Hati-hati Sembako Oplosan Jelang Ramadhan
TANJAKNEWS.COM -- RAMADHAN yang sudah semakin dekat membuat kita mulai bersiap-siap dalam berbagai hal, baik dari segi persiapan jasmani, rohani dan bahan-bahan makanan.
Menjelang bulan suci ramadhan harga barang-barang pokok mulai meningkat seiring dengan kenaikan bbm yang terus berangsur naik sedikit demi sedikit namun sangat memberatkan masyarakat. Mahalnya bahan bakar minyak membuat banyak pedagang mulai mengatur strategi untuk menghemat modal yang akan dikeluarkan. Namun dalam hal ini, beberapa oknum pedagang melakukan kecurangan dalam menghemat modalnya untuk mendapatkan untung yang maksimal tetapi tentu saja hal ini merugikan kita para konsumen.
Belum lama ini publik dihebohkan dengan munculnya berita beras plastik. Beras plastik yang sangat menghebohkan itu tidak hanya dikabarkan melanda daerah pulau jawa saja namun sudah merambah kedaerah-daerah lain di Indonesia. Belum selesai permasalahan berasp lastik yang menghebohkan masyarakat, sekarang sudah muncul lagi merica yang berbahan semen putih.
Di kabupaten Garut telah ditemukan merica yang berbahan semen putih, peredaran merica atau lada putih palsu di pasaran meresahkan warga Kabupaten Garut. Diduga, lada putih palsu yang masih dalam bentuk butiran tersebut terbuat dari campuran semen putih. Butiran lada palsu ini terdapat dalam kemasan sachet plastik yang biasa digantung di warung-warung. Mendekati angka 70 persen di dalam satu sachet adalah butiran lada palsu, sisanya lada putih asli.
Untuk membedakan merica asli dan merica palsu berikut ini adalah tips nya:
1. Bentuk butiran lada palsu, seperti pellet ikan karena bentuknya tidak beraturan, sedangkan merica asli butiran bulat dengan garis-garis membujur.
2. Merica palsu berwarna putih sedangkan yang asli berwarna kuning kehijauan.
3. Merica palsu ini pun tidak memiliki bau seperti merica asli saat digerus.
Kapolsek Cibatu, telah menyita tiga gantung lada putih yang dioplos dengan lada palsu. Barang tersebut didapat dari sejumlah warung di Cibatu.lada tersebut dipasok dari luar Garut.
Butiran yang dicampur dalam bungkus lada itu seperti terbuat dari campuran tepung tapioka. Tapi saat ini belum bias dipastikan itu terbuat dari semen putih atau apa, karena belum ada dilakukan uji laboratorium.
Saya sebagai mahasiswa sangat prihatin dengan apa yang terjadi di industri perdagangan kita saat ini, terlalu banyak pedagang nakal yang mengambil kesempatan karena bulan suci Ramadhan hampir dekat, mereka melakukan segala cara untuk mendapatkan keuntungan walaupun itu dengan melakukan kecurangan.
Jadi hendaknya kita sebagai masyarakat harus lebih teliti lagi dalam memilih atau membeli, agar tidak tertipu oleh pedagang-pedagang yang nakal. Dan kami sebagai masyarakat meminta agar pemerintah melakukan pencegahan dengan melakukan survey atau sidak langsung kepasar-pasar tradisional maupun pasar modern, agar masyarakat lebih tenang dalam berbelanja. Dan bagi warga yang menemukan lada palsu tersebut supaya segera melaporkannya kepada pihak berwajib. [Wilda Mardiyah, Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Managemen Sumberdaya Perairan, Universitas Riau]