Begini Penularan Covid-19 dari Orang Pertama di Italia
TANJAKNEWS.com -- Sebanyak 800 orang di Italia meninggal dalam sehari, Sabtu (21/3/2020), akibat Covid-19!
Angka ini terus menambah total meninggal warga negeri Mediterania itu menjadi 4.825 orang akibat infeksi virus corona SARS-COV-2.
Dengan demikian, jumlah meninggal akibat virus corona di Italia menjadi yang mencapai sepertiga penderita SARS-COV-2 yang meninggal di dunia.
Saat ini, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Italia sudah menyalip China, Kamis (19/3/2020). Total kematian di Italia pun melebihi laporan China dan Iran.
Bagaimana asal mula virus ini menyerang negara sphageti itu?
Berikut kisah perjalanan awal Covid-19 di Italia berangkat dari Pasien #1.
Seorang lelaki berumur 38 tahun, menikah dan sedang menunggu kelahiran putrinya ditetapkan sebagai Pasien #1 dalam sejarah penyebaran Covid-19 di Italia.
Bagaimana dia mendapati tubuhnya terpapar virus ini?
Pada 21 Januari 2020, seorang kolega yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja di Cina, kembali ke Italia.
25 Januari 2020, kolega ini bertemu dan makan malam bersama Pasien #1 dan beberapa kolega lainnya. Sejak itu mereka bertemu sebanyak tiga kali hingga terakhir pada tanggal 4 Februari untuk sebuah makan malam.
Selama itu, Pasien #1 masih melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
Berikut beberapa tempat yang dia kunjungi selama 21 hari, sejak bertemu kolega yang kembali dari Cina (25 Januari) hingga dia mulai merasakan gejala pada 16 Februari:
1. Codogno, kota tempat tinggalnya;
2. Castiglione d’Adda, kota kelahiran dan tempat tinggal orang tuanya untuk bertemu mereka dan teman-temannya;
3. Casalpusterlengo, kota tempat bekerja.
2 Fabruari 2020 ke Santa Margherita Ligure, Provinsi Genova untuk mengikuti lomba lari.
9 Februari 2020 Sant’Angelo Lodigiano, Provinsi Lodi mengikuti lomba lari.
15 Februari 2020: Codogno, Provinsi Lodi kursus pertolongan pertama dengan Palang Merah Italia.
15 Februari (sore) Modignano, Provinsi Cremona mengikuti pertandingan bola.
16 Februari mulai merasakan sakit.
18 Februari 2020 ke IGD RS Codogno. Mendapatkan perawatan secukupnya, lalu Pasien #1 minta pulang. (Belum diketahui jika positif Covid-19)
20 Februari 2020 kembali ke IGD dan selama pemeriksaan seorang dokter curiga karena Pasien #1 memiliki gejala pneumonia yang tidak merespon sekian intervensi medis yang sudah dicoba. Istrinya kemudian mengungkap pertemuan suaminya dengan kolega yang baru kembali dari Cina.
Maka dilakukan tes Covid-19. Di sini adalah momen penularan di IGD RS Codogno pada (hampir) semua pasien lain dan petugas kesehatan yang ada. Di hari ini juga kondisi Pasien #1 langsung turun drastis dan masuk perawatan intensif.
Selama 21 hari tersebut terjadi penularan awal oleh Pasien #1:
1. Istrinya, yang hamil 8 bulan yang kemudian dirawat di RS Sacco di Milan.
2.Temannya, yang juga atlit atletik, anak pemilik sebuah bar di Castiglione d’Adda. Di sini terjadi penularan pada tiga pengunjung setia bar yang berusia antara 70-80 tahun.
3. Di hari Pasien #1 ke IGD RS Codogno 20/02 menulari: 5 petugas kesehatan. Yang salah satunya kemudian menulari seorang teman perempuan yang tinggal di Sesto e Uniti, Prov. Cremona. Lalu 3 pasien : seorang teman yang kemudian menulari ibunya (usia 77 tahun) dan meninggal; seorang perempuan dokter spesialis anak yang kemudian menulari suaminya yang bekerja sebagai dokter umum di Provinsi Pavia.
Pada 9 Maret 2020 Pasien #1 dinyatakan membaik dan dipindahkan dari perawatan intensif ke bangsal biasa untuk pemantauan.
