News Breaking
Live
update

Breaking News

Menjelajah Ranah Minang

Menjelajah Ranah Minang

Foto Nofrins



Oleh: All Amin

LIFE Experience Tourism. Tulisan ini bisa membuat imajinasi Anda mengalir jauh. Sesekali terbang dan mengawang. Bila dibaca sampai titik terakhir. Pun dapat menyisakan long after taste, setelah melampaui kata pengujung.

Bila khatam, lalu Anda tak dapat membayangkan apa-apa. Sama sekali. Coba lempar alat pembacanya, ke mana saja. Mungkin sinyal gawainya perlu mendapat sedikit terapi kejut.

Tulisan ini sedang berupaya menggerakkan bayang dalam pikiran. Menyusun langkah merealisasikan impian.

Life experience tourism. Berwisata pengalaman hidup. Pengalaman orang lain atau diri sendiri. Guna mengaduk kembali endapan memori masa lalu, atau untuk mengonfirmasi rasa penasaran atas sesuatu yang masih samar dalam keinginan. Jalan menciptakan momen-momen bercita rasa wow experience.

Bila pusing menalar kalimatnya, abaikan saja. Aggap terpencet tombol starter imajinasi. Lanjutkan membaca ke bawah. Setelah titik terakhir, silakan menafsirkan sendiri pengertiannya. Bebas.

Sip. Kita mulai. Saya dulu yang berimajinasi. Membayangkan Anda membaca tulisan ini sambil makan.

Sebentar, coba perhatikan nasi-nasi itu. Darimana berasalnya. Bagaimana petani menyemai benihnya. Apa filosofi yang terkandung dalam proses peralihan dari kaveling penyemaian?

Padi-padi itu ditanam dengan cara berjalan mundur. Tapi, lihat. Posisi tanamnya lurus. Presisi, tanpa alat bantu. Kemampuan bertanam lurus tak akan bisa didapatkan melalui membaca buku, oleh doktor pertanian sekalipun. Harus praktik masuk sawah. Kuat menahan sakit pinggang, sebab membungkuk berjam-jam. Life experience.

Bila hendak merasakan denyut nadi kehidupan petani, yang sesungguhnya. Anda mesti masuk ke dalam keseharian mereka. Turut membajak, menyabit rumput, mengaduk kotoran hewan untuk jadi pupuk kandang, makan di sawah, menjunjung karung di pematang, dan banyak lagi. Sampai dapat menyelami suka duka kehidupan mereka.

Itu satu. Lalu, perhatikan. Di samping nasi itu, ada sambal, sayuran. Kol, mentimun, bawang goreng, kentang, terong, atau apa pun. Dari mana pula semua itu?

Di mana letak persamaan antara petani sawah dan petani ladang. Bagaimana perubahan cuaca mempengaruhi perubahan harga lalu berdampak kepada kondisi ekonomi petani?

Bagaimana dramatisnya buah yang sudah mau dipanen tetiba diserang hama. Atau ketika hasil panen bagus, tapi harga jatuh. Lalu dibiarkan busuk.



Bila Anda berkesempatan mengamatinya dari dekat, maka banyak hal-hal baru yang akan ditemukan. Nilai-nilai yang dapat diambil. Nilai yang dapat mengubah rasa.

Minimal, ketika sudah melihat bagaimana sulit, berliku, dan panjangnya nasi serta sayur mayur itu sampai di meja kita, akan menumbuhkan rasa apresiasi kepada para pejuang pangan itu. Di antaranya berwujud pada, tidak lagi berada dalam aliran pengisi piring penuh di kondangan, separonya disisakan, lalu sisa makanan itu didorong ke bawah bangku pakai kaki. Akan miris hati melihat tabiat itu. Makanan dibuang-buang, sedangkan di tempat lain begitu banyak orang yang berjibaku, berjuang untuk mendapatkan sepiring nasi. Menyuburkan empati.

Oke, lanjut. Sekarang amati piring-piring di sebelahnya. Tongkol balado, tuna fillet, udang, cumi, dan segala macam. Pasti mereka tak datang berenang sendiri. Ada keringat para nelayan yang mengeluarkan beragam ikan-ikanan itu dari laut. Saking banyaknya keringat nelayan yang tumpah, mengasinkan air laut.

Dalam hikayat, teritorial Ranah Minang di sebelah baratnya berbatasan dengan ombak nan badabua. Pesisir pantai.

Pantai sebelah barat Pulau Sumatra itu berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Laut lepas. Uniknya Sumatra Barat memiliki jejeran Kepulauan Mentawai yang seolah menjadi bentengnya. Kondisi geografis itu menjadikan kondisi lautnya komplek. Ada gelombang tinggi yang cocok untuk selancar, pun banyak ceruk-ceruk tenang tempat menyelam menikmati keindahan terumbu karang.

Kembali ke nelayan. Mereka itu para ahli laut autotidak, nan bisa mengira kapan akan badai dan kapan laut tenang. Belajar dari keseharian dalam aktivitas mencari penghidupan.

Life experience tourism edisi menjadi nelayan akan membuahkan pengalaman yang mendalam, yang hanya didapat bila benar-benar turut melaut.

