Koran Sore Sinar Harapan Berhenti Terbit
JAKARTA - Sesuai keputusan investor, media cetak dan online Sinar Harapan tak lagi terbit sejak hari ini, 1 Januari 2016. Belum bisa dipastikan langkah selanjutnya yang akan diambil untuk salah satu media tua di Indonesia itu.
![]() |
Edisi terakhir Harian Sore Sinar Harapan Kamis (31/12). (Foto: Antara) |
"Kami hari ini mengeluarkaan atau menerbitkan edisi terakhir, final. Penerbitan Sinar Harapan sebagai koran sore, juga sinarharapan.com, shutdown 31 Desember 2015 sesuai dengan keputusan investor," kata Pemimpin Redaksi Sinar Harapan Eric Somba saat dihubungi Okezone, di malam pergantian tahun di Jakarta.
Kata Eric, seluruh karyawan sudah diberikan konpensasi dan bahkan melebihi dari yang diwajibkan oleh perundang-undangan. Hal itu sebagai langkah apresiasi kepada seluruh pekerjanya yang selama ini berkecimpung menghidupkan koran harian umum Sinar Harapan.
"Kita diberikan haknya, sesuai dengan kewajiban. Bahkan di atas perundang-undangan yang berlaku, sangat memuaskan," sebut Eric.
Dia menambahkan, penyetopan operasi itu setelah penghasilan Sinar Harapan, baik dari oplah penjualan hingga iklan tak menutupi biaya produksi dan operasional. Selama ini, perusahaan selalu disubsidi oleh investor untuk tetap bisa bertahan.
"Penutupan adalah keputusan investor berdasarkan perhitungan dan untuk dicatat. Sinar Harapan tak mengalami keuntungan sejak belasan tahun berdiri, investor selalu mensubsidi kebutuhan Sinar Harapan. Investor kami sudah sangat toleran dan baik terhadap pemenuhan hak karyawan dan jalannya perusahaan," ungkapnya.
Eric menuturkan, tentu banyak karyawan yang berharap kelanjutan Sinar Harapan untuk tetap berdiri sebagai media nasional ternama di Indonesia. Namun, keputusan tetap diserahkan ke investor.
"Kelanjutan Sinar Harapan menjadi harapan dari teman-teman yang berkecimpung, tapi kembali lagi kami menyerahkan sepenuhnya ke investor," tutupnya.
Dikutip dari wikipedia, koran Sinar Harapan pertama kali terbit pada 27 April 1961. Pada awal pendirian, HG Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah J.C.T Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi.
Pada awalnya berdiri oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”.
Sinar Harapan pernah dibredel pada 1986 namun kembali terbit pada 2001 dan terus mengibarkan bendera hingga 2015. Namun tepat pada Jumat hari ini, koran tertua di Tanah Air itu harus mengikuti jejak koran lainnya seperti harian Jurnal Nasional yang bangkrut pada 2014 silam. (Okezone.com)