Pandai Jatuh
Oleh: All Amin
Entrepreneur
Untung
Tujuan semua pelaku bisnis tak ada yang mau rugi. Namun, untung dan rugi itu seperti dua sisi mata uang. Peluangnya sama 50:50. Bila dilempar, akan keluar salah satu. Pasti bergantian.
Boleh saja diatasi menggunakan teori canggih. Teknik hebat. Pakai algoritma. Sebelum uangnya dilempar; dihitung dulu ketinggian, gravitasi, arah angin, jumlah putaran, tetek bengek lainnya. Secanggih apa pun. Tetap sisi gagalnya akan muncul.
Gagal
Perlu keterampilan menyikapinya. Pandai jatuh. Harus belajar ilmunya. Agar jatuhnya membawa kebaikan. Karena sesuatu yang lahiriahnya tampak buruk menyimpan banyak kebaikan. Mesti bisa melihat dan menemukannya.
Gagal dalam bisnis memang banyak tidak nyamannya. Tapi, sekali-kali perlu jugalah dirasakan. Agar hidup lebih berwarna. Jadi lebih seru. Melatih kemampuan beradaptasi. Agar terbiasa menghadapi perbedaan situasi yang kontras.
Ada beberapa keadaan yang lazim ditemui dalam kondisi jatuh, ketika sulit. Bagi yang pengalaman, biasanya sudah punya antibodi. Jadi tahan banting. Untuk yang belum pernah, perubahan bisa menyebabkan demam, jantung berdebar, panas dingin, insomnia. Bahkan bisa kejang-kejang. He-he-he.
Tiga di antara kerumitan situasinya:
Rendah
Biasa dihormati tiba-tiba dilecehkan. Tak dihargai. Bahkan dicaci. Karena bangkrut, uang habis. Hingga tak mampu bayar utang. Yang galak menagih utang itu bukan hanya debt collector. Kawan dekat pun bisa tiba-tiba berubah jadi galak. Jangan kaget, itu lumrah. Terima dengan lapang dada. Hadapi dengan sportif. Kepala tegak. Dan manfaatkan situasi itu untuk membuang kesombongan.
Sepi
Ada pameo berbunyi; Di tempat gelap, bayangan pun pergi. Memang begitu realitanya. Itu sudah hukum alam. Jangan risau-risau amat. Biasa saja. Sepi itu indah kok. Jadi lebih banyak punya waktu untuk tafakur.
Sempit
Jangan pernah mengharapkan bantuan dari orang yang pernah dibantu. Itu penyebab kecewa nomor tujuh. Hil yang mustahal. Kalau pun ada satu dua, itu pengecualian. Rahmat dari Allah. Sebagian besar akan hilang. Lenyap dan tak bisa dihubungi. Biarkan saja. Berdoa agar Allah ganti dengan yang lebih baik. Dari tempat lain. Biasanya berganti situasi, otomatis berganti kawan.
Nikmati sempit itu dengan ridha. Jangan cengeng. Mengeluh tak menyelesaikan masalah. Mubazir. Kalau perlu rasakan kesulitan yang ekstrim. Misal; sampai tak ada uang buat beli makanan. Lalu puasa. Baik untuk latihan. Agar saat di kondangan lebih bisa menghargai makanan. Tamak mengambil, terus disisakan.
Nah, kalau mengalami kondisi-kondisi demikian. Bagaimana ilmunya. Apa jalan keluarnya. Islam memberikan solusi terbaik.
Ada nasihat bagus dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Perhatikan baik-baik.
"Apabila Anda melihat seseorang. Disakiti oleh manusia. Dicela, dicaci, dimaki, digibahi, difitnah. Bahkan ada kontak fisik. Lalu dia tidak mengembalikan kepada dirinya sendiri. Dia tidak mengembalikan kepada dosa-dosanya. Dia tidak beristighfar kepada Allah. Maka; itulah musibah yang sejati."
Karena Allah berfirman dalam surah Asy-Syura; 30. "Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)."
Dosa; itu sumber masalahnya. Dan ini blank spot banyak orang. Sedikit yang berani mengakui. Malu. Gengsi. Rasa suci-nya terusik. Padahal jalan keluar satu-satunya dari setiap kesulitan, kegagalan, musibah yang menimpa. Hanya satu kata; tobat. Segera mendekatkan diri kepada Allah.
Bukan sibuk mencari kambing hitam. Cuci tangan. Salahkan ini. Salahkan itu. Pengecut.
Itulah konsep yang diajarkan Islam. Konsep hebat yang menghasilkan perbaikan fundamental. Tinggal yakin atau tidak mengerjakannya. Gagal; istighfar. Sulit; introspeksi. Susah; muhasabah. Jatuh; mawas diri. Terjepit; ingat dosa. Berat; mohon ampun. Fokus itu saja.
Allah janjikan jalan keluar kapada siapa yang bertakwa. Akan diberikan rezeki dari pintu yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Jadi, setiap mengalami apa pun yang dianggap kurang baik. Segera tempelkan jidat ke lantai. Mohon ampun kepada Allah. Biarkan air mata tumpah di sajadah. Allah pasti akan bantu menyelesaikan. Dengan jalan keluar yang indah. Barakallahu fiikum. (*)
#MengubahArah