Kisah Pilu Korban Banjir Bandang Luwu Utara
TanjakNews.com, Luwu -- Salah seorang korban selamat banjir bandang Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Putri Khadijah (27) menceritakan pengalamannya.
Putri mengaku saat itu sedang bersama kelima keluarganya di dalam rumah.
"Awalnya saya tidak menyangka air akan naik setinggi dada orang dewasa. KIarena pada saat itu air hanya selutut orang dewasa," ujarnya kepada awak media, pada Rabu (15/7/2020).
Putri melanjutkan, jelang berapa menit air langsung naik sedada orang dewasa.
"Alhamdulillah saya beserta keluarga yang lainnya sempat menyalamatkan diri dari bencana bandang ini dan untungnya lagi air beserta pasir tersebut tidak datang berbarengan," jelasnya.
Ia juga menuturkan, saat itu rumahnya dipenuhi dengan pasir hingga ke atap rumah. Ia dan pengungsi lainnya sudah tiga hari berada di masjid dekat kantor pemerintah daerah kabupaten Luwu Utara.
"Yang kami sangat butuhkan makanan pokok, air bersih, popok bayi dan susu bayi," tuturnya.
Sementara itu korban lain, Maskur, salah satu warga Radda, Luwu Utara, selamat saat banjir bandang melanda desanya, Senin (13/7/2020) malam.
Maskur mengaku sempat terseret banjir. Namun, dirinya berhasil selamat setelah berpegangan di batang pohon kelapa.
"Saya masih selamat. Saya terus peluk batang kelapa. Lalu ada batang pohon pisang hanyut, itu jadi pijakan," katanya dilansir dari Tribunnews.
Meskipun berhasil menyelamatkan diri, Maskur kehilangan anaknya yang diduga terseret banjir.
Saat itu, dirinya melihat putranya sempat menyelamatkan seoarang perempuan. Namun setelah itu dirinya tak lagi melihat keberadaan anaknya. .
"Tapi sampai sekarang saya tidak tahu lagi dimana mi anakku, semoga ia selamat," tuturnya.
Terekam dalam ingatan Maskur, banjir bandang bercampur lumpur menerjang sekitar pukul 21.00 WIB.
Banjir disertai lumpur
Warga menyelamatkan barang miliknya di sekitar rumah yang tertimbun lumpur dan batang pohon akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang.
Warga menyelamatkan barang miliknya di sekitar rumah yang tertimbun lumpur dan batang pohon akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang.
"Derasnya air bercampur lumpur menghantam rumah," kata Maskur di lokasi bencana, dilansir dari TribunLutra.com.
Lalu, menurut Maskur, suasana begitu mencekam. Warga desa panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Saat itu, dirinya menyaksikan banjir menyeret sebuah mobil yang masih ada penumpang di dalamnya.
"Di jalan itu ada mobil masih ada orangnya dihantam banjir," imbuhnya.
Korban tewas bertambah
.
Sementara itu, menurut Kepala Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Makassar Mustari di Makassar, jumlah korban tewas menjadi 16 orang.
Jenazah korban sudah berhasil diidentifikasi, namun empat lainnya masih dalam proses identifikasi.
Bencana banjir bandang, menurut Mustari, juga mengakibatkan 10 orang terluka sehingga harus menjalani perawatan di RSUD Andi Djemma di Masamba.
Selain itu banjir memaksa 156 keluarga yang terdiri atas 655 orang mengungsi menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara.
Petugas juga masih mencari 23 orang yang dilaporkan hilang.
"Hari ini tim akan kembali melakukan pencarian korban dan berkoordinasi dengan tim gabungan penanggulangan bencana di Luwu Utara," kata Mustari, dilansir dari Antara. (Red)
Pasundanpos, Kompas, Trubun, Antara