Pajaknya Dipersoalkan MA, Trump Marah-Marah
TanjakNews.com, New York -- Senin (22/2/2021), Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan mantan akuntan Presiden Donald Trump untuk merilis catatan keuangan dan pajak kepada jaksa di New York.
Menanggapi soal mengejutkan tersebut, mantan presiden itu menanggapi dalam pernyataan yang panjang. Ia menyebut keputusan itu kelanjutan dari perburuan "penyihir politik" terbesar dalam sejarah Amerika.
"Investigasi ini adalah kelanjutan dari Perburuan Penyihir politik terbesar dalam sejarah negara kita. Apakah itu tipuan Mueller $32 juta yang tidak pernah berakhir, yang sudah menyelidiki segala sesuatu yang mungkin bisa diselidiki," sebutnya.
Jadi sekarang, menurut Trump, selama lebih dari dua tahun, New York telah melihat hampir setiap transaksi yang pernah ia lakukan, termasuk mencari pengembalian pajak yang dilakukan oleh salah satu firma hukum dan akuntansi terbesar dan paling bergengsi di AS yaitu The Tea Party dulu diperlakukan jauh lebih baik oleh IRS daripada Donald Trump.
"Mahkamah Agung seharusnya tidak membiarkan “ekspedisi memancing” ini terjadi, tetapi mereka melakukannya. Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi pada seorang presiden sebelumnya. Semuanya diinspirasi oleh Demokrat di lokasi yang sepenuhnya Demokrat, Kota dan Negara Bagian New York. Sepenuhnya dikendalikan dan didominasi oleh musuh saya yang dilaporkan, Gubernur Andrew Cuomo. Ini adalah serangan oleh Demokrat yang bersedia melakukan apa saja untuk menghentikan hampir 75 juta orang (suara terbanyak, sejauh ini, yang pernah didapat oleh presiden yang sedang duduk) yang memilih saya dalam pemilihan — sebuah pemilihan yang banyak orang, dan para ahli, rasakan itu saya menang!" kata Trump jengkel.
Ia menila ini adalah fenomena baru jaksa yang berusaha menjatuhkan lawan politiknya dengan menggunakan hukum sebagai senjata dan merupakan ancaman bagi fondasi kebebasan.
Ia menyimpullan, Itulah yang dilakukan di negara dunia ketiga. Lebih buruk lagi adalah mereka yang mencalonkan diri sebagai kejaksaan atau kejaksaan di negara bagian paling kiri dan yurisdiksi berjanji untuk mengalahkan lawan politik.
"Itu fasisme, bukan keadilan — dan itulah yang mereka coba lakukan terhadap saya, kecuali bahwa orang-orang di negara kita tidak akan mendukungnya," ucapnya..
Sementara itu, kata Trump pembunuhan dan kejahatan dengan kekerasan meningkat di New York City dengan jumlah rekor, dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
"Pejabat terpilih kami tidak peduli. Yang mereka fokuskan hanyalah penganiayaan terhadap Presiden Donald J. Trump!" gerutu mantan presiden yang terkenal reaksioner itu.
Ia bertekad akan terus berjuang, seperti yang ia klaim, ia lakukan, selama lima tahun terakhir.
"bahkan sebelum saya berhasil terpilih, terlepas dari semua kejahatan pemilu yang dilakukan terhadap saya. Kita akan menang!" pungkas Trump.
Sebelumnya Trump disebut tidak membayar pajak penghasilan selama 10 tahun. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan investigasi yang ditulis New York Times. Beberapa fakta terungkap dalam laporan tersebut.
Trump sendiri menyebut dirinya sebagai miliarder. Sementara New York Times melaporkan Trump bisa mengklaim itu karena tidak bayar pajak.
Menurut New York Times, Trump hanya membayar 750 dolar atau sekitar Rp11 juta pajak penghasilan federal tahun 2016 dan 2017. Di luar itu, tidak ada sama sekali yang dibayarkan dalam 10 tahun dari 15 tahun pajak. (*)
Grant Benson/Oce
breaking911.com