News Breaking
Live
update

Breaking News

Spanyol dan Ceko Kecele, Beli Alat Tes COVID-19 Abal-Abal dari China

Spanyol dan Ceko Kecele, Beli Alat Tes COVID-19 Abal-Abal dari China





TANJAKNEWS.COM, Madrid -- Pemerintah Spanyol  kesal gara-gara menemukan alat tes coronavirus cepat yang dibeli dari China tidak secara konsisten mengidentifikasi kasus positif. Spanyol berencana akan mengembalikannya.

Spanyol sekarang memiliki lebih dari 4.000 kematian akibat virus corona, yang terbesar kedua di dunia.

Surat kabar Spanyol El País melaporkan bahwa ahli mikrobiologi menemukan bahwa alat tes yang dibelinya dari sebuah perusahaan China bernama Bioeasy  mengidentifikasi kasus virus hanya 30 persen.

Otoritas kesehatan telah diberitahu bahwa alat tes tidak boleh digunakan, dan Kepala Pusat Koordinasi Kesehatan Darurat Spanyol mengatakan, mereka akan dikembalikan tes kit tersebut.

Namun Kedutaan Besar Tiongkok di Spanyol berkilah,  bahwa tes Bioeasy bukan bagian dari sumbangan medis China dan perusahaan itu tidak memiliki lisensi untuk menjual produk-produknya.

Pakar mikrobiologi di Spanyol mengatakan bahwa alat tes coronavirus cepat yang dibeli negara itu dari China tidak secara konsisten mendeteksi kasus positif.

Kesalahan itu ditemukan saat Spanyol dalam cengkeraman  pandemi coronavirus terburuk di dunia, nomor dua setelah Italia dalam jumlah kematian yang dilaporkan.

"Studi pada tes yang dilakukan di Spanyol menemukan bahwa alat itu hanya memiliki sensitivitas 30 persen, yang berarti benar mengidentifikasi orang dengan virus, tapi hanya 30 persen  dari waktu pengetesan," ungkap sebuah sumber kepada surat kabar Spanyol El País.

Sumber itu mengatakan kepada wartawan El Pais  bahwa  alat tes harus memiliki sensitivitas lebih dari 80 persen, sesuai dengan yanv direkomendasikan  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Alat tes cepat bisa mendapatkan hasil dalam hitungan menit tetapi umumnya kurang akurat dibandingkan tes lainnya. Banyak perusahaan di seluruh dunia yang memproduksinya.

Studi-studi mendorong masyarakat Spanyol untuk secara resmi  tidak menggunakan alat tes asal China ini. Petugas kesehatan sekarang harus menggunakan tes lain yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan hasil.

Fernando Simón, Direktur Pusat Koordinasi Darurat Kesehatan Spanyol mengatakan, Spanyol memeriksa 9.000  alat tes, menemukan bahwa hasil mereka tidak cukup konsisten, dan memutuskan untuk mengembalikannya.

Kementerian Kesehatan Spanyol mengkonfirmasi hasil studi alat tes melalui seorang juru bicara mengatakan Carlos III Health Institute, sebuah lembaga kesehatan masyarakat yang melapor kepada pemerintah, 

"Mendeteksi sensitivitas yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam lembar teknis, " katanya.

Juru bicara itu mengatakan bahwa institut itu menarik kiriman tes yang dikirim ke Madrid. Tes baru yang disetujui oleh pemerintah akan diluncurkan sebagai gantinya, katanya.

Tes tersebut digunakan di wilayah Andalusia dan Galicia, dan tes tersebut pertama kali digunakan di wilayah Madrid pada hari Rabu.

Penundaan pelaksanaan tes baru akan semakin merusak upaya Spanyol untuk menahan virus, yang telah menewaskan lebih dari 4.000 orang di negara itu pada Kamis pagi.

Kedutaan Besar China di Spanyol mengatakan di Twitter pada hari Kamis bahwa pasokan medis yang disumbangkan Tiongkok ke negara lain tidak termasuk produk Bioeasy.

Dikatakan bahwa Kementerian Perdagangan China memberi Spanyol daftar produsen dan bahwa Bioeasy tidak ada di antaranya.  Perusahaan itu belum diberi lisensi dari Administrasi Produk Medis Nasional China untuk menjual produk-produknya.

Ia mengatakan menerima 640.000 alat uji cepat dari China dan Korea Selatan; tidak jelas berapa banyak yang diproduksi oleh Bioeasy.

Para profesional medis di Republik Ceko juga mengatakan bahwa tes cepat dari Tiongkok tidak berfungsi dengan baik, tetapi tidak jelas apakah tes ini juga dilakukan oleh Bioeasy.

Spanyol nyaris lumpuh oleh  virus corona yang berasal dari China pada akhir 2019. Kasus-kasus Spanyol telah meningkat menjadi lebih dari 56.000, yang tertinggi keempat di dunia, di belakang China, Italia, dan AS.

Karena wabah telah melambat di China - dilaporkan tidak ada kasus domestik harian baru - negara itu telah mengirim pekerja medis dan menyumbangkan peralatan medis seperti masker dan tes ke negara lain. (Oce)




Tags