News Breaking
Live
update

Breaking News

Berita Koran Paris 1902 Tentang Perang Aceh

Berita Koran Paris 1902 Tentang Perang Aceh




Belanda dan Sultan Atchim [Aceh]

TanjakNews.com, Historia -- Infanteri kolom terbang IndonĂ©erlandaise (Indo-Belanda) diserang secara tak terduga pada 11 Juli 1902 saat pawai di wilayah Sennagan (Seunagan) Aceh oleh orang Atchinese  (pejuang Aceh).

Dalam pertarungan penikaman ini, Belanda menderita kerugian besar, dua belas tewas, termasuk seorang letnan dan tujuh belas terluka, termasuk seorang kapten negara dan seorang pegawai negeri.

Keesokan harinya, barisan depan konvoi yang membawa kembali yang terluka ke Meulaboh, dua belas orang yang kuat, terkejut melihat jalannya Sungai Sennagan, menyebabkan sepuluh orang tewas di tanah dan dua orang terluka parah.

Dalam dua kasus ini, kami kehilangan sepuluh senapan atau senapan.

Jenderal van Heutsz, gubernur Aceh, segera pergi ke tempat kejadian bersama perwira stafnya dan orientalis Dr. Snouck Hurgronje, yang terikat pada pemerintahannya sebagai kepala juru bahasa, untuk menyarankan langkah-langkah yang mungkin termasuk dalam situasi tersebut.

Bulan Juli bukan keberuntungan bagi pasukan Belanda yang beroperasi di Sumatra. Dalam waktu beberapa hari, lima penyergapan dilakukan oleh Atchinese dari intelijen Sultan yang sulit ditangkap dan pimpinan regu utamanya, "panglima". (Jendral) Polem, telah membuktikan bahwa perang ini, dimulai seperempat abad yang lalu, belum akan selesai.

Teks Asli:




Les Hollandais et le sultan d'Atchim 

Une colonne volante d'infanterie indonĂ©erlandaise a Ă©tĂ© attaquĂ©e Ă  l'improviste le 11 juillet durant une marche dans la rĂ©gion do Sennagan (Atjeh) par les Atchinois. 

Dans ce combat Ă  l'arme blanche les Hollandais ont Ă©prouvĂ© des pertes sĂ©rieuses, douze tuĂ©s dont un lieutenant et dix-sept blessĂ©s, entre autres un capitaine d'Ă©tatmajor et un fonctionnaire civil. 

Le lendemain, l'avant-garde du convoi ramenant les blessĂ©s Ă  Meulaboh, forte de douze hommes, ,a Ă©tĂ© surprise au passage de la rivière Sennagan, laissait dix morts surle terrain et deux hommes grièvement blessĂ©s. 

Dans ces deux affaires, on a perdu dixneuf carabines ou fusils. 

Le gĂ©nĂ©ral van Heutsz, gouverneur d'Atjeh, s'est aussitĂ´t rendu sur les lieux avec son officier d'Ă©tat-major et l'orientaliste docteur Snouck Hurgronje, attachĂ© Ă  son administration comme interprète en chef, 
pour aviser aux mesures que la situation peut comporter. 

Le mois de juillet n'a pas Ă©tĂ© heureux pour les troupes hollandaises opĂ©rant Ă  Sumatra, En l'espace de quelques jours, cinq embuscades tendues par les Atchinois de l'insaisissable sultan-prĂ©tendant et de son principal chef de bandes, le « panglima » (gĂ©nĂ©ral) Polem, ont prouvĂ© que cette guerre entreprise, il y a un quart de siècle, n'est pas encore près de finir. 


Sumber: 

Bibliothèque nationale de France
Pertama dipublikasi dalam digital: 31/12/2017
(Aceh darussalam Akademy)
#cc_atjeh_galerry


Tags