Kamala Harris, Keturunan Jamaika-India Jadi Wapres Amerika
TanjakNews.com, California -- Capres Joe Biden bersama calon wapresnya, Kamala Harris sebentar lagi akan berkantor di Gedung Putih. Aura kemenangan mereka sudah mendekati kenyataan.
Namun selain Joe Biden yang jadi pembicaraan publik -- khususnya orang Minang karena "mengklaim" Joe Biden itu sesungguhnya orang Pariaman bernama Ajo Bidin -- sosok Cawapres, Kamala Harris (56) juga sangat menarik perhatian. Dialah wanita Amerika pertama yang akan menjadi Wapres Amerika Serikat.
Keturunan imigran dari Jamaika (ayahnya) dan ibunya dari India ini membuat sejarah, mewakili kebanggaan wanita seluruh dunia, khususnya warga keturunan.
Kamalla Harris bukan sembarang wanita. Ia memiliki banyak prestasi yang membanggakan. Jabatan yang pernah disandangnya adalah Jaksa Agung kulit hitam pertama California.
Kamala tercatat sebagai wanita pertama keturunan Asia Selatan menjadi anggota Senat AS.
"Pemilu ini lebih dari sekadar Joe Biden atau saya. Ini tentang jiwa Amerika dan kesediaan kita untuk memperjuangkannya. Kita memiliki banyak pekerjaan di depan kita. Mari kita mulai," tulis Kamala Harris di Twitter.
Suara kerasnya langsung menyerang Trump setelah dipastikan berduet dengan Joe Biden. Kamala mengecam kacaunya penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Trump. Ia juga mengkritik sikap rasisme dan keras Trump terhadap imigran.
Kamala Harris (56) lahir dari imigran ke Amerika Serikat - ayahnya dari Jamaika, ibunya dari India pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California. California, saat itu menjadi pusat aktivis hak-hak sipil dan anti-perang.
Jalur pendidikannya berhasil ia lalui dengan baikm Kamala lulus dari Black Howard University, Washington. Setelah itu ia berkarir sebagai jaksa penuntut, lalu jaksa wilayah San Francisco hingga akhirnya melesat menduduki kursi Jaksa Agung California pada 2010.
Pada 2016 Kamala memulai kampanye senat dan menjadi senator wanita kulit hitam kedua yang pernah ada.
Tugasnya sebagai jaksa agung juga membantunya menjalin hubungan dengan putra Biden, Beau, yang memegang posisi yang sama di negara bagian Delaware.
"Saya tahu betapa Beau sangat menghormati Kamala dan karyanya, dan itu sangat berarti bagi saya, jujur saja kepada Anda, saat saya membuat keputusan ini," kata Biden selama penampilan pertamanya dengan Kamala sebagai calon wakil presiden.
Kampanye Kamala memancarkan karisma seorang jaksa. Ia dapat dengan cepat beralih dari senyum menawan ke persona kejaksaannya yang diinterogasi tanpa henti dan memotong jawaban.
Publik diingatkan kembali pada sidang Capitol Hill di Rusia di mana Kamala menunjukkan pertanyaan tajamnya pada tahun 2017 terhadap jaksa agung Jeff Sessions.
"Aku tidak bisa diburu secepat ini! Itu membuatku gugup," jawab Sesi yang kesal karena merasa terpojok.
Namun sebenarnya Kamala juga pernah berdebat keras dengan Biden selama debat Demokrat pertama. Ia menghantam Biden atas penentangannya terhadap program bus tahun 1970-an yang memaksa integrasi sekolah-sekolah terpisah.
"Ada seorang gadis kecil di California yang merupakan bagian dari kelas dua yang mengintegrasikan sekolah umum, dan dia naik bus ke sekolah setiap hari," katanya. "Dan gadis kecil itu adalah aku."
Selama debatnya melawan Wakil Presiden Mike Pence, Kamala mengangkat tangannya saat dia mencoba menyela.
"Tuan Wakil Presiden, saya sedang berbicara. Saya sedang berbicara," katanya dengan tatapan tajam, membungkam Pence. (Oce Satria)
Kamala Harris di Wikipedia