News Breaking
Live
update

Breaking News

Kabar Duka, Tokoh Riau Prof Dr Tabrani Rab Tutup Usia

Kabar Duka, Tokoh Riau Prof Dr Tabrani Rab Tutup Usia





tanjakNews.com, PEKANBARU,  - Tokoh Riau, Prof Dr Tabrani Rab dikabarkan wafat Minggu (14/8/2022) malam pukul 19.46 WIB di Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru. 

Kabar duka tersebut dilansir dari akun Facebook putri almarhum, Susiana Tabrani pukul 20.30 WIB.

"Innalillahi Wa'inna ilaihiroji'un, telah berpulang ke ranhmatullah, Prof. Dr. dr. Tabrani Rab, Sp.P pada pukul 19.46 WIB di Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru. Semoga arwahnya diterima dan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt, diterima segala amal ibadahnya, diampunkan segala dosanya, dihindarkan dari azab kubur, dilapangkan,  diterangkan dan dijadikan kuburannya laksana taman surga dan dimasukkan ke dalam surga Firdaus. Aamiin Ya Robbal Alamin," tulis   Susiana Tabrani  pada postingan tersebut.

Susiana menyebutkan, almarhum akan disemayamkan di rumah Dr. dr. Susiana Tabrani,  di Perumahan The Sentosa Gobah blok A11, Jl Dwikora, Sukamaju, Sail, Pekanbaru.

Tokoh berusia 81 tahun itu tak lagi dapat beraktivitas seperti biasa sejak terserang stroke pada tahun 2014.

"Sudah tujuh tahun ayahanda di rumah kami, Terjaga baik dengan segenap cinta.. Alhamdulillah," ungkap Susiana, tahun lalu saat Prof Dr Tabrani Rab berulang tahun yang ke-80.




Profil Prof. dr. Tabrani Rab

Dikutip dari laman tabranirab.com, disebutkan, Prof. dr. Tabrani Rab adalah seorang anak asli Riau. Ibunya, Zaenab binti Syukri asal Bagansiapiapi, dan ayahnya,  Abdurrab bin Said dari Siak Sri Indrapura. Prof. dr. Tabrani Rab dilahirkan di Bagansiapiapi 30 September 1941.

Pada tahun 1967 Tabrani Rab dipanggil oleh Gubernur Arifin Ahmad ke Pekanbaru untuk membantu dalam membangun Riau. Semasa kuliah Prof. Tabrani adalah seorang aktivis juga ketua HMI. Ia waktu itu baru saja menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Padjajaran Bandung. 

Di Pekanbaru Tabrani menjadi tenaga pengajar di Universitas Riau. Dan menempati rumah dinasnya di Jl Pattimura No 1 Pekanbaru. 

Keprihatinannya melihat kondisi masyarakat miskin di provinsi yang kaya sumber daya alam ini, membuatnya ingin mendirikan lembaga pendidikan. Hasil diskusinya dengan  Soeman HS dan Arifin Ahmad  disarankan untuk mendirikan yayasan.

Tabrani Rab mendirikan Rumah Sakit Paru di Jl Jenderal Sudirman No. 410 dan pada tahun 1979 mendirikan Rumah Sakit Tabrani II di Jl  Riau Ujung No. 73.  Namun Rumah Sakit Tabrani II belum berfungsi maksimal sehingga tahun 1994 didirikanlah lembaga pendidikan pertama kali yaitu SMK Analis.

SMK Analis ini didirikan juga karena keprihatinan Prof. Tabrani terhadap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan di Laboratorium di puskesmas dan rumah sakit yang banyak diisi oleh tenaga tamatan SMA dan tidak layak. 

Pada tahun 1994 ia juga mendirikan Akademi Keperawatan, Kampus, dan sekolah ini berlokasi di Jl Riau Ujung No. 73 yang semula Rumah Sakit Tabrani II dijadikan kampus dan institusi pendidikan.

Sejak tahun 1996, ia disertai oleh putrinya, Susiana Tabrani yang baru menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Sumatera Utara terus mengembangkan lembaga pendidikan sehingga lahirlah pada tahun tahun berikutnya, akademi analis farmasi dan makanan, akademi fisioterapi, akademi kebidanan, akademi analis kesehatan. 

Pada tahun 2005, institusi kesehatan memiliki izin menjadi universitas. Diberi nama Universitas Abdurrab. Universitas Abdurab terdiri atas Fakultas Tekhnik. Fisipol. Fakultas Psikologi. Fakultas Ilmu Kesehatan.

Pada tahun 2008, akhirnya cita cita Prof. Tabrani Rab tercapai, yaitu memperoleh izin Fakultas Kedokteran Dikti.


Presiden Riau Merdeka

Pada masa awal Reformasi, muncul berbagai gerakan di Indonesia yang menuntut Pemerintah Pusat untuk adil atas apa telah daerah berikan selama ini. 

Tak terkecuali Provinsi Riau. Pada 15 Maret 1999, tokoh Riau, Profesor Tabrani Rab, bersama-sama elemen masyarakat Melayu Riau lainnya, mendeklarasikan Gerakan Riau Merdeka. Tabrani Rab didapuk jadi presidennya.

