News Breaking
Live
update

Breaking News

Wanita Telik Sandi Kerajaan Mataram: Nyimas Utari Sanjaya Ningrum

Wanita Telik Sandi Kerajaan Mataram: Nyimas Utari Sanjaya Ningrum



tanjakNews.com -- Namanya, Nyimas Utari Sanjaya Ningrum atau Nyimas Utari Sandijayaningsih. Dia adalah agen intelijen Kerajaan Mataram yang diberi tugas oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo untuk membunuh Gubernur Jenderal VOC pertama, Jans Pieterzoon Coen dalam Perang Batavia II. 

Grup intelijen telik sandi Mataram ini diberi nama "Dom Sumuruping Banyu" (Jarum yang Dimasukan Air).

Infiltrasi telik sandi Mataram ke Batavia sudah dirancang sejak 1627. Dengan mengerahkan orang-orang Tumenggung Kertiwongso dari Tegal, dan dikomandani Raden Bagus Wonoboyo. 

Mereka menjadikan bantaran Kali Sunter di Tapos (sekarang masuk Depok) sebagai basis.  

Untuk melengkapi kerja-kerja rahasia tersebut, Raden Bagus Wonoboyo dibantu  putrinya, seorang telik sandi mumpuni Mataram bernama Nyimas Utari.  Grup ini bergabung dengan agen telik sandi asal Samudera Pasai, bernama Mahmuddin, atau nama sandinya "Wong Agung Aceh".

Keduanya berhasil menembus akses Benteng VOC di Batavia dengan kamuflase sebagai pebisnis kapal dagang yang disewa VOC untuk mengangkut meriam dari Madagaskar. Karenanya mereka lantas dipercaya Janz Pieterzoon-Coen sebagai mitra bisnis VOC. Begitu dekatnya, hingga mereka memiliki akses ke kastil dan bergaul dengan Eva Ment, isteri Coen, dan anak-anaknya.

Pada 1629, balatentara Mataram menyerbu Batavia. Di tengah kekacauan dan kepanikan itu, Nyimas Utari berhasil membunuh Eva dan anak-anaknya dengan racun lewat minuman.

Sedangkan suaminya,  Mahmuddin berhasil menyelinap ke ruangan Coen dan membunuhnya. Sambil membawa kepala Coen, Mahmuddin dan Nyimas Utari diloloskan pasukan penyelundup Mataram dari dalam benteng VOC. 

Namun, saat pelarian tersebut mereka dihujani tembakan meriam yang menewaskan Nyimas Utari. Mahmuddin membopong jasad istrinya hingga wilayah Desa Keramat, tempat dia dimakamkan (kini makamnya berada di Desa Kramat, Jalan Raya Tapos, Tapos, Depok).

Selanjutnya, kepala Coen diambil oleh Raden Bagus Wonoboyo. Secara estafet, kepala itu dibawa lewat jalur Pantai Utara oleh kesatuan tentara Mataram di bawah komandan Tumenggung Surotani. 

Sultan Agung memerintahkan untuk menanam kepala itu di baris ke-716 tangga menuju makam raja-raja Jawa di Imogiri.  

Kendati kematian Coen terkesan mendadak, namun secara resmi kalangan sejarawan Belanda meyakini kematiannya adalah karena penyakit kolera. 

Menurut H.J. De Graaf dalam buku Puncak Kekuasaan Mataram tertulis :  

"Pada 17 September 1629, Coen masih terlihat segar bugar saat memeriksa kesiapsiagaan tentaranya untuk mempertahankan Batavia. Tetapi pada 20 September malam dia mendadak jatuh sakit dan sekitar jam satu malam dia meninggal dunia."

Versi Belanda juga menyebut jasad Coen kemudian dimakamkan di Balai Kota (kini Museum Sejarah DKI di Taman Fatahillah) dan kemudian dipindahkan ke de Oude Hollandsche Kerk (Gereja Tua Belanda yang kini menjadi Museum Wayang). 

Tetapi para arkeolog Belanda justru memastikan bahwa di makam itu tidak ditemukan jasad berupa tulang belulang saat mereka melakukan penggalian pada 1939. 

Jadi  dimana  kerangkanya dimakamkan?
Benarkah kepalanya memang telah dibawa ke Mataram ?  
Wallahualam

==============================
Keterangan gambar hanya hiasan

Gambar diambil dari film Sultan Agung, yang menggambarkan tokoh Lembayung yang juga berjuang saat serangan ke kastil Batavia. Sepintas mirip tokoh Nyi Mas Utari. 
Meski tokoh Lembayung dalam film ini hanya fiktif/tokoh tambahan.

Dari Grup Fb Sejarah Jogyakarta

Tags