News Breaking
Live
update

Breaking News

Ahli Epidemogi Minta PSBB Malaysia Diperpanjang Fase ke-4

Ahli Epidemogi Minta PSBB Malaysia Diperpanjang Fase ke-4

Pakar epidemiologi dari Universiti Malaya (UM), Prof Datuk Dr Awang Bulgiba Awang Mahmud. Foto/NSTP




TAMJAKNEWS.COM, KUALA LUMPUR: Lanjutan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai 12 Mei diyakini mampu  'mematikan' wabah COVID-19 yang masih ada di masyarakat atau disebut sebagai kasus sporadis.

Perpanjangan dua minggu dari fase keempat PSBB juga merupakan kesempatan untuk menumbuhkan pola hidup baru untuk memastikan  social distancing dan pentingnya menjaga kebersihan terus dipraktikkan di kalangan masyarakat.

Ahli epidemiologi Universitas Malaya, Prof Datuk Dr Awang Bulgiba Awang Mahmud, mengharapkan, Kementerian Kesehatan menargetkan mencatat satu digit dalam kasus baru, tetapi itu bukan tugas yang mudah.

Namun, dia mengatakan pemerintah dan kementerian terkait berharap bahwa memperluas PSBB sebenarnya akan lebih diarahkan pada target 'mematikan' virus COVID-19 di masyarakat.

"Jika kita tidak dapat merekam infeksi langsung dalam dua setengah minggu (memasuki fase keempat PSBB), maka itu adalah situasi yang sangat ideal. Maksudku, belum ada virus dalam tubuh seseorang, tetapi pertanyaannya adalah apakah asumsi seperti itu benar atau tidak?," jelasnya.

Ini, kata DR Awang, karena pihaknya belum menguji siapa pun, memengaruhi jangkauan jutaan orang di Malaysia, dan bahkan mengkhawatirkan status kesehatan imigran gelap dan pekerja asing.

"Jika (orang asing) ini tidak diskrining dan lalu diizinkan kembali bekerja, saya khawatir hal itu akan memicu transmisi dan kluster baru seperti yang terjadi di Singapura," katanya ketika dihubungi oleh Berita Harian, Jumat (24/4/2020). 

Associate Professor of Health (Epidemiology and Biostatistics) dari Universiti Putra Malaysia (UPM), Associate Professor Dr Malina Osman mengatakan, perpanjangan periode PSBB adalah kesempatan bagi masyarakat untuk 'berevolusi' menjadi praktik gaya hidup baru.

Selain itu, katanya, peningkatan 14 hari dalam fase keempat PSBB dapat digunakan untuk 'memburu' kluster dan subkelas infeksi COVID-19 yang mungkin terjadi di masyarakat.

Perpanjangan ini menurut Prof Malina Osman sebenarnya adalah pendekatan dua cabang, yang memberi orang kesempatan untuk terbiasa dengan norma-norma kehidupan baru dan kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberantas wabah COVID-19.

"Berdasarkan diskusi kami di antara para ahli, termasuk epidemiologi, PSBB kemungkinan akan diperpanjang sampai setelah idulfitri karena lebaran ini biasanya melihat kegiatan mengunjungi dan halal bihalal dari berbagai bagian masyarakat di Malaysia.

"Oleh karena itu, saya mendukung keputusan untuk memperpanjang PSBB sehingga kami dapat memastikan virus tidak ada di masyarakat," katanya.

Sementara itu, berdasarkan perhitungan kontingen COVID-19, ahli virologi UM Prof Dr Sazaly Abu Bakar mengatakan kepercayaan nomor satu dalam kasus baru dapat dicatat pada akhir pekan ke-15, ketika fase keempat PSBB berakhir pada 12 Mei. 

Namun dia mengatakan pandangan positif harus fokus pada kemungkinan kasus orang yang terinfeksi dan berada di masyarakat, tetapi tanpa gejala.

"Pemerintah Selangor sebelumnya melaporkan bahwa 0,2 persen dari jumlah orang yang didiagnosis secara acak adalah COVID-19, yang berarti dua dari 1.000 orang menderita penyakit itu tanpa sepengetahuan mereka.

"Selain itu, kami prihatin dengan 'lokasi tersembunyi' kasus COVID-19 seperti Istana Malayan, Istana Selangor dan beberapa tempat lain di mana mayoritas orang asing tinggal.

"Jika kasus-kasus di daerah-daerah ini tidak ditangani pada tahap awal melalui penyaringan massal, maka PSBB akan terus beroperasi," katanya.

PSBB Malaysia diberlakukaj pada 
18 Maret  sampai  28 April 2020 (tentatif)

Selama 1 bulan dan 10 hari dibagi 3 Fase

Fase 1 :18 Marey - 31 Maret 2020
Fasa 2 :1 April - 14 April 2020
Fasa 3 :15 April - 28 April 2020

PSBB menentukan larangan komprehensif dari gerakan massa dan pertemuan di seluruh negeri termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya.

Pembatasan total pada semua orang Malaysia yang bepergian ke luar negeri. Pembatasan masuknya semua wisatawan asing dan pengunjung ke negara itu. Penutupan semua institusi pendidikan. Penutupan semua bangunan pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dalam layanan penting negara seperti air, listrik, energi, telekomunikasi, pos, transportasi, irigasi, minyak, gas, bahan bakar, pelumas, penyiaran, keuangan, perbankan, kesehatan, farmasi, kebakaran, penjara , pelabuhan, bandara, keamanan, pertahanan, pembersihan, persediaan eceran dan hadiah. ***



Liputan:  Luqman Arif Abdul Karim (BH)
Editor:  Oce Satria


Tags