News Breaking
Live
update

Breaking News

Kisah Sukses Vietnam Melawan Covid-19: Pemimpin Tanpa Planga-plongo

Kisah Sukses Vietnam Melawan Covid-19: Pemimpin Tanpa Planga-plongo

Aparat kepolisian membongkar pagar karantina di Desa Dong Cuu setelah pandemi Covid-19 berhasil diredam di luar Hanoi, Vietnam, Kamis (14/5).Warga Vietnam akhiri masa karantina. ©REUTERS/Kham
TANJAKNEWS.COM, HANOI -- Mutant CV-19 sudah terditeksi oleh Universitas Cambridge, paling tidak ada 3 tipe: Tipe A, B dan C,  di Indonesia mungkin ada mutant yang berbeda .

Vietnam masuk radar selain pertumbuhan ekonominya yang luar biasa (7 % di 2019) juga dimulai ketika memilih  pelatih sepak bola kelas dunia, Phillipe Troussier, mantan pelatih timnas Jepang muda - target masuk Piala Dunia.

Kemudian tahun 2018, Hanoi mundur sebagai tuan rumah ASIAN GAMES – “event” yang bergengsi di Asia, karena masalah prioritas anggaran Negara untuk penguatan ekonomi..

Kini Vietnam juga menjadi sorotan dunia karena dianggap sukses perang melawan mutant CV-19 yang canggih dalam bermutasi dan “rapid transmission”, tanpa korban – sampai 15 Mei 2020.


Klasifikasi: Ringkas – sedang

Dua tahun yang lalu Hanoi membatalkan dirinya sebagai tuan rumah Asian Games.

“A decision that wins the heart of the people” adalah judul halaman depan surat kabar Tuoi Tre di Vietnam pada 18 April 2014. Tuoi Tre membuat judul semacam itu sebagai respons dari pernyataan Perdana Menteri Vietnam,  yang dengan tegas menyampaikan Vietnam menarik diri sebagai tuan rumah Asian Games Hanoi 2018. (Tirto.id)

Keputusan tersebut,   mengundurkan diri sebagai tuan rumah  olahraga bergengsi dan terbesar se-Asia ini disambut gembira oleh rakyatnya dan menjadi berita utama.

 “Anggaran negara terbatas, dan harus diprioritaskan untuk hal-hal mendesak lainnya,” ucap Nguyen Tan Dung PM Vetnam (South China Morning Post).

Kini Vietnam juga menghiasi headline berbagai surat kabar dunia karena dianggap sukses menangani Covid -19 dengan korban sangat sedikit. Lihat saja Negara-negara maju yang babak belur  melawan mutant CV-19, seperti Amerika,  Perancis dan Italia.

Ini dimulai dari keputusan tegas yang menutup perbatasan dari kedatangan turis dan warga China sejak bulan Januari - padahal keduanya dikenal sesama Negara Komunis.

Menghadapi pathogen yang tidak dikenal lebih baik merespon dengan ekstrem ketimbang “wait and see” kata para ahli epidemiologi Vietnam  yang didukung eksekutif di pemerintahan..

Bayangkan, walau berbatasan dengan China tetapi tercatat hanya 318 kasus positif Covid-19 dan tanpa korban sama sekali, paling tidak yang tercatat hingga 15 Mei 2020 versi BBCnews dan Reuter..

Benar-benar, bisa menjadi ‘raw model’ dalam penanganan Covid-19 yang membuat tercengang para jurnalis dunia seperti BBC, The Guardian dan Herald Syney Morning Post.

Mei ini,  Vetnam akan membuka kembali bertahap, “lockdown’ dengan tingkat kematian nol.

BBC mengatakan kuncinya “ bergerak lebih dulu, terkesan over react (lebay, sotoy), dan fokus” . Tidak seperti negara lain yang menganggap Covid-19 adalah penyakit flu biasa.

“Meskipun berbatasan panjang dengan Cina dan populasi 97 juta orang, Vietnam telah mencatat hanya lebih dari 318 kasus Covid-19 di tanahnya dan tidak satu kematian pun” (BBCnews).