Ada cerita yang tak banyak diketahui warga Riau, pada masa-masa awal gerakan tersebut dideklarasikan oleh Tabrani Rab, seperti ditulis kumparan.com 2019 silam. 

Usai deklarasi, Tabrani Rab didatangi sejumlah kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Tak tanggung-tanggung, mereka yang datang itu pangkatnya sudah panglima, bukan lagi prajurit atau perwira.

Adik kandung Tabrani Rab, Edy Saputra Rab menceritakan, para kombatan GAM itu mendatangi Tabrani guna menawarkan senjata api langsung dari Libya. 

"Dulu saat Tabrani Rab masih sehat, saya didatangi Panglima GAM dari Libya tahun 1999, kami ditawari senjata," kenang Edy,

Namun, Edy menuturkan, antara Gerakan Riau Merdeka dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memiliki perbedaan dalam menuntut dan menentang kebijakan Pemerintah Pusat yang dirasa tak adil. 

Riau, jelasnya, selama ini hanya melalui jalur diplomasi. Sedangkan Aceh sudah menempuh jalur peperangan melalui GAM hingga berakhir di Perjanjian Helsinki.

Penawaran senjata api dari Libya tersebut, kata Edy, terjadi saat malam hari. Tabrani Rab, ceritanya, secara tegas menolak pemberian senjata tersebut.

Sebab, yang dituntut Gerakan Riau Merdeka kala itu hanyalah penghapusan penjajahan Pemerintah Pusat atas daerah. Termasuk di dalamnya ketidakadilan yang diterima provinsi penghasil minyak terbesar untuk Indonesia sejak merdeka, 1945. 

Selain menawarkan senjata, pemuda Libya yang disebut Edy berwibawa ini juga berpesan agar ia menjaga Tabrani, sebab dokter itu sosok tegas dan berani.



"Pak Edy harus jaga profesor, ia (Tabrani) orang kami sayangi dan hormati. Jangan biarkan ada orang mengganggu dia," ujar Edy menirukan ucapan pemuda tersebut.

Setelah itu, Edy menemani pemuda Libya ini ke Singapura. Sejak itu, ia tidak lagi berjumpa hingga mendapat kabar pemuda tersebut tewas tertembak saat baku tembak antara GAM dan TNI.

Edy sendiri saat ini sedang melanjutkan perjuangan sang kakak. Hanya, ia nama gerakannya berbeda, yakni Riau Berdaulat, sedangkan sang kakak merupakan pejuang Riau Merdeka.

"Dulu Riau Merdeka tapi tak jadi, diganti jadi Riau berdaulat. Dulu ketuanya Syarwan Hamid, lalu dia menyerahkan ke saya karena merasa sudah tua. Riau Berdaulat memang tidak sekeras Riau Merdeka, tapi tujuannya sama," tutupnya.

Deklarasi Gerakan Riau Merdeka yang dilakukan oleh Prof Tabrani Rab, 15 Maret 1999, membuat sang tokoh tersebut dalam posisi terancam. 

Presiden Riau Merdeka tersebut kemudian disembunyikan oleh para mahasiswa dan Pemuda saat isu Riau Merdeka menggemparkan Pemerintahan Republik Indonesia kala itu dipimpin BJ Habibie.

Peneliti Riau Merdeka, Ronny Basista mengatakan, penyembunyian tersebut dilakukan oleh para tokoh Riau Merdeka yang terdiri dari tokoh masyarakat dan mahasiswa pada tahun 1999.

Upaya menyembunyikan pendiri kampus Universitas Abdurrab tersebut, dilakukan setelah Tabrani Rab melakukan proklamasi kemerdekaan yang dihadiri oleh sejumlah tokoh di Riau 

"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka Tabrani disembunyikan, namun pemerintah tidak mengambil langkah untuk menculiknya karena dipandang tidak membahayakan keamanan negara," jelasnya, Minggu, 16 Juni 2019.

Diceritakan Ronny, pembacaan proklamasi didasari oleh adanya tuntutan dana bagi hasil migas 10 persen untuk Riau yang dipelopori oleh tokoh Riau Tabrani Rab. 

Saat itu, Presiden Habibie langsung membentuk tim untuk merancang UU otonomi daerah, namun saat tim belum menyelesaikan RUU, Tabrani sudah memproklamirkan Riau Merdeka pada 15 Maret 1999.

"Segera suasana saat itu tegang. Tabrani disembunyikan oleh para pendukungnya. Namun sikap tenang pemerintah pusat saat itu berhasil meredamnya," tuturnya.

Pun begitu, Menkopolkam saat itu Faisal Tanjung mengecam setiap bentuk upaya separatisme termasuk proklamasi Riau Merdeka dan mengancam akan melibas semuanya. 

"Makanya, saat itu para pejuang Riau Merdeka memilih untuk menyembunyikan Tabrani Rab," imbuhnya.

Sementara anak jati Riau yang menjadi menteri dalam negeri saat itu, Syarwan Hamid, mengatakan bahwa gerakan tersebut tidak berbahaya dan menganggap pembacaan proklamasi hanya sekedar membaca puisi.

Tags