Syekh Ahmad Deedat, Sang Kristolog Hebat
WAJAHNYA bersih dan berseri karena selalu disirami air wudhu. Suaranya lantang dan terang. Ilmu pengetahuannya cukup luas, yang pasti Injil dan Qur'an 'in his mind', Orangnya sederhana, usianya sudah mulai senja, tapi semangat dakwahnya tetap membara. Ahli Debat dalam forum-forum interna- sional. Sanggup berdiri berjam-jam untuk menyampaikan risalah Islam. Disegani oleh lawan dan kawan karena ilmunya yang dalam. Saya pikir belum ada duanya dalam forum internasional. Siapakah dia?
Dialah Syekh Ahmed Deedat, yang panggilan akrabnya Mr. Deedat. Video debatnya banyak bertebaran di Youtube.
Kalau misionaris Kristen sering mendatangi orang-orang Islam yang masih awam untuk memengaruhi mereka agar memeluk agama Kristen, Ahmed Deedat lain polanya. Dia tidak mendatangi orang Kristen yang masih awam kekristenannya, tapi Ahmed Deedat banyak mengundang para pendeta/pastur untuk berdebat. Bagi para pendeta yang tanggung ilmunya, bisa disapu bersih oleh Ahmed Deedat.
Ahmed Deedat telah menjalankan serangkaian dialog agamanya di Eropa dan negara Barat lainnya. Ahmed Deedat juga melakukan perjalanan dakwahnya ke kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah.
Sasaran dakwahnya adalah mengundang para pendeta dan pastur untuk membuktikan kesalahan Bible Banyak tema-tema yang diungkapkan, seperti; Is Jesus God? Crucifixion or Cruci-fiction? Was Christ crucified?, Crucifixion Fact and Fiction?, Muhammad in the Bible and Jesus Christ in the Qur'an, Swaggart vs Deedat, debate in USA, Islam and Christianity, Missionary Inroads, Qur'an or the Bible?, Jesus Christ in Christianity & Islam, Islam and Christianity, What the Bible says about Muhammad? dan banyak lagi.
Penulis sendiri sebagai pembina masyarakat Islam di wilayah Indian Ocean telah mendapat kiriman kaset video dari Al- Ustadz Ahmed Deedat sebagai President of Islamic Pro- pagation Centre International (IPCI). Tidak kurang dari 25 kaset video dengan berbagai judul yang menarik. Dan lebih menarik lagi video tape hasil perdebatan antara Ahmed Deedat dengan para pendeta kawakan, seperti DR. Jimmy Swaggart dan DR. Anis Shorrosh.
Ahmed Deedat bukan hanya dialog dengan para pendeta, tapi juga pernah berusaha mengundang Paus Johannes Paulus II di Vatican- Roma, pada tahun 1984 untuk mengadakan 'dialog agama' antara Islam dengan mengadakan 'dialog agama' antara Islam dengan Kristen. Jawaban Paus, dia bersedia asal Ahmed Deedat mau datang di tempat Sekretariat Paus.
Kata Ahmed Deedat, yang kami inginkan adalah bukan dialog bersifat pribadi antara Pope dengan saya, tapi dialog terbuka (in public), dan mengundang seluruh pendeta, ulama Islam, kaum cendekiawan atau para intelektual untuk turut menyaksikan jalannya dialog antara Pope dengan Deedat. Tempatnya bisa di Roma atau di markas Vatican.
Ahmed Deedat dengan keluasan ilmunya,, khususnya yang berhubungan dengan masalah-masalah teologi dan ilmu perbandingan agama, telah sanggup meneruskan cakrawala baru bagi dunia keagamaan, dan siap dengan ikhlas untuk membuktikan kekaburan dan kesimpangsiuran Bible di mata Paus. Sayang sekali, Paus tak bersedia, sebab walau bagaimana pun hal itu menyangkut kredibilitas dan bobot Bible yang ada padanya. Dan Paus bukan tidak tahu keluasan pengetahuan Bible yang dimiliki Ahmed Deedat. Paus pernah melihat rekaman debat antara Deedat dengan para pendeta kawakan di beberapa negara Barat, dan hasilnya Pope sendiri kagum dengan keluasan ilmu pengetahuan Biblenya Ahmed Deedat. Jangan-jangan dia pun bakal 'kepepet' jika berhadapan dengan Ahmed Deedat, dan bisa-bisa jatuh marwah Pope di mata dunia.
