Mengapa FB dan IG "Baperan" dengan Habibana?
TanjakNews.com, Pekanbaru -- Kepulangan Sang Imam Besar Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke tanah air, Selasa 10 November 2020 dinanti dengan gempita tidak saja di dunia nyata. Jutaan pengagum, pengikut dan bahkan mereka yang anti Habibana (sebutan populer HRS saat ini) di dunia maya juga tak kalah massifnya. Mereka saling mengutarakan keterharuan dan kebahagiaan atas kepulangan pemimpin Front Pembela islam tersebut kembali ke tanah air.
Namun, banyak warganet terutama pemilik akun Facebook dan Instagram (keduanya milik Mark Zuckerberg) terjungkal gara-gara membuat postingan dengan menyebut nama habib Rizieq atau menupload video Habib Rizieq. Tak ayal facebuker pun berhati-hati untuk tidak menuliskan nama Habib Rizieq di postingan mereka.
Begitupun video-video tentang Habib. Pengalaman sejak tiga tahun terakhir menunjukkan, tindakan itu akan berujung dikepretnya akun, biasanya disetrap tak bisa memosting status dan berkomentar di FB. Kalau melanggar ketentuan, algoritma biasanya langsung bekerja untuk menindak.
Pada 2018 silam massa FPI pernah mendemo Facebook karena ada akun-akun yang diblokir. Jubir FPI Slamet Maarif mengatakan mayoritas akun yang diblokir adalah akun pribadi.
Dikutip dari detikcom, dia menyebut nama imam besar FPI Habib Rizieq Syihab dan Sekjen FUI Al-Khaththath juga diblokir. Selain itu, akun FPI dan beberapa akun lain, termasuk akun Presidium Alumni 212, diblok.
"Kebanyakan akun pribadi. Kalau dari ormas kan FPI dan pejuangnya kena semua, termasuk akun 212 kena. Kalau pribadi, akun Habib Rizieq, Kiai Khaththath, saya pribadi ada 2 akun FB saya diblokir. Sampai sekarang tidak bisa dibuka," kata Slamet di depan kantor Facebook, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Saat itu manajemen Facebook memberi pernyataan:"Kami ingin agar semua orang yang menggunakan Facebook merasa aman dan nyaman saat mereka berbagi cerita maupun berhubungan dengan teman dan keluarganya. Kami terbuka apabila Facebook digunakan untuk berdiskusi mengenai beragam topik dan gagasan serta meningkatkan kesadaran akan isu yang penting bagi masyarakat. Namun kami akan menghapus konten yang melanggar Standar Komunitas yang telah ditetapkan. Standar Komunitas kami dibuat untuk mencegah adanya organisasi atau individu yang menyerukan ujaran kebencian atau kekerasan terhadap pihak lain yang memiliki pandangan berbeda dengan mereka."
Meski begitu pihak FPI mengakui bahwa Facebook memang memiliki andil dalam dakwah. Slamet Maarif mengatakan, Facebook punya pengaruh besar terhadap FPI. Sebab, FB juga dijadikan sebagai media dakwah FPI kepada seluruh umat Islam.
"Karena bagiamanapun saya akui, kami akui ada andil besar FB terhadap dakwah kita. Kita masih membutuhkan FB bagi dakwah kita," kata Slamet.
Unggul Sagena, Head of Access to Information Online SAFEnet, mengungkapkan bahwa penyensoran yang tidak jelas ini jelas berbahaya. Menurut Unggul, atas kepemilikan Facebook, WhatsApp, dan Instagram, Zuckerberg menggenggam "80 persen arus informasi di media sosial".
Bagaimana respons Facebook?
“Selain dari apa yang sudah disampaikan oleh sistem kami bahwa postingannya melanggar Standar Komunitas kami? Tidak ada,” kata Putri Dewanti, Communication Lead Facebook Indonesia, ketika dimintai konfirmasi soal pemblokiran. Ketika disinggung apakah terdapat permintaan dari pemerintah Indonesia terkait sensor, dengan tegas Putri pun menjawab "tidak ada".
Beberapa waktu lalu Ted Cruz, politikus Partai Republikan di AS mencecar Zuck atas sensor terhadap banyak unggahan konservatif. Ia bahkan bertanya apakah Zuck memeriksa afiliasi politik dan bias para peninjau konten Facebook.
“Saya pikir Anda setuju bahwa kami harus menghapus konten-konten tentang propaganda terorisme,” sang juragan Facebook itu menjawab dengan nada formal.
Di Instagram pun sami mawon. Instagram pernah menanggapi pemblokiran dua foto Rizieq Shihab yang dialami oleh sejumlah penggunanya. Instagram mengatakan pihaknya pasti akan menghapus konten yang melanggar Pedoman Komunitas.
"Instagram terbuka untuk orang berdiskusi mengenai beragam topik dan gagasan serta meningkatkan kesadaran akan isu yang penting bagi masyarakat, namun kami akan menghapus konten yang melanggar Pedoman Komunitas yang telah ditetapkan," kata juru bicara Instagram. (Oce Satria)