News Breaking
Live
update

Breaking News

Tahun Lalu Perpustakaan Soeman HS Dikunjungi 219.316 Orang

Tahun Lalu Perpustakaan Soeman HS Dikunjungi 219.316 Orang



tanjakNews.com, PEKANBARU –  Jumlah pengunjung Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru terus meningkat. Sepanjang tahun 2024, jumlah pengunjung tercatat mencapai 219.316 orang, baik secara langsung maupun melalui layanan daring.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengungkapkan, sebagai ikon literasi di Riau, Perpustakaan Soeman HS terus berinovasi untuk menjadi lebih dari sekadar tempat membaca, tetapi juga ruang inspiratif bagi masyarakat dari berbagai kalangan. 

"Kami sangat menyambut baik antusiasme masyarakat. Perpustakaan Soeman HS terbuka bagi siapa saja, baik untuk membaca, meminjam buku, atau sekadar menikmati suasana literasi di sini," kata Mimi.

Sebagai pusat literasi dan edukasi, Perpustakaan Soeman HS menawarkan berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan pengunjung. 

Mulai dari layanan anak, Center of Excellence, BI Corner, Bilik Tenas Effendy, Digital Center, hingga layanan referensi dan ruang diskusi. Ada pula fasilitas khusus seperti Bilik KPK, Bilik Melayu, Bilik Difabel, ruang menyusui, serta komputer dan WiFi gratis.

Dengan fasilitas yang lengkap dan suasana yang nyaman, tak heran jika Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru kini semakin populer sebagai destinasi wisata edukasi. Tidak hanya menjadi tempat mencari referensi dan membaca buku, perpustakaan ini juga menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah, termasuk luar Riau.

Baru-baru ini, sebanyak 70 siswa dan 10 pembimbing dari SMK Negeri 1 Padang Panjang, Sumatera Barat, melakukan wisata literasi di perpustakaan ini.  Kemegahan dan keunikan gedung perpustakaan terbesar di Riau ini, sempat menjadi perhatian awal kedatangan mereka. 

Bangunan megah yang berdiri di Jalan Sudirman, Pekanbaru, ini menawarkan pengalaman literasi yang unik. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan memperkenalkan dunia usaha dan industri yang berkaitan dengan manajemen perkantoran dan layanan bisnis, tetapi juga untuk meningkatkan literasi para siswa.



"Kami berharap kunjungan ini dapat membuka wawasan siswa tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga pusat inspirasi, diskusi, dan eksplorasi ide," ujar Mimi. Jum'at (7/2/2025) lalu.

Untuk memberikan layanan terbaik, Perpustakaan Soeman HS beroperasi dengan jadwal Senin – Rabu: 08.00 – 16.00 WIB, Kamis – Jumat: 08.30 – 16.30 WIB, Sabtu: 08.00 – 15.00 WIB dan Minggu: 09.30 – 16.30 WIB. 


Sekilas Sejarah Perpustakaan Soeman HS

Pemerintah Provinsi Riau melakukan terobosan dengan memindahkan Perpustakaan Wilayah Provinsi Riau yang dulu berada di daerah Gobah, Kecamatan Sail ke lokasi baru di jalan Sudirman. Hanya saja belum memadai karena lokasi baru ini merupakan gedung anggota dewan bukan diperuntukan khusus untuk perpustakaan.

Lalu Gubernur saat itu Rusli Zainal menginisiasi pembangunan gedung baru perpustakaan yang sekarang dikenal dengan nama Perpustakaan Soeman HS. Nama Perpustakaan yang diresmikan oleh Wakil presiden Yusuf Kalla pada tahun 2008, diambil dari tokoh sastrawan nasional Angkatan Pujangga Baru Riau yang begitu fenomenal di kalangan masyarakat, bapak Soeman Hs.

Penggabungan aula yang sekarang diberi nama Aula Ismail Suko dan Aula Wan Ghalib dengan membangun gedung baru 5 (lima) lantai ditengahnya dan dipayungi dengan atap berbentuk rehal. Bangunannya merepresentasikan nilai-nilai budaya Melayu dan Islam.

Konsep dasar atap gedung berupa Rehal Al Quran, sebagai tempat untuk menyanjung kebesaran Sang Pencipta Allah subhanahu wa ta’ala, melalui perintahnya yaitu Iqro’ = bacalah.

Bangunan baru Gedung Perpustakaan Soeman HS 6 lantai ini dilapis dengan material kaca untuk memberikan kesan transparan/tembus pandang sehingga menarik perhatian setiap orang yang melewati bangunan ini. Pencahayaan alami dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk penerangan secara keseluruhan yang didukung dengan pemakaian material kaca disekeliling bangunan (curtain wall). Panas yang diakibatkan oleh sinar matahari langsung dikurangi dengan overstek atap yang cukup lebar, sehingga radiasi cahaya matahari langsung dapat dikurangi seminimal mungkin.

Konsep atap ini digunakan untuk menyatukan 3 elemen gedung bangunan lama menjadi satu kesatuan dan saling terhubung satu sama lain yaitu:

1. Bangunan Administrasi, ruang Kepala, aula Ismail Suko;
2. Bangunan perpustakaan baru 6 (enam) lantai;
3. Bangunan referensi, aula Wan Ghalib.

Bentuk kolom/tiang yang bercabang pada ujung atas bangunan sebagai simbol/metafora bentuk atap selembayung yang merupakan ornamen/elemen utama bangunan arsitektur melayu. Selembayung mempunyai bentuk seperti dua tangan menengadah yang melambangkan eratnya hubungan antara makhluk hidup dengan sang pencipta (Al – Khaliq).

Sedang, tiang-tiang utama yang secara struktural berfungsi sebagai penopang atap, mengambil konsep arsitektur dari rumah adat Melayu.

Guru Besar Arsitektur Universitas Filipina Jose Danilo A Silvestre mengatakan, desain perpustakaan Riau mencerminkan integrasi dua simbol, rehal atau alas membaca Al Quran di bagian atas dan simbol rumah-rumah Melayu. ”Ini menunjukkan ekspresi dan inovasi tinggi, yang berakar pada kebudayaan Melayu. Tidak murni tradisional karena ada unsur modernitas,” tuturnya.

Pada 2019 Perspustakaan Soeman HS berhasil mengalahkan  19 peserta dari delapan negara di Asia Tenggara dalam seleksi desain arsitektur yang mencerminkan identitas ASEAN. Perpustakaan Riau mendapatkan nilai total 580,1 dari delapan juri. Pemenang kedua, Hotel The Myat Mingalar di Myanmar, dengan nilai 577,7, sedangkan pemenang ketiga, Wika Leadership Center dari Indonesia, meraih nilai 574,9.

Juri dari Brunei, Haji Roslan bin Datu Hulubalang Haji Abdul Wahab menilai Perpustakaan Soeman HS memberi nafas baru terhadap gedung yang sudah ada dan diberi pemanfaatan baru. ”Semua unsur tersebut ditutup oleh satu atap berbentuk rehal itu,” katanya. (Mcr/Dispusip Pekanbaru)

Tags