Missi Islamnya Deedat
Ahmed Deedat sebagai pemimpin Gerakan Dakwah Internasional banyak meretas jalan pintas, mengundang kaum intelektual Barat yang sedang dalam kekosongan jiwa (spiritual vacuum). Karuan saja para kawula muda sangat ganderung sekali dengan ceramah Ahmed Deedat. Bahasanya mengalir lancar. Ayat demi ayat dari Bible dan Al Qur'an dikupasnya secara terang dan gamblang.
Ahmed Deedat telah menarik perhatian kaum muda dan para intelektual Islam dan non Islam.
Ketika Deedat datang ke Malaysia beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Malaysia agak khawatir kalau Deedat nyerempet- nyerempet kaum Kristen. Karena itu dia dilarang untuk sementara datang sebagai penceramah, tapi tidak dilarang kalau sebagai tamu dari kaum Muslimin Malaysia. Tapi dengan keberanian Anwar Ibrahim (Menteri Pendidikan Malaysia) mantan Presiden ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) sanggup menjamin Ahmed Deedat datang, toh tak ada apa-apa.
Barangkali kaum pendeta di kawasan Asia Tenggara belum ada yang ready kalau 'dialog agama' bersama Ahmed Deedat. Produksi kaset dan video tapes ceramah Ahmed Deedat tentang Islam dan Kristen telah bertebaran ke seluruh pelosok negara-negara Barat dan negara- negara Muslim, di samping brosur-brosur, buletin dakwah dalam bentuk sederhana, dan buku-buku kecil yang mengandung judul-judul tertentu tentang Islam dan Kristen, telah tersebar luas.
Penulis lihat usaha dakwah yang dilakukan oleh Islamic Propagation Centre Inter- national (IPCI) begitu efektif sekali, sehingga dapat membuka mata kaum muda dan kaum intelektual, dan tentunya kaum pendeta dalam melihat kejujuran hati dan pikirannya untuk memahami secara sadar tentang banyaknya kekeliruan/kesalahan dan kontradiksi antara ayat demi ayat di dalam Bible. Bahkan menurut Ahmed Deedat ada 50.000 words (kata) yang salah dan keliru dalam Bible. Dan Ahmed Deedat telah menyeru kaum pendeta agar memeluk Islam sebagai jalan yang terselamat menuju hidup di dunia dan kembali ke akherat nanti.
Dia dapat membuktikan dengan segala argumentasi dalam berdebat, dan para pendeta dihadapinya dengan tenang tanpa emosi. Senjata debat Ahmed Deedat bukan dilawan dengan Al-Qur'an, tapi Bible lawan Bible (Injil lawan Injil), karuan saja para pendeta banyak yang kebingungan, seakan-akan hatinya tersentak, kok jadi begini akhirnya......?
Bahkan ada pendeta yang berkata, kalau semua para pendeta bisa jumpa dan dialog dengan Ahmed Deedat, katanya, bisa-bisa iman para pendeta tersebut pada goyang......? Jangan-jangan bisa amburadul.
Muballigh Terbang
Di beberapa negara Barat, misalnya saja Australia ada Special Flying Doctor (spesial Dokter Terbang) untuk urusan emergency (darurat) dari satu kota ke desa, biasanya dokter ahli. Maka Ahmed Deedat sebagai Da'i yang selalu terbang antara negara untuk memenuhi undangan dari para Institusi-institusi Islam di kawasan Eropa, Asia Tengah dan Timur Tengah plus Asia Tenggara. Setiap ceramah yang diberikan Ahmed Deedat dipenuhi oleh para pengunjung, biasanya di Gedung- gedung pertemuan atau di stadion. Ahmed Deedat kalau ceramah cukup satu jam, dan setelah itu dibuka 'tanya jawab' hingga memakan waktu 2 - 3 jam.
