Jerman Kirim Kapal Perang ke Laut Cina Selatan
![]() |
kapal Frigat F217 Bayern |
TanjakNews.com, Berlin --Angkatan Laut Jerman telah memberangkatkan kapal perangnya menuju kawasan Laut Cina Selatan. Dikutip dari abs-cbn.com, kapal Frigat F217 Bayern membawa 232 personel bertolak dari Pelabuhan Wilhelmshaven, di utara Jerman pada Senin (2/8/2021) lalu.
Frigat berbobot penuh 4.490 ton ini tidak melintasi Terusan Suez, melainkan akan mengitari Tanjung Harapan di Afrika Selatan, lantaran kapal perang ini juga akan ikut ambil bagian dalam misi anti-pembajakan di Afrika Timur.
Sebenarnya informasi beredar sejak Maret lalu menyebutkan kapal perang yang akan diberangkatkan adalah Frigat F220 Hamburg (Sachen Class). Namun ternyata Frigat F217 Bayern dari Brandenburg Class.
Dkabarkan, misi operasi F217 Bayern dijadwalkan selama enam bulan dan akan singgah di Singapura, Korea Selatan dan Australia.
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dalam pernyataannya menyebut, bahwa Jerman akan membela nilai-nilai dan kepentingan bersama dengan mitra serta sekutu.
“Bagi mitra kami di Indo Pasifik, adalah kenyataan bahwa rute laut tidak lagi terbuka dan aman, dan klaim wilayah harus didasarkan pada hukum laut yang sah,” ujar Annegret Kramp.
Namun Kramp-Karrenbauer bersikeras misi ini tidak ditujukan terhadap negara tertentu, dan mencatat bahwa Jerman telah menawarkan untuk mengunjungi pelabuhan Cina guna mempertahankan dialog dengan Beijing. Para pejabat di Berlin mengatakan AL Jerman akan tetap berpegang pada rute perdagangan umum. Frigat itu juga diperkirakan tidak akan berlayar melalui Selat Taiwan.
Meski begitu, Berlin telah memperjelas misi tersebut untuk menekankan fakta bahwa Jerman tidak menerima klaim teritorial Cina, khususnya di Laut Cina Selatan. Seperti diketahui, Cina mengklaim hampir semua wilahyah di LCS, dan secara langsung bersinggungan dengan kepentingan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Jerman, sebagai sekutu utama AS, biasanya enggan mengambil peran militer di panggung internasional, dan sering mendesak hubungan yang tidak terlalu konfrontatif dengan Beijing. Namun nada Berlin terhadap Beijing berubah, dengan kesepakatan investasi yang ditandatangani pada tahun 2020 ditangguhkan, dan pedoman baru pemerintah Jerman yang diterbitkan pada tahun 2020 untuk memperkuat hubungan dengan mitra Asia Tenggara.
Pada bulan Maret, Uni Eropa juga memberikan sanksi kepada empat pejabat Cina atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang, Cina bagian barat. Tetapi hubungan ekonomi terbesar Eropa dengan Beijing juga diperumit oleh ikatan bisnis yang kuat dengan Cina. Produsen mobil terbesar Jerman Volkswagen beroperasi di Provinsi Xinjiang. [Oce/Indomiliter]