Alam dan Tangan Seniman
Hasil bentukan alam itu selalu unik. Spesifik. Kreasi manusia sukar bisa menyamai. Meski memakai bantuan teknologi.
Paling dimirip-miripin. Walau kadang maksa. Seperti garis hitam putih untuk menyeberang. Zebra cross. Padahal bumi dan langit bedanya dengan loreng zebra. Aslinya loreng zebra itu, seperti sidik jari. Antara satu dan lainnya, tak ada yang persis.
Amat banyak hal yang tidak mampu dipecahkan oleh akal manusia di alam ini. Tak hanya hasil pemilu yang kadang tak masuk akal.
Contoh sederhana; sampai sekarang kita belum bisa menghitung luas lingkaran secara pas.
Sebab, konstanta "Pi" yang jadi ketetapan dalam rumus matematikannya, merupakan bilangan irasional. Angka 22/7 atau 3,14 adalah pembulatan.
Rekor jumlah digit bilangan Pi terbaru, sudah 100 triliun angka di belakang koma. Masih belum tuntas. Ternyata matematika pun mentolerir pemakluman.
Bagi yang lupa dengan "Pi" itu lho, lambang dalam rumus matematika sekilas tampak serupa Marina Bay Sand, Singapura dari jauh. Tapi, kakinya dua.
Terkait hasil bentukan alam, Gerai Gunalagi kali ini bercerita tentang gembol akar jati.
Gembol sebutan untuk bagian bawah yang tersisa dari penebangan pohon jati. Biasanya berjarak antara 30-50 dari tanah, serta bagian akar yang masuk ke dalam tanah.
Bagian terkokoh, sebab menjadi penopang pohon ketika hidup, dan akar yang merambat kian kemari sebagai penyuplai nutrisi. Gembol itu perpaduan antara kekuatan dan keindahan.
Sesuai spesialisasinya, Gerai Gunalagi tugasnya menjualkan.
Gembol akar jati yang memiliki keindahan itu disempurnakan oleh tangan-tangan seniman guna mengondisikan peruntukannya.
Dipoles. Dipotong presisi. Ditata. Agar keindahan bentukan alam itu memiliki nilai tambah. Diubah menjadi mebel. Meja, kursi, hiasan dinding, dsb.
Gerai Gunalagi terus memajangnya satu-satu. Semoga barang-barang itu bersua dengan peminatnya.
Hasil bentukan alam, tangan seniman memfungsikan, Gerai Gunalagi yang menjajakan.
![]() |
![]() |
(Gerai Gunalagi)