Diskusi Daring Irwan Prayitno-PWI Sumbar: Angka Positif Covid-19 Tinggi Pertanda Kinerja Pemerintah Baik
TANJAKNEWS.COM, PADANG – Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyebut, peningkatan jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tak serta merta menunjukkan kinerja pemerintah buruk. Sebaliknya justru semakin baik.
Kesimpulan tersebut dilontarkan Irwan Prayitno dalam diskusi daring (dalam jaringan) atau online bersama pengurus PWI se-Sumatera Barat, Ahad (10/5/2020) sore.
Diskusi daring dipandu Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus, dan diikuti sejumlah praktisi pers Sumbar, antara lain Basril Basyar, Gusfen Khairul, Nita Indrawati, Eko Yanche Eddrie, Zulnadi, Sukri Umar, Sawir Pribadi, Tuanku Damanhuri, Anasrul, Mustafa Akmal, dan Hendrivon.
“Tingginya angka pasien positif COVID-19 hingga 299 orang, justru pertanda kita kerja dengan cepat,” ucapnya.
Ia membantah bahwa peningkatan tajam itu menunjukkan kondisi semakin buruk. Alasannya, kata Irwan, berdasar data, di Sumbar, 72 persen dari jumlah sampel yang diperiksa adalah orang-orang yang berpotensi menyebarkan virus seperti orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG). Bukan dari pasien yang sudah di rumah sakit.
"Jadi dengan begitu, kita berusaha dengan cepat memutus rantai penyebaran,” ujar Irwan pada diskusi yang berlangsung nyaris 100 menit itu.
Dikatakan gubernur, laboratorium Fakultas Kedokteran Unand bisa mengerjakan 500 sampai 600 sampel swab setiap hari dari pagi hingga malam. Beda halnya jika memeriksa swab di labor lain, seperti di Kemenkes pada awal-awal pandemi. "Itu butuh waktu lama untuk mengetahui hasilnya. Sekarang cukup dua hari setelah dikirim, bisa diketahui hasilnya, positif atau negatif. Pemprov Sumbar bersama jajaran Tim Gugus Tugas sekarang merasa berjalan cepat mengatasi penularan Covid-199," urainya.
Sejumlah kritikan datang dari peserta diskusi. Di antaranya menyangkut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 2 yang masih berlangsung sampai tanggal 29 Mei 2020.
Misalnya yang disampaikan Ketua PWI Agam Mursyidi terkait, penyaluran bantuan kepada warga yang sudah mengalami kesulitan hidup maka perlu dilakukan dengan baik. Begitupun orang yang mudik di perbatasan yang kurang tertangani oleh petugas, serta kesejahteraan petugas di lapangan.
Disebutkan juga di lapangan bahwa PSBB jilid 2 adakalanya tidak didukung oleh ASN (Aparatur Sipil Negara) yang justru cuek terhadap PSBB. ASN sendiri yang justru membuat pertemuan tanpa masker dan tidak menjaga jarak.
Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumbar, Basril Bayar mengutarakan, masih terlihat banyaknya warga terutama di pasar-pasar dan jalan raya yang belum mematuhi protokoler kesehatan sesuai PSBB. Banyak warga yang tidak menggunakan masker. Fakta itu adalah bukti bahwa masih ada ketidakpahaman warga terhadap dampak virus. Hal itu menurut Basril Basyar mengindikasikan belum maksimalnya sosialisasi terkait pentingnya kepatuhan pada protokol kesehatan.
Hal itu diamini Eko Yanche Edrie, Pemimpin Redaksi Harian Khazana. Ia menyebut, belum semua masyarakat memahami tanggungjawabnya dalam masa PSBB ini. Sehingga disarankan agar pemprov Sumbar menambah anggaran untuk biaya publikasi COVID-19 melalui media massa.
Namun, perihal warga yang tak memakai masker, Gubernur Sumbar berbeda pendapat soal itu. Menurut Irwan, warga tidak menggunakan masker, bukan semata-mata karena tidak tahu dan tidak paham tapi lebih pada soal mau atau tidak mau.
“Saya yakin bila ditanyakan pada mereka tentang penggunaan masker mereka akan jawab sudah tahu. Tapi kenapa mereka tidak menggunakannya? Hanya persoalan mau atau tidak,” kata Irwan.
Hal lain yang mengemuka dalam diskusi itu adalah tentang OTG yang masih berkeliaran di tempat umum. Masyarakat yang paham terkait penyebaran virus ini merasa panik dan takut tertular. “Bila tak bisa diberitahukan oleh orang lain, sebaiknya aparat kepolisian yang melakukan. Karena orang biasa termasuk petugas dinas kesehatan, bahkan satpol PP bisa saja dilawan dan terjadi keributan. Jadi aparat kepolisian lebih punya wewenang,” kata salah satu peserta diskusi.
Bahkan, bukan hanya masyarakat umum, juga diungkap masih banyaknya ASN (Aparatur Sipil Negara) yang tidak mematuhi PSBB. ASN masih bebas berjalan-jalan dan tanpa masker.
Tentang ASN yang tak patuh ini, Irwan menegaskan sanksinya ada dan tegas. “Mereka seharusnya membantui pemerintah memberi pemahaman kepada masyarakat umum. Tapi mereka yang ingkar. Nah, pelanggarannya sangat jelas. Dan sanksinya juga jelas, “ jawab Irwan.
Mengakhiri diskusi, Irwan Prayitno menyampaikan optimismenya bahwa kondisi Sumatera Barat akan segera membaik.
“Patuhi PSBB. Tetap di rumah. Gunakan masker. Jaga jarak. Biarkan petugas labor terus bergerak cepat memeriksa sampel. Biarkan Tim Gugus Cepat menyisir pada orang-orang yang berpotensi menularkan," tandasnya. (Oce/padangmedia/portalberitaeditor)