Jatim Paling Banyak Kasus Positif Covid-19, Pakar: Tracingnya Agresif dan Masif
TanjakNews.com, Surabaya – Terbaru, Sabtu (20/6/2020) Jawa Timur kembali mencatatkan penambahan kasus positif baru Covid-19. Sesuai data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nasional yang diumumkan Achmad Yurianto, dari total 1.226 kasus baru, Jawa Timur mengalahkan DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan dengan total penambahan kasus baru sebanyak 394. Sementara DKI 174 dan Sulawesi Selatan 112.
Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Laura Navika Yamani, S.Si., MSi PhD penambahan kasus positif di Jatim yang dikarenakan pemeriksaan dan tracingnya agresif dan masif.
“Ini menandakan surveilance kesehatannya di Jawa Timur cukup baik. Tetapi dengan kebijakan pelonggaran PSBB jangan diartikan bahwa pemeriksaan dan tracing ikut dilonggarkan. Melainkan harus terus ditingkatkan dan diperluas,” kata Laura seperti dikutip Cakrawarta.
Ia berharap dengan semakin agresif dan masifnya pemeriksaan itu dapat mempercepat penemuan kasus baru yang beredar di masyarakat sehingga lebih cepat untuk ditangani dan bisa memutus mata rantai penyebaran kasus Covid-19.
“Dalam minggu minggu ini, kasus Jawa Timur itu, positifnya cukup tinggi dan menduduki peringkat pertama beberapa kali pengumuman dari Satgas Covid-19. Kita tentu mengharapkan ini adalah indikasi bahwa ke depan kasusnya akan makin menurun karena dengan pemeriksaan masif itu kasus yang ditemukan makin mendekati kenyataan di lapangan (real case),” imbuh wanita yang juga peneliti Intitute of Tropical Disease (ITD) Unair itu.
Laura juga mengharapkan langkah pemerintah yang makin agresif dan masif itu bisa didukung oleh masyarakat yang makin sadar dan patuh terhadap penerapan protokol kesehatan ketat. Jadi pemerintah makin meningkatkan kinerja dan tegas dalam menindak pelanggaran..
“Masyarakat harus mendukung pemerintah dengan tidak melonggarkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan mengingat obat dan vaksin Covid-19 masih dalam tahap penelitian di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Jadi harus tetap patuh dan kampanye akan pentingnya protokol itu juga tidak menurun. Sinergis gitu ya. Pemerintah kerja keras dan tegas dalam menindak pelanggaran. Masyarakat terus patuh dan mendukung langkah pemerintah itu. Bukan saling menegasi karena virusnya nyata adanya serta dampak buruknya kian terasa dengan meningkatnya kasus meninggal karena Covid-19 ini,” pungkasnya. (oce/bus/bti)