Pekanbaru Tak Punya Masterplan Drainase
PEKANBARU -- Hujan lebat yang mengguyur Kota Pekanbaru dalam beberapa hari ini telah menjadi bencana yang tak terduga sebelumnya. Terparah hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru sejak pukul 03.30 WIB Jumat (6/12) dini hari hingga pagi telah menyebabkan titik banjir semakin bertambah. Simpang Tabek Gadang di Jalan HR Soebrantas Km 11.5 Panam merupakan kawasan terparah yang dilanda banjir. Luapan air hujan tidak tertampung oleh draenase utama di Jalan SM Amin sehingga air melup ke jalan dan rumah warga.
Dua kecamatan yang juga tergenang banjir adalah di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Sealain itu daerah banjir paling dalam berada di Keluran Rejosari dimana korban banjir mencapai 493 kelapa keluarga (KK). Sedangkan, Kelurahan Tangkerang Timur sejumlah rumah juga yang menjadi korban genangan banjir.
Di Kecamatan Rumbai Pesisir ketinggian banjir mencapai sekitar setengah meter yang menggenangi ratusan rumah. Sementara di Kampung Nelayan puluhan rumah juga ikut menjadi korban termasuk berbagai fasilsitas umum lainnya seperti masjid dan mushala.
Kondisi banjir terparah adalah perumahan Witayu yang menjadi langganan banjir setiap curang hujan meningkat. Di perumahan itu ada ratusan rumah tergenang, dan warga terpaksa mengungsi di tenda darurat.
Salah satu korban yang juga jadi langganan banjir adalah SMP Negeri 21 Pekanbaru di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru. Sudah sekian lama menjadi langganan banjir hingga mengganggu proses belajar mengajar, namun perhatian Pemko masih terlihat minim.
Makin parahnya kondisi Kota Bertuah saat musim penghujan hingga kini belum berhasil diatasi Wali Kota Firdaus MT. Pemko hanya baru bisa mendata jumlah titik banjir yang ada melalui Dinas Pekerjaan Umum. Diketahui saat ini ada sekitar 127 titik banjir di Kota Pekanbaru, yang ditangani hanya 58 titik. Dengan demikian, masih ada 69 titik banjir yang belum disentuh. Sedangkan data sementara di Adiminstrasi Umum Setda Pekanbaru, jumlah kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir sejak Jumat lalu tak tidak kurang dari 1.124 KK.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru, Azmi, salah satu penyebab terbesar yang menyebabkan banjir terjadi yakni pedagang yang berjualan di atas trotoar. “Mereka yang berjualan di atas trotoar pasti membuang sampah bekas dagangan ke parit. Itu yang membikin tersumbat dan ujung-ujungnya banjir," katanya
Namun Waki Ketua DPRD Kota Pekanbaru Dian Sukheri berpendapat lain. Menurutnya pangkal masalah terjadinya banjir saat ini adalah karena Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau belum duduk bersama mencarikan solusi bersama bagaimana master plan diupayakan.
“Masalah pokoknya karena tak adanya masterplan drainase di Pekanbaru. Saat ini puncak musim hujan, dimana sungai meluap, sementara materplan belum selesai,” ujar Dian.
Dalam APBD-P Tahun 2013 memang ada dialokasikan dana untuk program dari Dinas PU yakni membuat percontohan dan penataan infrastruktur drainase di Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Riau. Walaupun pelaksanaan pembangunan fisiknya dimulai 2014 mendatang. Anggaran sebesar Rp10 miliar disiapkan untuk penataan drainase di dua ruas jalan protokol di Kota Pekanbaru itu. Sementara banjir tak mau menunggu*3
foto:pekanbaru.co
Dua kecamatan yang juga tergenang banjir adalah di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Sealain itu daerah banjir paling dalam berada di Keluran Rejosari dimana korban banjir mencapai 493 kelapa keluarga (KK). Sedangkan, Kelurahan Tangkerang Timur sejumlah rumah juga yang menjadi korban genangan banjir.
Di Kecamatan Rumbai Pesisir ketinggian banjir mencapai sekitar setengah meter yang menggenangi ratusan rumah. Sementara di Kampung Nelayan puluhan rumah juga ikut menjadi korban termasuk berbagai fasilsitas umum lainnya seperti masjid dan mushala.
Kondisi banjir terparah adalah perumahan Witayu yang menjadi langganan banjir setiap curang hujan meningkat. Di perumahan itu ada ratusan rumah tergenang, dan warga terpaksa mengungsi di tenda darurat.
Salah satu korban yang juga jadi langganan banjir adalah SMP Negeri 21 Pekanbaru di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru. Sudah sekian lama menjadi langganan banjir hingga mengganggu proses belajar mengajar, namun perhatian Pemko masih terlihat minim.
Makin parahnya kondisi Kota Bertuah saat musim penghujan hingga kini belum berhasil diatasi Wali Kota Firdaus MT. Pemko hanya baru bisa mendata jumlah titik banjir yang ada melalui Dinas Pekerjaan Umum. Diketahui saat ini ada sekitar 127 titik banjir di Kota Pekanbaru, yang ditangani hanya 58 titik. Dengan demikian, masih ada 69 titik banjir yang belum disentuh. Sedangkan data sementara di Adiminstrasi Umum Setda Pekanbaru, jumlah kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir sejak Jumat lalu tak tidak kurang dari 1.124 KK.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru, Azmi, salah satu penyebab terbesar yang menyebabkan banjir terjadi yakni pedagang yang berjualan di atas trotoar. “Mereka yang berjualan di atas trotoar pasti membuang sampah bekas dagangan ke parit. Itu yang membikin tersumbat dan ujung-ujungnya banjir," katanya
Namun Waki Ketua DPRD Kota Pekanbaru Dian Sukheri berpendapat lain. Menurutnya pangkal masalah terjadinya banjir saat ini adalah karena Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau belum duduk bersama mencarikan solusi bersama bagaimana master plan diupayakan.
“Masalah pokoknya karena tak adanya masterplan drainase di Pekanbaru. Saat ini puncak musim hujan, dimana sungai meluap, sementara materplan belum selesai,” ujar Dian.
Dalam APBD-P Tahun 2013 memang ada dialokasikan dana untuk program dari Dinas PU yakni membuat percontohan dan penataan infrastruktur drainase di Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Riau. Walaupun pelaksanaan pembangunan fisiknya dimulai 2014 mendatang. Anggaran sebesar Rp10 miliar disiapkan untuk penataan drainase di dua ruas jalan protokol di Kota Pekanbaru itu. Sementara banjir tak mau menunggu*3
foto:pekanbaru.co