalam tim bola kaki. Semua saling melengkapi. Saling mengoper.
Semoga terus maju bola kaki Gumanti. Kini dan nanti.
All Amin
Juru Bicara MAG
Tim Marketing Trofeo Gumanti