News Breaking
Live
update

Breaking News

Mengetalasekan Cikal Pemimpin

Mengetalasekan Cikal Pemimpin



Oleh: All Amin

KEBERADAAN pemimpin dalam suatu kelompok merupakan hal yang sangat penting. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya."

Untuk tiga orang saja, mesti ada satu yang diangkat sebagai pemimpin. Apalagi sebuah kelompok besar masyarakat. Tentulah mutlak ada pemimpinnya.

Islam memberikan panduan beberapa metode dalam memilih seorang pemimpin. Merujuk kepada model terpilihnya para Khulafaur Rasyidin. Empat sahabat utama Rasulullah yang meneruskan kepemimpinan sebagai khalifah. Umirul mukminin.

Abu Bakar ash-Shidiq dipilih melalui musyawarah mufakat. Umar bin Khatab diangkat berdasarkan penunjukkan langsung oleh khalifah sebelumnya. Ustman bin Affan dipilih oleh majelis syura atau perwakilan. Ali bin Abi Thalib melalui pemilihan langsung dengan dasar suara terbanyak. Keempat model itu lazim digunakan sampai sekarang.

Sebentar lagi akan digelar pilkada serentak. Pemilihan kepala daerah ini semodel dengan pemilihan Sayidina Ali. Pemenangnya adalah siapa yang mendapatkan suara terbanyak.

Perbincangan dan pergerakan aktivitas di tengah masyarakat yang bersinggungan dengan perhelatan politik itu sedang menggeliat di mana-mana.

Pun demikian di ranah Alam Gumanti. Salah satu kawasan di sebelah selatan Kabupaten Solok. Oleh masyarakat di Kabupaten Solok populer istilah pengklasteran wilayah; Solok utara, Solok tengah, dan Solok bagian selatan.

Dalam konteks politik lokal, komposisi tiga klaster ini selalu menjadi variabel yang turut dikalkulasi ketika akan menetapkan bakal calon kepala daerah. Khususnya untuk bakal calon Bupati dan  Wakil Bupati Solok.

Ranah Alam Gumanti terdiri dari tujuh kenagarian. Dua di antara tujuh itu merupakan nagari dengan jumlah penduduk besar. Nagari Alahan Panjang dan Sungai Nanam. Bahkan, Nagari Sungai Nanam memilki DPT terbanyak pada pemilu tahun ini di Kabupaten Solok. Akumulasi jumlah penduduk yang besar dalam ranah Alam Gumanti menjadikan klaster ini sebagai lumbung suara yang selalu diperhitungkan.

Dalam sejarah melahirkan pemimpin Alam Gumanti juga tak kalah mentereng. Banyak tokoh-tokoh hebat kaliber lokal dan nasional berasal dari daerah ini. Salah satu yang paling menonjol adalah Dr. Gamawan Fauzi Datuak Rajo nan Sati. Mantan Bupati Solok. Gubernur Sumbar dua periode, dan Menteri Dalam Negeri di masa Presiden SBY.

Dalam rangka menyongsong pilkada yang segera datang menjelang, masyarakat ranah Alam Gumanti yang merupakan kelompok besar itu, dengan nostalgia kepemimpinan "dari anak nagari" yang manisnya masih terasa di lidah, berupaya untuk mengapungkan putra-putra terbaiknya, yang bertalenta untuk menjadi calon pemimpin masa depan, agar dapat berbaris di depan. Supaya sosok-sosok itu menyeruak ke permukaan. Dapat terbaca oleh alat sensor pada sistem perpolitikan lokal.

Sebagai mana pemahaman umum, dalam sistem elektoral yang satu orang satu suara ini, untuk bisa menjadi calon kepala daerah tak bisa dibilang mudah. Ada dua syarat mutlak yang mesti dipenuhi.

Pertama, syarat personal. Di Minangkabau untuk jadi seorang pemimpin mesti memiliki apa yang dikenal dengan istilah 3T. Takah, Tageh, Tokoh. Kondisi terkini, tak cukup hanya tiga. Wajib ditambah dengan T yang ke-empat, yaitu: Toke. Sebab biaya politik itu mahal. Praktisi politik yang "kurang toke" rumitnya serupa dengan pebisnis yang "kurang modal kerja". Kamari senteang.

Syarat personal mesti disempurnakan dengan: popularitas yang paralel dengan akseptabilitas dan elektabilitas. Ketiganya mesti sepaket. Sebab, kadang kala popularitas, menyimpang jauh dengan keterpilihan. Dikenal, tapi tidak dipilih.

Kedua, syarat formal. Pemegang lisensi yang bisa memasukkan ke dalam sistem pemilihan adalah Partai Politik. Personal yang memenuhi syarat serupa di atas, mesti mencari tiket melalui partai. Maka terjadilah negosiasi, pertukaran nilai tambah dan kepentingan di situ. Terjadi deal-deal yang bersimbiosis mutualisme.

Ada tersedia jalur alternatif selain maju melalui partai politik. Yakni, melalui jalur independen. Namun, jalur ini biasanya tak terlalu ramai digunakan.

Guna menghimpun talenta-talenta bakal calon pemimpin masa depan itu, menyelaraskan pemikirannya, lalu mengapitalisasinya dengan sokongan jumlah besar masyarakat ranah Alam Gumanti di belakang, maka Perhimpunan MAG yang merupakan paguyuban resmi masyarakat Alam Gumanti berencana akan menyelenggarakan acara Temu Tokoh dan Musyawarah Besar MAG.

Sebab waktunya bertepatan dengan suasana Hari Raya Idul Fitri 1445 H, maka format acaranya dipaketkan dengan Halal Bihalal.

Acara ini digagas dan diselenggarakan oleh DPP MAG di bawah komando Ketua Umum MAG, H. Irwan Sutan Rajo Endah.

Kepanitiaan sedang dibentuk, model dan tema acara sedang disempurnakan. Semuanya sudah: on progress.

Acara Halal Bihalal, Temu Tokoh, dan Musyawarah Besar ini akan bertempat di ranah Alam Gumanti. Di salah satu nagari. Bisa di Alahan Panjang, di Sungai Nanam, atau di nagari lain.

Diharapkan acara ini nanti dapat dihadiri oleh Kepala Daerah, perangkat pemerintahan; Camat, Wali Nagari dengan perangkatnya dari 7 kanagarian, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para perantau, politisi, para legislator, niniak mamak, bundo kanduang, dan bakal calon yang berpotensi maju di pilkada.

Semoga acara ini nanti melahirkan sebuah rekomendasi atau keseragaman pemahaman bersama, dalam kaitan mengetalasekan dan mendukung penuh para bakal calon pemimpin masa depan dari ranah Alam Gumanti yang mampu menunjukkan kapasitasnya dalam gelanggang yang jauh lebih luas.

Untuk Kabupaten Solok. Untuk Sumatra Barat. Bahkan bisa jadi ada cikal yang nanti bisa diantarkan sampai ke Ibu Kota. Sebab ranah Alam Gumanti punya catatan sejarah tentang pencapaian itu. Semoga.

(All Amin: Jubir MAG | 22 Ramadan 1445 H)
__________

Tags