News Breaking
Live
update

Breaking News

Indra Gusnady: "Jalan Diasak Urang Lalu", Tol Trans Sumatera, Peluang dan Tantangan

Indra Gusnady: "Jalan Diasak Urang Lalu", Tol Trans Sumatera, Peluang dan Tantangan



TOL TRANS-SUMATERA:
 PELUANG DAN TANTANGAN
  

Oleh: Indra Gusnady


DENGAN telah dimulainya  pembangunan jalan Tol Trans-Sumatera, akan memberikan angin segar bagi perkembangan Lalu Lintas Angkutan Darat Antar Propinsi di Wilayah Sumatera ke depannya.

PT HK (Hutama Karya) adalah kontraktor pembangunan 2.700 km tol Trans-Sumatera sekaligus menjadi operator tol milik pemerintah itu selama 60 tahun. Direncanakan Tol Trans-Sumatera akan rampung di tahun 2024. Diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp476 triliun.

Jalan.Tol Trans-Sumatera (koridor utama) ini, menghubungkan ibukota-ibukota provinsi di wilayah Sumatera. Dimulai dari Kota Banda Aceh - Medan - Pekanbaru - Jambi - Palembang - Bandar Lampung.

Mengingat bahwa jalur utama Tol Sumatera berada di jalur Lintas Timur Sumatera, maka terdapat dua provinsi di bagian barat pulau Sumatera yang tidak dilewati Koridor Utama Tol Sumatera yaitu: Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. 

Agar bisa menghubungkan kedua provinsi ini dengan jalur Tol Sumatera, dibuatlah tol penghubung  (koridor pendukung) yaitu: Padang - Pekanbaru, Bengkulu - Palembang dan satu lagi di bagian Utara, Sibolga - Medan.

Dengan memahami  jalur Tol-Trans Sumatera ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam perspektif pembangunan wilayah dan daerah.

1.  Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru akan semakin bermunculan di wilayah Timur Sumatera. Hal ini akan semakin memperkuat 'Hegomoni' wilayah timur Sumatera terhadap wilayah barat di bidang pertumbuhan industri manufaktur dan perdagangan.

2. Kota-kota di provinsi Sumatera Barat yang selama ini termasuk jalur lintas Sumatera, ke depan hanya akan menjadi jalur alternatif dan lalu lintas antar kota dalam provinsi.

3. Kota Padang Panjang yang selama ini dikenal sebagai kota transit dan sebagai kota yang strategis berada di persimpangan jalur lalu lintas antar kota di Sumatera, baik dari wilayah Utara ke Selatan dan timur, ke depan tidak lagi menjadi kota transit dan simpul strategis.

Ada satu pertanyaan yang sering dikemukakan. Apakah dengan adanya jalan Tol Trans-Sumatera ini tidak mematikan usaha kecil yang ada di sepanjang lintas Sumatera karena orang akan banyak beralih ke jalan tol?

Tidak ikut pun daerah Sumatera Barat dalam proyek jalan Tol ini, Jalur utama Trans-Sumatera tidak akan berpengaruh. Artinya, jalur lintas Sumatera memang sudah beralih ke wilayah Timur Sumatera dengan adanya jalan Tol Trans-Sumatera ini.

ibarat kata pepatah Minang, "Jalan diasak orang lalu, cupak dipapek urang manggaleh'. Jika Pemerintah Propinsi Sumatera Barat tidak menyetujui jalan tol pendukung Padang-Pekanbaru, akan ada 1 provinsi di wilayah Sumatera yang tidak punya akses ke Tol Trans-Sumatera. Dalam jangka panjang tentu akan merugikan perekonomian Sumatera Barat.

Akan ada dampak bagi usaha kecil di sepanjang jalan lintas Sumatera dengan dibangunnya jalan Tol penghubung Padang-Pekanbaru, tidak bisa dipungkiri. Sebaliknya, akan ada potensi peluang juga dengan dibukanya jalan Tol Padang- Pekanbaru.

Tinggal sekarang bagaimana memanfaatkan potensi peluang dan tantangan ke depan. Sesuatu yang perlu disikapi dan dipikirkan dari sekarang.

-------------
Padang Panjang, 25 Juni 2020
*) Indra Gusnady

Tags