Alasan Zona Hijau dan Panas, Objek Wisata Pulau Nenas Boltim Dipadati Wisatawan
TANJAKNEWS.com, Totabuan – Meski di tengah pandemi virus corona, objek wisata Pulau Nenas atau Bombuyanoi, Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Minggu (31/5/2020) ramai dikunjungi warga Totabuan.
Menurut penuturan warga, mereka berlibur dalam rangka lebaran sekaligus berhalal bi halal. Tradisi yang selalu dirayakan umat muslim Boltim setiap tujuh hari usai Hari Raya Idulfitri.
Terpantau pantai yang terkenal dengan pasir putih alami itu terlihat membludak. Sejak pukul 08.00 WITA sampai pukul 12.00 WITA, pantai Nenas dipadati dengan para wisatawan.
Meski di tengah pandemi Covid-19, terlihat lokasi pantai pulau Nenas tetap semarak. Tidak sedikit warga mengunjungi lokasi wisata dengan membawa anggota keluarga di kawasan pantai indah itu.
Dikabarkan, pengunjung yang datang ke pulau Nenas sejak Sabtu, 30 Mei 2020 sudah berdatangan dan menginap di pulau kebanggaan publik Boltim.
Salah satu perwakilan Tim Gugus Tugas Kesehatan Kabupaten Boltim, Alfa Setiawan Pasambuna mengimbau, kepada masyarakat yang berada di pulau Nenas, agar tetap menjalankan protokol Covid-19 seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.
“Mari kita sama-sama memutus rantai Covid-19,” pintanya.
Sementara itu, Rahmat Mamonto, wisatawan asal Desa Bongkudai mengatakan, ia memilih berlibur di Pulau Nenas, karena Boltim masih zona hijau sehingga ia memberanikan diri berkunjung ke pulau Nenas.
“Bertepatan ada keluarga yang datang di sini (Pulau Nenas,red) dan Boltim masih zona hijau, sehingga kami datang ke pulau Nenas,” kata Mamonto.
Hal senada dikatakan Ikbal Sambenaung. Pengunjung asal Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan itu mengaku, bertepatan dengan perayaan Halal Bi Halal. Dirinya memilih pulau Nenas untuk berlibur dengan alasan Boltim masih zona hijau. “Dan dampak penularan Covid-19 menurut saya lebih sedikit karena pulau ini terdapat di Kabupaten Boltim yang masih zona hijau dan pengunjung yang datang saat ini hanya orang Boltim saja. Ini yang menjadi alasan kami datang di tempat ini,” ujar Sambenaung.
Rizky Mokobombang, salah satu mahasiswa menuturkan, dia memilih pantai sebagai alternatif berlibur, karena diketahui virus korona akan mati di atas 30 derajat.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa di masa pandemi ini, virusnya akan mati di atas 30 derajat, jadi saya memilih pantai untuk berlibur atau acara halal bi halal yang sudah menjadi adat istiadat di daerah saya. Apalagi kita berada di nuansa pantai yang panas. Dan kita ketahui virus itu (korona,red) akan mati ketika kita berada di derajat yang begitu tinggi,” pungkasnya. (Oce/Dio Jubair)