Muchtar Pakpahan, Pejuang itu Telah Pergi....
Catatan: Deddy Yevri Sitorus
DALAM perjalanan hidup saya sebagai aktivitis mahasiswa dan prodem, ada tiga orang yang sangat berpengaruh dalam pikiran dan tindakan saya yaitu; almarhum Asmara Nababan (eks Sekjen KOMNAS HAM), almarhum DR. Adnan Buyung Nasution (Ketua YLBHI) dan terakhir yg baru saja berpulang DR. Muchtar Pakpahan.
Saya mengenal Bang Muchtar awalnya sebagai aktivis GMKI lalu intens ketika beliau mulai menggagas Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). SBSI adalah ujung tombak para aktivis perburuhan saat itu untuk melawan rezim Soeharto, melengkapi berbagai kelompok dan organisasi yang dibentuk para aktivis pergerakan seperti serikat-serikat petani, nelayan, jurnalis, mahasiswa hingga “partai politik” seperti PRD.
Saya mengenal Bang Muchtar sebagai seorang intelektual aktivis yang sederhana, rendah hati, cerdas, gigih, tidak punya urat takut dan pembelajar yang tangguh. Dia seorang dosen, pengacara hingga akhirnya memutuskan menjadi aktivis perburuhan karena muak dengan kekejaman Orde Baru terhadap kaum buruh.
Ketika awal membangun SBSI setiap kali turun ke daerah, almarhum selalu menggunakan bis/angkutan umum dan seringkali tidur di terminal bis untuk menunggu kendaraan... Waktu itu mana ada aktivis punya atau sanggup mencarter mobil.
Selama bertahun-tahun, setiap kali ke Jakarta saya selalu menumpang menginap di kantornya di sebelah Pasar Burung Pramuka. Dan dari sana pula saya mulai berkenalan intens dengan banyak tokoh nasional seperti almarhum Gus Dur, HJC. Princen, George Aditjondro, Arif Budiman, Mulyana Kusumah, dan lain-lain. Bisa dikatakan bahwa Bang Muchtar adalah mentor saya yang pertama hingga kemudian saya memutuskan menjadi aktivis LSM dan berkenalan dengan Bang Asmara Nababan.
Dan tadi malam, Prof. DR. Muchtar Pakpahan, SH. MA. Sang Petarung itu telah kembali ke hadapan Sang Pencipta. Saya tidak menyangka secepat itu dan lalai bahwa ternyata pesan WA yang dikirimkannya tanggal 2 Maret itu adalah pemberitahuan bahwa dirinya menderita kanker dan sedang dirawat. Sungguh menyesal tidak berkesempatan membalas WA apalagi membesuk ke rumah sakit karena saat itu mendekati reses.
Selamat jalan Bang Muchtar.
![]() |
Foto ini diambil menjelang akhir 90-an di Sidney, saat menghadiri Kongres Serikat Buruh Australia bersama Bang Rekson Silaban. |