Produk Sampingan Plastik Ditemukan dalam Darah dan Urine 97 Persen Anak
tanjakNews.com, INFO KESEHATAN --Virus yang menyebabkan muntah dan diare dapat tetap menular di air dengan menempel pada mikroplastik.
Simpulan itu disampaikan dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution.
Dilansir dari Newsweek, Senin (27/6/2022), mikroplastik, yang disebut panjangnya kurang dari 5mm, umumnya ditemukan di air tawar dan air laut karena meluasnya pencemaran plastik. Sebelas juta metrik ton sampah plastik diperkirakan masuk ke laut setiap tahun. Potongan plastik yang lebih besar secara mekanis dipecah menjadi partikel mikroplastik.
"Mikroplastik ini kemudian masuk ke makanan kita, air keran, air kemasan, bir, dan bahkan udara yang kita hirup. Satu penelitian di Jerman bahkan menemukan bahwa antara 2014 dan 2017, produk sampingan plastik ditemukan dalam darah dan urin dari 97 persen anak-anak yang diuji," kata Deutsche Welle.
Mikroplastik dengan cepat ditempati oleh bakteri dan virus, yang telah lama dihipotesiskan bertahan lebih lama dan bergerak lebih jauh daripada mikroorganisme yang mengambang bebas.
“Kami menemukan bahwa virus dapat menempel pada mikroplastik dan itu memungkinkan mereka bertahan di air selama tiga hari, mungkin lebih lama,” ucap Richard Quilliam, peneliti utama proyek di Universitas Stirling Inggris, mengatakan kepada The Guardian.
"Kami tidak yakin seberapa baik virus dapat bertahan hidup dengan 'menumpang' pada plastik di lingkungan, tetapi mereka bertahan dan tetap menular," katanya.
Dalam studi terbaru, para peneliti menggunakan dua spesies model virus dan mengukur bagaimana mereka terikat pada pelet mikroplastik dalam tiga jenis air yang berbeda: air permukaan yang disaring dan tidak disaring, dan air permukaan dengan nutrisi tambahan. Dua spesies model adalah rotavirus (RV) SA11—virus saluran cerna manusia—dan virus bakteriofag Phi6.
Rotavirus tidak memiliki selubung protein dan lipid yang disebut amplop, sedangkan bakteriofag memilikinya. Amplop ini memungkinkan virus berkembang biak di dalam sel tanpa merusaknya.
Para peneliti menemukan virus yang menumpang pada pelet mikroplastik lebih stabil dibandingkan dengan yang berada di air, mampu bertahan hingga tiga hari. Dengan mengikat permukaan mikroplastik, partikel virus terlindungi dari faktor-faktor seperti sinar ultraviolet yang biasanya akan membunuh mereka, terutama jika ada konsentrasi mikroplastik yang tinggi.
Virus tidak berselubung, termasuk norovirus, enterovirus, adenovirus, dan rhinovirus, biasanya lebih ganas, karena untuk meninggalkan sel mereka harus menghancurkannya. Patogen yang ditemukan dalam limbah, termasuk bakteri E. coli, sebelumnya telah ditemukan oleh kelompok penelitian yang sama pada potongan-potongan kecil sampah plastik yang terdampar di pantai Skotlandia.
Kedua penemuan ini dapat memiliki implikasi luas bagi kesehatan manusia di seluruh dunia, dengan virus dan bakteri berbahaya dapat melakukan perjalanan melintasi lautan tanpa pembawa manusia.
"Pemulihan kedua model virus yang digunakan dalam penelitian ini menekankan potensi polusi plastik untuk bertindak sebagai jalur baru untuk penyebaran virus dan persistensi di lingkungan," kata penelitian tersebut.
Editor: Oce Satria