News Breaking
Live
update

Breaking News

Dua Isu Sensitif Ini Ancam Nyawa Wartawan

Dua Isu Sensitif Ini Ancam Nyawa Wartawan




RIAU MAGAZINE, Jember -- Nyawa seorang wartawan selalu berada di ujung tanduk, terutama untuk dua isu sensitif. Isu yang mengancam nyawa  wartawan  itu yakni isu korupsi dan Sumber Daya Alam (SDA).

Hal itu diungkapkan  Herlambang P Wiratraman, akademisi Universitas Airlangga saat menjadi pembicara di acara diskusi yang di selenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember, di Cafe Nong, Kecamatan Sumberbari, Sabtu (11/1/2020).

"Tidak ada perubahan sejak tahun 2014 ketika saya membuat disertasi sampai saat ini. Bahkan, beberapa wartawan sampai harus meregang nyawa," jelasnya.

Mereka yang sampai meregang nyawa, sambung Herlambang, salah satunya adalah AA Narendra Prabangsa wartawan Radar Bali saat meliput kasus korupsi di Bali. 

Selain itu, diskusi yang membahas 'Perkembangam Hukum Pers' ini, Bambang juga memaparkan perkembangan kebebasan pers dari masa ke masa, rezim BJ Habibi dan Gus Dur menempati posisi paling baik tentang kebebasan pers. Sementara, untuk Megawati berada di posisi tengah dan SBY cenderung kurang demokratis.

Hasil pemetaan sederhananya, Bambang berupaya membuat indikator intervensinya negara termasuk institusi politik dan hukum. Hasilnya, tindakan represif yang merugikan semisal sensorsif, kemudian izin, memenjarakan wartawan dan kekerasan yang dilakukan polisi maupun tentara serta paling ekstrim pers dibubarkan.

Ada juga pembatasan, sambung Herlambang, namun dijelaskan alasannya untuk kebebasan pers yang semakin baik. 

"Empat indikator implikasi tersebut tidak bisa kemudian disimpulkan bahwa zaman Soekarno represif, sebab alurnya dari setiap rezim mengalami naik turun," terangnya. (Oce/RF).


Tags