News Breaking
Live
update

Breaking News

China Anggap Putusan Arbitrase Internasional Soal Natuna Ilegal

China Anggap Putusan Arbitrase Internasional Soal Natuna Ilegal




TANJAKNEWS.COM, Beijing -- China tetap bersikeras atas kedaulatan di wilayah perairan sekitar Natuna, Kepulauan Riau, sebab secara historis perairan Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim sebagai wilayah kedaulatannya.

Xi Jinping juga menganggap klaimnya atas perairan kaya sumber dalam itu adalah sah di mata hukum internasional, termasuk dalam Konvensi PBB terkait Hukum Kelautan (UNCLOS 1982).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, dalam jumpa pers rutin di Beijing pada Kamis (02/01/2020), mementahkan kembali keputusan pengadilan arbitrase internasional yang menganggap klaim China atas Laut China Selatan adalah ilegal.

Menurutnya, keputusan mahkamah itu justru yang ilegal dan tidak berlaku. China tidak menerima atau mengakui putusan arbitrase tersebut. China dengan tegas menentang negara atau pihak manapun yang menggunakan putusan arbitrase yang tidak sah itu untuk merugikan kepentingan China.

Untuk diketahui, Kisruh China dan Indonesia di perairan dekat Natuna terjadi setelah puluhan kapal ikan Tiongkok dengan dikawal kapal perang fregat memasuki wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia selama beberapa waktu terakhir. Kemunculan kapal-kapal Tiongkok itu terdeteksi Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) sejak 10 Desember 2019 lalu.

Indonesia telah melayangkan nota protes terhadap China dan memanggil duta besarnya di Jakarta. Jakarta bahkan mendesak Beijing untuk mematuhi UNCLOS dan putusan arbitrase.

Tak hanya jalur diplomatik, Tentara Nasional Indonesia (TNI) meluncurkan operasi siaga tempur ke Natuna terkait pelanggaran wilayah yang dilakukan China tersebut. Operasi itu dilakukan oleh Koarmada 1 dan Koopsau 1.

Lebih lanjut dari sisi Indonesia, berdasarkan rilis dari Puspen TNI, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang sudah tergelar yaitu 3 KRI, 1 pesawat intai maritim, dan 1 pesawat Boeing TNI AU. Sedangkan dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna hari ini.

Lagi-lagi bawa dalil historis, lantas mengapa tak seluruh yang pernah dilintasi aja diklaim? (Watyutink/Cob)

Tags