News Breaking
Live
update

Breaking News

Kapolda Gandeng Unri dan UIN Bahas Kahutla 2020

Kapolda Gandeng Unri dan UIN Bahas Kahutla 2020






RIAU MAGAZINE, PEKANBARU -- Memasuki musim kemarau yang diprediksi terjadi hingga bulan Oktober mendatang, Polda Riau mengundang pihak kampus UNRI yang diwakili Direktur Pusat Studi Bencana UNRI dan Rektor UIN Suska serta  beberapa stakeholder lainnya untuk membahas prediksi titik api dan kebakaran hutan Riau. 

Selain perwakilan dari UIN Suska dan UNRI, diskusi yang berlangsung di ruang Tribrata Polda Riau, Jumat (14/2/2020) ini juga diikuti oleh sekitar 25 orang pakar di bidang masing. Mereka berasal dari BMKG, BPS, Karo AAKK UIN Suska Riau, Kepala PTIPD, Pejabat Utama Polda Riau beserta beberapa stakeholder  yang selalu concern dengan karhutla Riau. 

Dalam kesempatan memaparkan permasalahan karhutla Riau, Kasi Data BMKG Marzuki mengatakan,  kondisi cuaca di Provinsi Riau, menemukan relative humidity (RH) atau kelembaban udara 
dalam angka 97 ke bawah. Hal itu menunjukan indikasi rawan karhutla. 

Atas kondisi itu, kata Marzuki, BMKG lalu membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan.

''Tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal. Puncak musim kemarau di Riau terjadi di bulan Juli dan Agustus, bulan September masuk ke  musim peralihan. Curah hujan yang tinggi di Provinsi Riau terjadi di wilayah Riau bagian barat seperti di Rohul dan Kampar,'' sebut Marzuki. 

Pihaknya, sambung Marzuki, sangat tertarik dengan aplikasi dashboard Lancang Kuning karena cukup update dan banyak informasi tersedia tentang karhutla.

Hal itu juga diamini Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana UNRI. Ia sangat mengapresiasi aplikasi dashboard Lancang Kuning, mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan emergency. 

''Saya juga berharap agar aplikasi dasboard Lancang Kuning dapat dikolaborasi dengan prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti. Sehingga aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data dan dapat memprediksi dengan lebih akurat,'' kata Sinta.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX2SXHvF6MSxW6frm3v4hQyfEhXjYu9XY4r8JFAiYMYp-2hG71n7zYzWakU5ArpNG0t-MsVnyV4Zc0VST02rzYKEZ9IDqbe-pK0f3QgYw21DPFzQsi0Z6nzE-dYTBSyZXuInNJvzsoy1A/s1600/IMG_ORG_1581685205936.jpeg

Di bagian akhir diskusi, Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi  mengatakan bahwa Polda Riau telah menggagas acara bertajuk SJR (Sumatera Jungle Run) pada tanggal 11 April 2020 depan. Event ini merupakan lomba lari yang mengambil rute wilayah Hutan di Riau. 

"Dengan event ini kita bisa melihat hasil dari upaya kita dalam penanganan karhutla pada musim kemarau pertama. Karena event Sumatera Jungle Run tidak bisa dilaksanakan apabila banyak terjadi karhutla," ungkapnya. 

Dikatakan Agung bahwa Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau, tempat menampung saran, ide dan tindakan. Kolaborasi dengan semua pihak, seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti, menjadi hal yang penting. Agung juga berharap semua stakeholder termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan cegah karhutla ini bisa selesai dengan baik.

''Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Dan kita harapkan ke depan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah kita diskusikan hari ini. Kami mempersilakan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studinya di universitas,'' papar Agung sambil menutup sesi diskusinya. (Golan/Oce)

Tags