News Breaking
Live
update

Breaking News

Renovasi Masjid Raya Pekanbaru Terhenti, Pengurus Bingung

Renovasi Masjid Raya Pekanbaru Terhenti, Pengurus Bingung




MASJID Raya Pekanbaru adalah masjid tertua di Kota Pekanbaru. Sejak dibangun pada abag ke-18, tepat tahun 1762 hingga sekarang masih berdiri kokoh. Lokasinya di Jalan Senapelan, Kecamatan Senapelan.

Tercatat, masjid ini merupakan bukti Kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di Pekanbaru (Senapelan). Yaitu di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah sebagai Sultan Siak ke-4 dan diteruskan pada masa Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah sebagai Sultan Siak ke-5.

Pada Ramadan tahun 2015 ini, Masjid Raya Pekanbaru banyak dikunjungi masyarakat muslim, baik dari Pekanbaru, maupun dari luar daerah. Mereka datang untuk berwisata religi sekaligus berziarah ke makam Marhum Bukit dan Marhum Pekan sebagai pendiri Kota Pekanbaru.

Marhum Bukit adalah Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah yang memerintah tahun 1766-1780. Sekitar tahun 1775, ia memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780.


Satu Jus Satu Malam Selama Ramadan

Hal ini dijelaskan H Sarifudin Rahman, pengurus sekaligus Sekretaris Masjid Raya Pekanbaru. Katanya, pada bulan Ramadan masjid raya ini mengadakan salat tarawih 20 rakaat dan salat witir 3 rakaat. Setiap malamnya membaca satu juz Alquran.

Salat tarawih dan witir dipimpin imam dari Arab Saudi yakni Syaikh Dr Abdurrahman Awaji. Dia juga sebagai dosen di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

''Dari malam pertama Ramadan, kita mulai satu jus satu malam untuk bacaan ayat dalam salat tarawih dan witir. Sehingga pada malam terakhir nanti kita dapat mengkhatamkan Alquran,'' ujarnya

Masjid lain dapat menyelesai salat Tarawih sekitar pukul 21.00 WIB. Tapi kalau Masjid Raya Pekanbaru, kata Sarifudin, paling cepat jamaah tarawih dan witir menyelesaikan salat hingga pukul 23.00 WIB.

Pada malam ke-21 Ramadan, kegiatan di masjid ini usai salat tarawih dan witir dilanjutkan itikaf, tadarus, hingga salat tahajud menjelang subuh. Ini berlangsung sampai malam terakhir Ramadan.

''Mulai dari malam ke-21 hingga malam terakhir. Di sini para Jamaah usai melakukan salat tarawih dan witir, dilanjutkan dengan tadarus, menjelang masuk jam 12 malam, kita sambung salat tahajud berjamaah,'' tuturnya.

Tetap tanggal 7 Juli, pengurus masjid bersama masyarakat Pekanbaru mengadakan acara buka puasa bersama. Tak lupa mereka mengundang anak-anak yatim, para pendiri Kota Pekanbaru, tokoh-tokoh masyarakat dan lainnya.

''Acara ini kita adakan juga untuk mengingat sejarah dan perkembangan Kota Pekanbaru,'' ujarnya.

Banyak jamaah dari daerah lain yang datang ke masjid ini untuk wisata religi. Tak hanya di bulan Ramadan, pada bulan biasanya masyarakat yang datang cukup ramai. Malah ada peziarah yang dari datang Malaysia.

''Banyak sekali jamaah dari luar Pekanbaru salat tarawih di sini, karena mereka sudah tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini kita mengundang imam dari Arab Saudi. Mereka tentu ingin merasakan salat terawih dengan imam dari Arab Saudi yang berbeda dari masjid lainnya,'' tuturnya.

Di luar bulan Ramadan, masjid ini juga mengadakan kegiatan seperti pengajian, wirid, bela diri, membaca ayat 30 juz, azan dan lainnya. Sedangkan menjelang Idul Fitri, masjid ini juga menyediakan tempat untuk penerimaan zakat fitrah bagi masyarakat Pekanbaru.

Saat masuk ke masjid ini, tampak masih dalam renovasi. Di dalamnya ada tiang dari masjid lama yang tidak diruntuhkan. Hal ini agar nilai sejarahnya masih dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat Pekanbaru.

''Disini masih ada tiang-tiang dan sisa bangunan dari masjid lama yang tidak diruntuhkan. Agar nilai sejarah masjid ini tidak hilang,'' ujarnya.

Pengurus masjid sekarang mulai bingung. Empat tahun belakangan ini renovasi masjid terhenti. Tak ada lagi dana dikucurkan Pemprov Riau.

Bagian halaman masjid masih berupa tanah. Itu pun ditimbun para pengurus dengan menggunakan infak masjid dan sumbangan yang diberikan masyarakat. Untuk biaya operasional pun seperti itu. Awalnya dibiayai Pemko Pekanbaru, tapi kini tak lagi dikucurkan sejak dua tahun lalu.

Pengurus masjid masih mengandalkan infak untuk biaya operasional masjid yang bersejarah di Kota Pekanbaru ini. ''Untuk biaya renovasi masjid ini anggarannya dari pemprov, akan tetapi sudah empat tahun masjid ini tak kunjung selesai pembangunannya. Saat kami menyanyakan mengenai lanjutan renovasi masjid, dari pihak pemprov di bagian Kesra mengatakan bahwa anggaran pembangunan masjid akan dimasukkan ke anggaran perubahan,'' jelasnya.

Akan tetapi, hingga saat ini hal itu tak kunjung ada. Pembangunannya pun terbengkalai. ''Sekarang untuk melakukan kegiatan, kita harus mengandalkan uang infak. Seperti halnya mendatangkan imam dari Arab Saudi,'' terangnya.

Terakhir, ia meminta kepada Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk lebih memperhatikan Masjid Raya Pekanbaru. ''Masih banyak dari pembangunan masjid ini yang belum selesai. Seperti parkir, tempat wudhu. Ini pun buat tempat parkir seperti sekarang ini biayanya dari donatur dan pelaksanaannya belum kondusif,'' pungkasnya.

Novi Yanti, dimuat di Harian Pekanbaru MX

Tags