Tragedi Kanjuruhan, Terbesar Kedua dalam Sejarah Tragedi Stadion Sepakbola
tanjakNews.com, SURABAYA -- Korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruan Malang, Jatim, Sabtu 1 Oktober 2022 menjadi bencana terbesar kedua dalam sejarah sepak bola global.
Pada 1964, sebanyak 328 orang meninggal dunia di Stadion Estadio Nacional di Lima, Peru, dalam pertandingan antara Peru dengan Argentina - juga setelah polisi menembakkan gas air mata yang menyebabkan eksodus massal.
Dari dunia internaional respon juga mengalir atas tragedi Kanjuruhan. Mengutip bbc.com, Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut kejadian pada Sabtu (01/10) menyusul pertandingan antara Arena dan Persebaya itu adalah “hari gelap” dalam sepak bola.
Klub-klub Liga Primer Inggris mengungkap duka sementara Liga Spanyol melakukan mengheningkan cipta untuk korban dalam tragedi yang sejauh ini menyebabkan 125 orang meninggal dan lebih dari 300 luka-luka.
Jumlah korban meninggal sempat disebutkan mencapai 174 orang karena ada data yang ganda.
Setelah pada pagi hingga siang angka yang diketahui publik adalah 127 korban jiwa, Namun angkanya disebutkan mencapai 174 korban jiwa, seperti dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.
“Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia,” ucap Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur dalam program Breaking News di Kompas TV yang dikutip aceh.tribunnews.com, pada Minggu (2/10/2022) malam.
Polisi yang menggambarkan kejadian itu sebagai “kerusuhan” mengatakan mereka melepaskan gas air mata untuk memaksa pendukung kembali ke tribun dan setelah dua polisi meninggal. Sementara penggunaan gas air mata dalam stadion sudah dilarang FIFA.
Banyak korban yang terinjak-injak dan tak bisa bernapas karena berdesak-desakan, menurut polisi.
Kepolisian juga mengatakan insiden terjadi di gerbang 10 di stadion.
Suara teriakan terdengar saat penonton berusaha keluar termasuk perempuan dan anak-anak, menurut salah satu akun Twitter pendukung.
“Dunia sepak bola terkejut menyusul insiden tragis …,” kata Presiden FIFA Infantino.
“Ini adalah hari gelap dan tragedi yang sulit dibayangkan bagi semua yang terlibat dalam sepak bola…Duka cita untuk keluarga dan rekan-rekan korban,” tambahnya.
Konfederasi Sepak Bola Asia juga menyatakan duka atas jatuhnya korban
Sejumlah klub Liga Primer, termasuk Arsenal, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur – melalui cuitan – mengungkap “duka mendalam” atas tragedi ini.
La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol sepakat klub-klub akan melakukan mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan hari Minggu (02/10).
Pernyataan dari La Liga menyebutkan mengheningkan cipta dilakukan sebagai “tanda duka cipta kepada rakyat Indonesia, khususnya bagi keluarga korban meninggal dan menghaturkan cepat sembuh bagi yang terluka.”
Para pemain dalam pertandingan Espanyol melawan Valencia mengheningkan cipta atas tragedi sebelum kickoff.
Asosiasi sepak bola Jerman dan Serie A Italia juga mengungkap duka cita melalui Twitter.
Bukan bentrok antarsuporter
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) bukanlah bentrok antarsuporter.
“Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema,” kata Mahfud dalam keterangannya pada Minggu (2/10/2022).
"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," lanjut dia.
Manajemen Arema FC menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu kemarin.
"Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.
Mereka mengatakan, turut bertanggung jawab atas penanganan korban “baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka”, dalam keterangan resminya di situs mereka pada Minggu (2/10/2022).