News Breaking
Live
update

Breaking News

Nadiem Cemaskan Anak-Anak Alami Learning Loss

Nadiem Cemaskan Anak-Anak Alami Learning Loss



tanjakNews.com, Jakarta -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku mencemaskan bila  pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tidak segera dijalankan. Karena tanpa PTM berpotensi terjadinya anak-anak mengalami learning loss atau kemunduran akademik

"Data bank dunia, maupun institusi research menunjukkan betapa menyeramkannya learning loss yang bs terjadi di luar kondisi psikologis yang bs terjadi kalau apalagi di tingkat SD dan PAUD," jelas Nadiem dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/9/2021).

Nadiem menekankan bahwa pemerintah akan terus melanjutkan PTM terbatas. Dia mengaku lebih khawatir apabila PTM tak digelar sebab hal tersebut akan membuat dampak buruk permanen.

"Mereka membutuhkan PTM bahwa kalau sekolah tidak dibuka dampaknya bisa permanen. Jadi, ini mencemaskan buat kami, seberapa lama anak-anak ini melakukan PJJ yang jauh dari efektivitas sekolah tatap muka," kata Nadiem.

Lebih jauh Nadiem mengatakan, Kemendikbud berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Salah satunya, dengan mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi untuk pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

"Integrasi PeduliLindungi dan mengimplementasi program itu di sekolah-sekolah kita. Jadi itu inisiatif besar kita untuk mengendalikan pandemi ini," ungkap Nadiem 

Tak hanya itu, kata Nadiem, Kemendikbudristek dan Kemenkes juga akan melakukan tes acak atau random sampling Covid-19. Pemerintah akan menutup sekolah dengan angka positivity rate di atas 5 persen.

"Kita akan spesifik menutup sekolah kalau sudah melampaui 5 persen positivity rate. Jadi, secara klinis dan statistik jauh lebih valid, jauh lebih targeted jadi tidak merugikan," sebutnya.

Langkah ini diambil Nadiem menyusul munculnya data 2,8 persen sekolah menjadi klaster Covid-19. Dia menegaskan bahwa angka tersebut merupakan kumulatif selama pandemi Covid-19, bukan data selama PTM berlangsung.

Kebijakan Nadiem diamini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. 

"Jadi sekali lagi khusus masalah pendidikan kami tidak melihat ada masalah-masalah yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin, (27/9/2021).

Luhut menyebut sistem yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistek) cukup bagus meksipun masih terdapat sejumlah tantangan.

"Bahwa ada tantangan di sana sini, yes. Tapi kita lebih takut dan ngeri lagi kalau generasi yang akan datang jadi tidak berpendidikan dan jadi bodoh," kata Luhut. (Oce)

Tags