News Breaking
Live
update

Breaking News

Kematian Harimau di Siak, Polisi dan BBKSDA Beda Pendapat

Kematian Harimau di Siak, Polisi dan BBKSDA Beda Pendapat




tanjakNews.com, Siak -- Meski menurut BBKSDA Riau  ada kejanggalan kematian remaja MA (13) di Camp PT Uniseraya, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Polres Siak tetap memastikan bahwa kematian  korban adalah akibat diterkam harimau.  Hal itu berdasarkan temuan tengkorak diduga kepala korban dan jejak kaki hewan bernama latin panthera tigris itu.

”Tengkorak kepala korban bersih tanpa daging dan kulit sudah ditemukan, sekitar 250 meter dari lokasi serangan pertama dan 15 meter  dari jasad korban,” jelas Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto kepada wartawan, Rabu (1/9/2021).

Sebelumnya, dikutip dari cnnindonresia, seekor harimau sumatera dilaporkan menerkam seorang remaja hingga tewas di Teluk Lanus, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau memasang perangkap untuk memburu dan mengevakuasi harimau.

"Saat ini Tim Balai Besar KSDA Riau telah diturunkan untuk memasang perangkap agar harimau sumatera itu dapat dipindahkan dari lokasi konflik manusia dengan satwa tersebut," kata Kepala Bidang Teknis KSD ARiau M Mahfud di Pekanbaru, seperti dikutip dari Antara, Senin (30/8/2021).

Peristiwa harimau menerkam remaja itu dilaporkan terjadi pada Minggu (29/8/2021)di area PT Sawit Unisraya, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Harimau Sumatera itu menyerang remaja yang juga pekerja PT. Unisraya, berinisial MA (16).

Ayah MA, Rustam saat itu bersama anaknya sedang memperbaiki mesin untuk menyalakan lampu di kamp eks PT. Unisraya yang rusak.

Saat Rustam sibuk memperbaiki mesin diesel, korban meminta izin kepada ayahnya untuk ke pelabuhan mencari sinyal jaringan telepon seluler karena di dekat kamp/rumah tinggal korban tidak ada sinyal.

Setelah Rustam memperbaiki mesin, dia tidak melihat anaknya kembali dan berusaha mencari anaknya dengan memangil-manggil namanya ke arah pelabuhan.

Lalu dia pergi mencari anaknya ke pinggir laut dan setelah berjalan sekitar 150 meter Rustam menemukan ponsel milik anaknya tergeletak di tanah.

Rustam melihat di sekitar lokasi terdapat banyak bercak darah yang berserakan di tanah dan bekas seretan menuju ke dalam hutan.

Dia kembali ke kamp sambil berteriak meminta tolong dan kemudian rekan-rekan kerja eks PT. Unisraya datang bersama-sama untuk mencari korban.

"Menurut saksi -saksi bahwa korban telah diterkam harimau sumatera pada saat lampu dalam keadaan padam sehingga saat penerkaman tidak terlihat. Pencarian berhasil menemukan titik terang saat korban ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan pada pukul 23.01 WIB," ujar Mahfud.

Di sekitar lokasi penyerangan si belang kepada korban,  juga di temukan jejak raja hutan itu.  Berdasarkan temuan dan bukti bukti di TKP,  polisi memastikan bahwa korban MA, benar diserang binatang buas berupa harimau. 

Sementara tengkorak kepala korban dibawa ke RSUD Siak, selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga. Sebelumnya, BKSDA Riau menilai kematian remaja 13 tahun  tidak wajar, dan tidak seperti korban terkaman harimau. 

“Sejak kasus pelangiran (Inhil), kasus-kasus sebelumnya, kita tidak mengalami sampai seperti itu. Walaupun ditemukan korban yang dimakan, tapi tidak ada ditemukannya banyak darah yang menggenang, kalau dari pengalaman, dan setahu kami mengamati itu, harimau itu akan memakan mangsanya apabila mereka sudah dalam kondisi mati,” kata Kabid Teknis Balai Besar KSDA Riau M Mahfud kepada awak media beberapa hari lalu.

Mahfud mencontohkan, baik itu mangsa babi atau rusa, harimau akan memakan mangsanya setelah kondisinya mati. Di mana pada saat dimakan mangsanya tidak akan mengeluarkan darah lagi.

“Itu yang terjadi seperti itu, darah korban masih segar menggenang di lokasi kejadian. Terkait dengan ini memang, ada beberapa dugaan-dugaan, tapi untuk memastikan, kami sudah meminta Polres Siak untuk melakukan olah TKP,  bersama dengan kami dari BBKSDA Riau, akan melakukan olah TKP di sana,”  lanjut Mahfud.

Ditambahkannya, tidak ada satu pun masyarakat di Teluk Lanus, yang menemukan jejak harimau ataupun tanda-tanda keberadaan harimau di sekitar lokasi kejadian. Belum ditemukannya jejak harimau di  sekitar lokasi korban. 

“Dan kami, masih menunggu informasi dari petugas kami yang ke lokasi, belum update apakah ada ditemukan jejak harimau,” tandas Mahfud.

Mahfud juga mempertanyakan terkait harimau yang memakan bagian kelamin dan kepala korban, itu bukanlah perilaku harimau. Bekas luka di kelamin itu juga seperti sayatan rapi, kalau itu disobek (harimau) bentuknya akan tidak beraturan. Kalau digigit pasti bentuknya tidak akan beraturan. Kalau di paha bagian bawah memang ada bekas seperti tusukan, apakah itu tusukan harimau, kalau tusukan harimau, tentu akan merobek memanjang, akan ada luka sobek, tapi kok pada peristiwa ini tidak beraturan, kalau kuku mestinya sebaris,” papar  Mahfud.

Kemudian Mahfud juga mempertanyakan sikap keluarga korban, yang begitu cepat mengambil keputusan untuk membawa korban ke kampung halaman untuk dikebumikan.Yang sedikit mencurigakan kenapa langsung mau dibawa jenazahnya, itu pukul 00.00 WIB, langsung dibawa ke kampung halamannya. 

“Kemudian apakah mereka langsung visum atau tidak, pada saat dia mereka membawa itu apakah sudah divisum atau belum kami belum mendapatkan informasi itu. Jika mau memastikan itu korban harimau atau bukan, jadi kita harus menunggu hasil Olah TKP kepolisian dan BBKSDA,” tutupnya. (*)




Tags