Talk Tourism with Ridwan Tulus
Oleh: All Amin
Apa itu pariwisata? Apakah sekadar pergi berlibur menikmati keindahan alam dengan beragam ornamennya. Mudik terkategori berwisata jugakah?
Pertanyaan di atas, serta segala hal serupa terkait wisata, jawaban esensialnya mesti dapat diurai oleh insan yang berada dalam dunia pariwisata. Para praktisi yang berkecimpung di ranah industri pariwisata.
Sebab, pemahaman yang dalam itu akan melahirkan aneka kreativitas yang dapat menghidupkan dan terus menyemarakkan industri pariwisata.
Ada ungkapan populer berbahasa Minang: Tiok lasuang ba ayam gadang. Ungkapan itu bertautan dengan: ka pai tampek batanyo, pulang tampek babarito.
Kekira pengertiannya: bahwa setiap area itu ada jagoannya. Di setiap gelanggang ada pendekarnya. Lazimnya sosok-sosok pendekar itu selalu dijadikan tempat bertanya. Sumber rujukan.
Di antara sosok pendekar tersohor dalam ranah pariwisata dari ranah minang tersebutlah nama Riwan Tulus.
Praktisi yang istikamah sepanjang beberapa dasawarsa mendedikasikan dirinya untuk pengembangan industri pariwisata. Sosok lokal bercita rasa internasional.
Saya termasuk yang bersepakat dengan ungkapan, ada satu hal yang tidak bisa dibeli oleh anak muda, yaitu pengalaman. Experience is the best teacher.
Bila hendak menceritakan pengalaman Ridwan Tulus dalam dunia pariwisata, bisa dibuat sepanjang lirik lagu Gesang. Aliran bengawan Solo.
Potongan-potongan cerita itu dapat menjadi referensi sahih bagi yang ingin memperdalam pengetahuan terkait seluk beluk dunia pariwisata. Satu kata kunci: pengetahuan yang dalam.
Mengawali karir dari seorang tour guide, lalu berbisnis di bidang operator travel. Mulai dari skala lokal, menjangkau domestik market, sampai membangun jaringan tour and travel lintas negara. Khatam.
Bukti pengakuan publik terhadap pengalaman dan dalamnya pengetahuan di dunia kunjung-mengunjungi ini, Ridwan Tulus sering diminta memberi kuliah umum dan sharing pengalaman di kampus-kampus ternama. Baik di dalam maupun di luar negeri. Wujud legitimasi dari kalangan akademisi.
Istilah-istilah populer dalam ranah pariwisata seperti: Green Tourism, Sumatra and Beyond, Forest Healing and Oceanic, dsb, terasosiasi dengan nama Ridwan Tulus.
Kini Sang Maesto ini--tak berlebihan bila disebut demikian--memilih melekatkan label Tour Design pada dirinya. Branding personalnya lebih cocok sebagai seorang kreator pariwisata. Mentor Kreator Pariwisata.
Talk Tourism Ridwan Tulus, merupakan sebuah program bincang-bincang tetang pariwisata bersama Ridwan Tulus. Menyelami seluk beluk pariwisata dari A sampai Z. Mengurai jeroannya. Mencemati pariwisata dari beragam perspektif.
Tujuan luhurnya, program ini diharapkan dapat melahirkan banyak insan-insan pariwisata muda yang tangguh, kreatif, dan mampu menciptakan produk-produk pariwisata yang hebat dan marketable. Pelaku wisatapreneur dapat tumbuh eksponensial.
Sebab pariwisata itu adalah gaya hidup paling tua, sekaligus peradaban masa depan. Industri prospektif, tak akan ada matinya.
Mengapa wisata merupakan gaya hidup paling tua?
Bukankan dulu, sebelum manusia tinggal menetap di suatu tempat, mereka hidup nomaden. Berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari penghidupan baru.
Sekarang, orang melakukan kunjungan wisata ke banyak daerah, guna mendapatkan pengalaman baru. Esensinya sama bukan?
Tentang ada yang bersepakat atau tidak dengan pendapat ini, silakan memperdebatkannya di Talk Tourism with Ridwan Tulus.
Dari perdebatan itu diharapkan dapat melahirkan perspektif baru tentang pariwisata.
Misalnya, sekarang mayoritas orang berfikir bahwa aset wisata itu hanya sebatas keindahan alam, keunikan budaya, beragam kuliner, dsb. Apalagi masih banyak yang menyimpulkan bahwa wisata selalu identik dengan seks bebas dan alkohol. That's absolutely wrong.
Dengan Talk Tourism Ridwan Tulus dapat terbuka pemikiran baru seperti: rupanya rasa takut pun bisa melahirkan produk pariwisata.
Argumentasinya ilmiah dan logis. Bahwa rasa takut dapat memicu hormon adrenalin. Serupa pengalaman naik roller coaster. Coba perhatikan, di mana ada tempat bermain, selalu ada rumah hantu. Pengunjungnya ramai. Cermati pula film-film bergenre horor. Selalu membludak penontonnya. Artinya, rasa takut bisa dikemas menjadi produk yang laku dijual.
Jadi, di antara alasan penting mengapa Anda mesti ikut nimbrung dan turut berbincang dalam program Talk Tourism with Ridwan Tulus, supaya mampu mengubah kawasan angker dan sunyi di ujung kampung menjadi destinasi wisata yang orang mengantre hendak berkunjung.
(All Amin | Perception Engineering)