Yola Delfia, Gadis 19 Tahun Penderita Gagal Ginjal dan Autoimun di Pekanbaru Butuh Uluran Tangan
TanjakNews.com, Pekanbaru -- Kesulitan ekonomi di masa wabah Covid-19 ini, melanda hampir semua pihak. Namun, bagi Yola Delfia, 19 tahun, situasi saat ini sungguh sangat memukulnya. Tak hanya kesulitan ekonomi, warga Jalan Cipta Karya, Pekanbaru, Riau ini juga tengah menderita penyakit autoimun dan gagal giinjal. Ia tak bisa apa-apa untuk mencari cara pengobatananya.
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Semestinya, dengan mengidap dua penyakit berbahaya tersebut saat ini Yola berada di rumah sakit untuk mendapat penanganan medis. Sayangnya hal itu hanya bisa ia impikan. Saat ini Yola hanya dirawat di rumahnya, seadanya, oleh Yuliza Hartati, ibunya.
Dengan penyakit yang dideritanya, Yola hanya bisa terbaring menahan sakit di rumahnya. Sakitnya diperparah dengan gagal ginjal, mengakibatkan terjadi pembengkakkan di perut serta bekas operasi di kaki belum mongering sehingga selalu luka.
Akibat penyakit gagal ginjalnya, dua minggu sekali, Yola juga harus cuci darah.
Penderitaan ini, sudah dirasakan Yola dalam waktu satu tahun belakangan. Sehingga, selama itu, ia tidak bisa bebas bergerak ke sana ke mari, seperti remaja seusianya.
Ibundanya, Yuliza Hartati menyebutkan, untuk pengobatan anak pertamanya, pihak BPJS, tidak menanggung semuanya.
"BPJS hanya membayar cuci darah dan tidak untuk semua terapi yang dibutuhkan ditambah Yola dirawat dirumah," kata ibu Yuliza.
Dengan wabah Covid-19 ini, Yuliza Hartati menuturkan, upaya mengurus Yola semakin sulit. Karena, untuk makan saja dibantu oleh tetangga. Biasanya, sebelum Covid-19 mewabah, Yuliza berjualan minuman di depan kampus.
"Akibat wabah Covid-19, mahasiswa tidak kuliah dan saya tidak dapat berjualan. Tentu saya tidak dapat penghasilan apa-apa. Untuk listrik dan sewa rumah juga kami sudah menunggak beberapa bulan," tutur Yuliza.
Setahun belakangan, untuk biaya pergi berobat biasanya tetangganya silih berganti untuk membantu baik dalam peminjaman mobil maupun mengantar untuk ke rumah sakit.
Mengetahui kondisi Yola dari keluarga kurang mampu ini, mengundang rasa keprihatinan dari sejumlah mahasiswa STIFAR Riau. mereka coba melakukan aksi nyata dengan cara menggalang dana, dengan harapan bisa meringankan biaya pengobatan dan memberikan dukungan moril untuk kesembuhannya.
"Pihak keluarga sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah terkhususnya pemerintah, Bapak Gubernur Riau H Syamsuar, dan bapak Walikota Pekanbaru H Firdaus MT dan seluruh masyarakat yang memiliki rezeki yang berlebih," ungkap salah seorang mahasiswa STIFAR kepada Klikmx.com.
Bagi Anda yang ingin memberikan bantuan, silakan datang ke rumah Ibu Yuliza atau Yola di Jalan Cipta Karya, Gang Lengkep blok B No.2, Kota Pekanbaru. (*)