Tanpa terasa waktu demikian berlalu dan audience pun merasa puas, mendapat siraman rohani dan tambahan ilmu pengetahuan agama dari Ahmed Deedat. Mr. Deedat memang menggoncangkan dunia kependetaan dan masyarakat Barat cukup simpati dengannya. Di negara- negara Barat tidak mengenal istilah SARA, dialog agama bisa diadakan kapan saja asal tidak menimbulkan keributan dan melahirkan sentimen keagamaan, sepanjang dialog tersebut bersifat ilmiah, di negara Barat no problem.. Sebab demokrasi mereka sudah matang, lain halnya di dunia Melayu yang masih risi dengan adanya multirasialisme dan baru melek mengenal 'keterbukaan' dan hidup berdemokrasi, tentu agak sulit rasanya jika dialog agama antara para pendeta bersama Ahmed Deedat diselenggarakan dengan cara ter- buka, meskipun dalam gedung.
Ahmed Deedat dalam membawa missi dakwahnya bukan hanya sekedar terbang dari satu negara ke negara lainnya, tapi beliau punya manajemen dakwah yang efektif, tersusun dan terencana. Program Training Dakwah selalu diadakan di pusat IPCI-Durban - Rep. of South Africa. Penterjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris telah disebarkannya, begitu juga di bidang penerbitan telah berjalan lancar.
Kalimat ayat Al-Qur'an dalam Surah An-Nahl ayat 125, telah dipraktekkannya. Ayat itu seruan Islam kepada jalan Allah, dan kita disuruhnya agar mengajak manusia ke jalan Tuhan dengan hikmah, dan juga dengan cara 'debat/dialog', tentu dengan ahsan (sebaik-baiknya) lepas dari pengaruh emosi. Wajadilhum, dalam ayat tersebut sasarannya adalah untuk kaum non Muslim. Maka Ahmed Deedat telah melakukan dakwahnya internal dan eksternal, umat Islam dan non Islam (kaum pendeta). Ahmed Deedat tidak ingin dan tidak tertarik mendatangi kaum Kristen yang masih awam agamanya. Ahmed Deedat lebih suka mengajak kaum pendeta/pastur untuk 'berdialog' agar mereka dapat memahami kekeliruan Bible dan kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu terakhir (the last testament). Sebab kalau para pendetanya bisa masuk Islam, maka umat Kristen yang masih awam tentang agamanya sekurang-kurangnya bisa diyakinkan oleh para pendeta yang sudah Muslim. Sebab bagaimana pun kata pepatah; "Orang pinter yang jujur dan ikhlas, ucapannya bisa didengar jutaan umat manusia".
Penulis yakin betul bahwa perkembangan Islam di Eropa (dunia Barat) kini sedang marak, dan cahaya Islam terus memancar ke dunia Eropa. Seorang pujangga Ing- gris George Bernard Shaw, pernah berkata: "If any religion has a chance of conquering England, any Europe, within the next hundred years, that religion is Islam". (Jika ada agama yang mendapat kesempatan untuk menguasai England, bahkan Eropa, dalam masa seratus tahun mendatang, agama itu adalah Islam).
Tidak berlebihan kiranya, bahwa dakwah Islam sedang merentas jalan Eropa yang sedang dipelopori oleh Islamic Propagation Centre International (IPCI) dibawah pimpinan Al-Ustadz Ahmed Deedat. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahimu ya Ahmed Deedat. And Goodluck!
Ditulis ulang dari tulisan Abu Hikmat di Majalah Panjimas 21 November 1990 dengan judul "Mubaligh Ulung"