KPK Usut Carut Marut Proyek Jalan Lingkar Barat (JLB) Duri
RIAU MAGAZINE, Duri -- Lembaga Anti Rasuah KPK menetapkan kontraktor Jalan Lingkar Barat (JLB) Duri, berinisial VS (PT Wasco) jadi tersangka. Lantas, bagaimana nasib JLB Duri hingga saat ini belum digunakan seperti tujuan awal perencanaan pembangunan.
Mega proyek Jalan Lingkar Barat (JLB) Duri yang terbentang sepanjang kurang lebih 33 kilometer dari bibir Jalan Lintas Duri – Dumai kilometer 10 Kulim Desa Air Kulim, Kecamatan Bathin Solapan dulu Kecamatan Mandau hingga bibir Jalan Lintas Pekanbaru – Duri persis sebelah PT Kojo Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, sudah menghabiskan duit rakyat dari APBD Kabupaten Bengkalis berkisar Rp520 miliar.
Tapi, kondisi proyek tahun jamak Jalan Lingkar Barat Duri mangkrak. Bahkan sudah hampir lima tahun lamanya tak berfungsi seperti harapan awal pembangunan infrastruktur jalan tersebut.
Proyek multiyear di era Kabupaten Bengkalis dipimpin Ir Herliyan Saleh, digadang gadang untuk mengalihkan truk truk berat tidak melintas dari Jalan Hang Tuah Duri, kawasan perkotaan Duri guna menekan laka lantas justru membuat malapetaka bagi rekanan yang mengerjakan proyek.
Dilansir Suara Indonesia News.com, di lokasi proyek JLB Duri, di pertengahan Januari 2020 lalu, tampak sejumlah ruas titik jalan tertentu turap sudah rusak.
Tak cuma itu, aspal Jalan sudah mulai bergelombang di titik tertentu. Bahkan, JLB sepanjang 2 kilometer belum dilanjutkan pembangunan lantaran tersandung dan terganjal kawasan Hutan Talang milik PT Chevron.
Padahal, rencana awal pembangunan JLB Duri targetnya sudah kelar Tahun 2015 silam, sebab pengerjaan proyek tergetnya Dua Tahun anggaran dari Tahun 2014 hingga Tahun 2015.
Tapi, target pembangunan meleset dan kini kondisinya mangkrak belum rampung seratus persen seperti didambakan dan diimpikan masyarakat Duri, khususnya Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis.
Lantaran proyek JLB Duri mangkrak, truk truk berat dan bus antar lintas antar provinsi masih melintas lewat Jalan Hang Tuah, sebab tidak ada lagi jalan alternatif lain yang bisa dilewati.***
Oce Satria/Suara Indonesia