Permintaan Melandai, Harga Batu Bara Anjlok 12%
![]() |
Pertambangan batubara [Ilustrasi] |
tanjakNews.com, JAKARTA -- Melandainya permintaan karena peningkatan produksi batu bara dan perlambatan ekonomi Tiongkok menjadi salah satu penyebab menurunnya harga batu bara secara global. Ditambah anjloknya harga gas, serta hangatnya cuaca di Eropa.
Harga batu bara acuan (HBA) di Ice Newcastle Australia pada Senin (23/1/2023) mengalami koreksi ke US$ 290/ton. Dalam 4 hari perdagangan harga batu bara anjlok lebih dari 12%.
HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen dan ash 15 persen.
Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand.
Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Dilansir dari CNBC Indonesia, emiten sektor energi di dalam negeri pun mengalami koreksi, di mana koreksi rata-rata di isi oleh beberapa saham batu bara. Tetapi ada emiten yang justru diborong investor asing.
Saat harga batu bara dunia terkoreksi, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) justru dikoleksi asing.
Dalam dua pekan terakhir ADRO diborong oleh investor asing KZ, kode broker saham asing milik Credit Lyonnais Securities Asia B. V. Dalam 2 minggu terakhir KZ memborong saham ADRO sebanyak Rp159 miliar dengan harga saham rata-rata 3.079.
Meskipun harga batu bara turun, para investor masih bisa mendapatkan dividen jumbo dari emiten-emiten batu bara.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) adalah perusahaan pertambangan unggul dan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia. ADRO telah berkembang menjadi organisasi yang terintegrasi secara vertikal, dengan anak-anak perusahaan yang berpusat pada energi termasuk pertambangan, transportasi dengan kapal besar, pemuatan di kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, pemasaran dan penghasil listrik.
Perusahaan ini mengoperasikan pertambangan batu bara tunggal terbesar di Indonesia (di Kalimantan Selatan) dan bertujuan menjadi grup pertambangan dan energi besar di Asia Tenggara. (TNCM/CNBC)