Pengalaman bertahan dalam badai di tengah laut. Bagaimana rasanya di atas kapal yang terombang ambil diterpa angin kencang dan gelombang besar. Menyaksikan langsung dan turut terlibat dengan anak-anak bagan. Bisa jadi seketika akan teringat, membayangkan rasa yang dialami semut-semut kecil yang ditarok di perahu kertas, lalu airnya diobok-obok kencang. Menegangkan, memacu adrenalin.

Sebaliknya, bila laut tenang, Anda bisa menikmati suasana romantis, memancing sembari duduk di cadik perahu, menghayal dan menatap polaris si bintang utara. Penuh rasa.

Sosok yang turut memopulerkan konsep life experience tourism adalah seorang maestro pariwisata asal Ranah Minang. Praktisi yang sudah berkaliber internasional. Namanya Ridwan Tulus.

Dalam pemikiran seorang Ridwan Tulus: Indonesia is a Green Tourism Destination.

Gagasan life experience tourism merupakan turunan dari konsep green tourism. Sejak seperempat abad silam gagasan life experience tourism sudah getol ia populerkan ke mana-mana. Lintas negara.

"Life Experience Tourism merupakan sebuah ide dan gagasan pariwisata yang saya sampaikan pertama kali pada tahun 2000 di program Master Pengkajian Asia-Africa Kyoto University, atas undangan Nippon Senin Kyokai-Jepang," ujar Ridwan Tulus.

Menurut Ridwan Tulus, telah terjadi pergeseran paradigma dan perilaku pengunjung dalam berwisata. Beberapa dasawarsa silam modelnya mass tourism, sekarang sudah bertransformasi menjadi costumized tourism.

Perjalanan wisata yang didesain sesuai dengan kebutuhan pengunjung, dengan basis mengemas realitas. Dalam bidang ini Ridwan Tulus pakarnya. Maka dengan bekal pengalaman panjang dan portofolio mentereng Ridwan Tulus kini dikenal sebagai seorang tour designer. Kawakan.

All Amin, penulis artikel ini, seorang praktisi pemasaran, bersepakat dengan gagasan seniornya Ridwan Tulus. Bahwa Green Tourism dangan turunannya life experience tourism, juga beragam model lainnya, yang esensinya adalah customized tourism berpotensi untuk dikembangakan. Terutama di Ranah Minang.

Artikel ini ditujukan untuk Anda, atau siapa pun, yang hendak menjelajah Ranah Minang, dan ingin mendapatkan pengalaman lebih dari sekadar jalan-jalan biasa, atau mengunjungi tempat-tempat yang umum.

Sebagaimana esensi berwisata, tujuannya guna mendapatkan pengalaman yang berkesan. Relevan dengan konsep life experience tourism.

Tentang konsep perjalanan wisata seperti apa yang Anda inginkan dalam menjelajah Ranah Minang, atau Sumatra Barat, maestro tour designer Ridwan Tulus, punya beragam model perjalanan wisata yang spesial untuk Anda.

Anda pehobi makanan. Ada model gastronomy tourism. Wisataboga. Konsep ini lebih dari sekadar mencicipi kuliner enak di banyak tempat. Tapi sunguh-sunguh turut dalam memasak (misalnya) rendang. Mulai dari proses belanja ke pasar, memilih bahan, memasak, sampai menjual/berbagi makanan. Terlibat lebih dalam.

Anda penikmat kopi yang ingin mempelajari mengapa kopi Sumatra jadi begitu istimewa. Bagaimana proses dari hulu sampai ke hilirnya. Dari kebun kopi sampai ke secangir kopi mahal di cafe. Apakah kehidupan petani kopi bisa senikmat rasa kopi yang mereka tanam? Ikuti wisata kopi.

Mungkin Anda penyuka sejarah, yang ingin tahu mengapa Ranah Minang masa silam mampu melahirkan nama-nama besar seperti: Hatta, Sutan Syahrir, Tan Malaka, Buya Hamka, M Yamin, Agus Salim, dan banyak lagi. Pasti ada sesuatu di belakang semua itu. Kami akan menemani Anda dalam menelusuri perjalanan napak tilas itu.

All Amin, penulis artikel ini, nak turut berdedikasi, terlibat aktif menceritakan keelokan anugerah Tuhan yang bernama Ranah Minang kepada dunia luar. Keharmonian alamnya nan menawan dan masyarakatnya yang cinta damai. Dengan cara menyajian yang berbeda.

All Amin nak turut mempopulerkan konsep yang digagas oleh mentornya Ridwan Tulus. Life experience tourism. Mengemas realitas menjadi sebuah pengalaman yang berkesan. Untuk siapa pun.

Diaspora minangkabau yang nak bernostalgia dengan kampung halaman, atau siapa pun yang tertarik menjelajah Ranah Minang. Dari mana pun. Lintas negara. 

Tertarik menjelajah hal-hal unik. Tak biasa. Mungkin saja ada hendak mencoba berwisata hantu. Horor tourism. Sepanjang hantu-hantu tersebut bisa dikondisikan. Mereka pandai menjamu tamu-tamunya. Siapa takut. Mari kita diskusikan.

WhatsApp: 081337208840
Email: tridawa@gmail.com

Sumatra and Beyond

Tautan pelengkap referensi, klik:
___________________________

Tags