Ektrem tetapi terukur

"Ketika Anda berurusan dengan virus-virus semacam ini yang tidak diketahui berpotensi menjadi patogen berbahaya, lebih baik bereaksi berlebihan," kata Dr Todd Pollack dari  Harvard's Partnership for Health Advancement in Vietnam in Hanoi.(BBCnews, 15/4/2020).

Ketika negara lain terlena dan terkesan santai. Vietnam sudah mulai pencegahan sejak pertengan Januari 2020, bahkan sebelum pandemic Covid-19 diumumkan resmi WHO.

Birokrasi  sangat cepat , mulai dari peringatan para ilmuwan hingga keputusan di pemerintahan Hanoi, hanya 1 minggu memutuskan kebijakkan yang efektif  dan cepat. “Drastic action’ kata BBC, pada saat itu di Wuhan hanya 2 orang korban CV-19.

Dimulai dari perbatasan dijaga ketat dan sekolah-sekolah yang ditutup.

Pertengahan Maret 2020, sejak WHO mengumumkan pandemic, semua yang masuk Vietnam dikarantina 2 minggu, baik WNA maupun warga Vietnam – tanpa kecuali.

Walaupun hanya tanda-tanda gejala ringan, masuk karantina, Bahkan 40% di antara mereka tidak tahu mengapa mereka harus dikarantina, karena merasa sehat-sehat saja.

Kata professor Thwaites ahli epdemiologi: “Jika saja anda membiarkan mereka, berkeliaran bebas dan bergerak dalam kerumunan, itu artinya anda membiarkan masyarakat terinfeksi – dan artinya anda mendisain kekalahan dalam melawan Covid-19”.

Ketika Negara membiarkan kerumunan, maka artinya, anda mendisain kekalahan melawan Covid-19.

Inilah, kata profesior Thwaites, mengapa di Vietnam absen korban, nol.

Sejak Feruari 2020, Vietnam sudah menerapkan ‘lockdown’ untuk sebagian besar wilayah.

Lockdown total tidak dilakukan, tetapi “tracing” sangat akurat. Sehingga tenaga medis dapat memusatkan perhatian pada klaster-klaster yang baru muncul untuk segera ditangani.

Salah satu teknik eksekutif pemerintah sukses untuk membawa warganya memerangi Covid -19 adalah teknik propaganda yang diterapkan.

“Anda perlu memastikan publik siap untuk menjalankan strategi yang luas,” kata  Dr Pollack kepada BBC.

Kampanye yang gencar, menggunakan citra masa perang dan retorika untuk menyatukan publik dalam perang melawan musuh bersama. Itu memberi kesan "Masyarakat bekerja bersama untuk mengalahkan musuh," kata Dr Pollack.

Kampanye perang, propaganda pemerintah Vietnam. “We are In War - Death or Alive!

Media juga berperan penting mengkampanyekan kepada publik, bahwa Vietnam sedang berperang melawan mutant CV-19, tidak ada kompromi.

Namun ada keluhan dari Human Rights Watch kepada BBC.

“Kader partai Komunis di llingkungan yang setia memata-matai warga di daerah dan melapor kepada atasan", kata Phil Robertson dari Human Rights Watch. Tidak diragukan lagi ada 'ekses pelanggaran hak' dalam proses itu," katanya kepada BBC.

Komunis Vietnam berbeda dengan komunis China.

Hanoi lebih dekat ke Moscow ketimbang ke Beijing.

Bulan Juni 2018, demo besar-besaran terjadi di Hanoi didepan Kedutaan China - menentang investor China di Vietnam selain masalah  konflik kepulauan Parcel di Laut China Selatan.

Vietnam juga menjadi negara pertama di Dunia  yang langsung melarang penerbangan dari dan ke China. PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc berpendapat langkah itu diambil sebab Covid-19 transmisinya sangat cepat. – bisa masuk ke negara hanya dalam waktu singkat.

Vietnam yang dianggap ‘lebay’ karena sudah menutup perbatasan sejak pertengahan Januari 2020, berhasil menekan CV-19 hanya dengan 318 kasus positif, nol korban – dan sudah dua minggu  tidak ada kasus baru (CNBC, Reuter, BBC, Kompas).

Namun Hanoi belum mendeklarasikan dirinya memenangkan total peperangan melawan mutant CV-19, "Apa saja bisa terjadi," kata Vu Dac Dam Wakil PM.




Sumber: Tribunenews



Tags