Kurang Total, Belanda Minim Serangan
![]() |
Enner Valencia dari Ekuador mencetak gol saat melawan Belanda di Piala Dunia FIFA Qatar 2022, 25 November 2022. [Foto: Siphiwe Sibeko/REUTERS] |
tanjakNews.com, DOHA -- Equador berhasil menahan laju Belanda mendapat tiket mudah ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 setelah pada laga kedua Grup A di Khalifa International Stadium, Jumat (25/11/2022) malam WIB. Skor imbang 1-1.
Ekuador tampil lebih baik dari tim asuhan Louis van Gaal sepanjang 90 menit.
Belanda lebih sering dibombardir pertahanannya dan akhirnya kebobolan oleh Enner Valencia di menit ke-49.
Babak pertama menjadi milik Belanda berkat keunggulan satu gol yang dicetak oleh Cody Gakpo saat laga baru memasuki menit ke-6. Meskipun, Belanda kalah dari Ekuador berdasarkan permainan.
Permainan solid Ekuador itu akhirnya berbuah hasil di babak kedua. Enner Valencia berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-49.
Hasil seri ini sementara menempatkan Belanda dan Ekuador di posisi satu-dua. Kedua tim sama-sama mengoleksi empat poin dan sama-sama selisih golnya (3-1). Hasil imbang ini sekaligus memastikan tuan rumah Qatar jadi tim pertama yang angkat kaki dari Piala Dunia 2022. Sebelum duel Belanda vs Ekuador digelar, Qatar takluk 1-3 dari Senegal.
Materi pemain yang sebenarnya lebih baik daripada Ekuador gagal dimanfaatkan juga oleh Belanda. Penerapan strategi yang kurang tepat jadi salah satu faktornya.
Hanya Dua Tembakan
Belanda tercatat hanya melepaskan dua tembakan di laga ini. Jumlah tersebut jelas sangat kecil untuk tim yang dihuni pemain semacam Cody Gakpo, Memphis Depay, dan Steven Bergwijn.
Parahnya lagi, dua tendangan tersebut tercipta dari luar kotak penalti. Satunya tepat sasaran dan menjadi gol. Satunya lagi melambung jauh dari sasaran.
Belanda seperti tidak mengikuti jejak keganasan Ekuador. Selama dua babak, 15 tembakan dengan xG senilai 1,68 berhasil dibukukan.
Padahal Belnda dikenal dengan "Total Football" (Belanda: totaalvoetbal), yakni taktik permainan yang memungkinkan semua pemain bertukar posisi secara konstan sambil menekan pemain lawan yang menguasai bola. Dengan demikian taktik ini mengharuskan tim berisi para pemain yang mempunyai skill menyerang dan bertahan yang sama bagusnya
![]() |
Selebrasi sejumlah pemain timnas Ekuador usai Enner Valencia berhasil menjebol gawang Belanda (AP Photo/Natacha Pisarenko) |
Lama di Tengah, Tak Bergerak Maju
Masalah utama yang tampak di laga tersebut adalah distribusi bola Belanda yang mentok di tengah. Der Oranje terlalu lama memainkan bola sehingga Ekuador dengan mudah bertahan di belakang.
Sudahlah lama di tengah, Belanda sama sekali tidak bergerak maju. Ini yang menyebabkan tidak ada upaya tembakan dari dalam kotak penalti karena para pemain Belanda terhenti di lapangan tengah.
Entah memang bagian dari strategi atau tidak, yang pasti distribusi bola yang berputar-putar dan cenderung tanpa arah itu jadi bumerang sendiri terhadap Belanda.
Belanda turun dengan formasi tiga bek di laga ini. Sebagaimana konsep formasi dasar ini, dua wing back-nya harusnya outlet serangan.
Namun yang terjadi di lapangan tidak demikian. Belanda menetapkan strategi kebijakan yang bisa dibilang aneh karena penerapan non-overlapping wing back. Dua wing back tidak terlibat aktif menyerang.
Alhasil, masalah di nomor dua soal tidak ada pemain yang maju ke depan diperparah dengan non-overlapping wing back ini.
Hal paling positif yang bisa dipelajari laga ini adalah Gakpo yang sangat klinis. Gol yang dicetaknya itu berasal dari tembakan pertama dan satu-satunya yang dilepaskan Gakpo.
Hal yang sama terjadi di laga sebelumnya kontra Senegal. Gakpo juga hanya melepas satu tembakan yang menemui sasaran dan langsung berakhir gol.
Dengan kata lain, Gakpo sudah mencetak dua gol dari total dua tembakan yang keduanya tepat sasaran dalam dua pertandingan. Fantastis.
Pencipta Rekor
Pelajaran terakhir yang bisa dipetik berasal dari tim lawan, yaitu Enner Valencia. Golnya ke gawang Belanda memastikan Valencia jadi pemain keempat di Piala Dunia yang mencetak enam gol beruntun.
Bahkan, enam gol terakhir Ekuador di Piala Dunia dicetak seorang diri oleh pemain yang kini sudah berusia 33 tahun. Rekor itu adalah sambungan dari keikutsertaan Ekuador di edisi 2014 lalu.
Di laga ini, Enner juga jadi pemain yang paling banyak melepaskan tembakan. Ada lima tembakan dilakukannya dengan dua di antaranya tepat sasaran. (Bola.net)