21 Maret 2020 Kondisi Pasien#1 terus membaik dan siap untuk dipulangkan beberapa hari ke depan.
Kesimpulan: Covid-19 ini menular demikian mudah dan cepat. Rata-rata, berdasarkan data dari Departemen Perlindungan Sipil Italia, 1 dari 10 orang yang positif Covid-19 akan mengalami infeksi berat pada sistem pernafasan hingga membahayakan nyawanya. Untuk itu dibutuhkan perawatan khusus bahkan dalam jangka waktu yang panjang, seperti yang terjadi pada Pasien #1 Italia. (Oce)
Diceritakan oleh Novia Cici Anggraini, Warga Negara Indonesia yang tinggal di Larino (Campobasso), Molise, ITALIA dan sudah menjalani 17 hari tinggal di rumah karena krisis Covid-19.
Sumber:
https://www.repubblica.it/cronaca/2020/02/22/news/il_contagiato-249206473/
https://milano.repubblica.it/cronaca/2020/02/22/news/coronavirus_ospedale_codogno_mappa_contagio_lodigiano_pavia_cremona-249281832/
https://www.tgcom24.mediaset.it/cronaca/sono-a-lodi-parla-il-paziente-1-appena-uscito-dalla-terapia-intensiva_16026501-202002a.shtml
https://www.agi.it/cronaca/news/2020-03-14/coronavirus-posti-terapia-intensiva-7530891/
https://tg24.sky.it/cronaca/2020/03/20/coronavirus-italia-paziente-1-codogno.html
Mari kita lanjutkan membaca.
BELAJAR MENGENAL MUSUH: BAGAIMANA VIRUS CORONA MENYEBAR
Oleh: Anindito Aditomo
Dalam perang, pengetahuan tentang musuh adalah prasyarat untuk menang. Demikian juga dengan perang melawan virus Corona. Kelangsungan hidup kita bergantung pada kemauan dan kemampuan kita semua untuk belajar dan memahami virus yang menjadi musuh bersama ini. Nah, apa yang sudah anda ketahui tentang virus Vorona dan Covid-19, penyakit yang ditimbulkannya?
Kita memasuki minggu kedua (atau ketiga?) darurat Covid-19 di Indonesia. Kecuali anda baru keluar dari gua, seharusnya anda tahu bahwa Covid-19 adalah penyakit yang sangat cepat menyebar. Semoga anda juga tahu bahwa penyakit ini menyebar melalui percikan (droplet) dari bersin atau batuk orang yang menjadi pembawa (carrier) virus Corona.
Karena mekanisme penularan ini, kita perlu paham lebih banyak tentang bersin, percikan, dan daya tahan virus Corona di permukaan yang terkena percikan.
Penelitian menunjukkan bahwa percikan bersin bisa terbang 2 sampai 4 meter. [Ya, ada lho ilmuwan yang berkarir meneliti mekanika bersin!] Bersin ternyata menghasilkan percikan dengan berbagai ukuran, sebagian besar tidak terlihat oleh mata telanjang. Jangkauan percikan tergantung pada ukurannya. Percikan yang kecil bahkan bisa terbawa aliran udara dan mencapai jarak sangat jauh.
Penelitian juga menunjukkan bahwa percikan bersin melaju dengan sangat cepat. Menurut satu sumber, kecepatan percikan bisa mencapai 160 km per jam. Katakanlah anda berdiri 2 mater dari seseorang yang bersin. Percikan dari orang tersebut akan mengenai anda dalam 0.045 detik. Kurang dari sekedipan mata! Kalau ada orang bersin tanpa menutup mulutnya, orang-orang yang ada di dekatnya sudah hampir pasti tidak sempat menghindar dari percikan.
Kalau tidak terkena percikan langsung dari orang yang bersin atau batuk, berarti aman dong? Tidak juga. Percikan yang membawa virus Corona bisa menempel di berbagai permukaan yang disentuh oleh banyak orang: handel pintu, pegangan tangan di kereta, jok motor atau mobil, bangku gereja, lantai atau karpet masjid, dst. Jika anda menyentuh permukaan yang terkontaminasi, tangan anda pun mungkin membawa virus Corona. Hanya perlu satu kali sentuhan ke wajah sebelum virus tersebut memasuki tubuh. Dan siapa sih yang tidak ingin menggaruk atau menyeka hidung, mata, mulut atau wajah yang sedang gatal?
Penelitian menunjukkan bahwa virus Corona bisa bertahan berjam-jam, bahkan berhari-hari, di permukaan-permukaan tersebut. Rincinya bisa dilihat di infografis yang dibuat oleh Lembaga Eijkman ini. Virus Corona paling cepat mati di permukaan aluminium. Itu pun setelah 2 sampai 8 jam.
Apa artinya? Katakanlah seorang pembawa Corona bersin atau batuk di kantor, ruang kelas, atau tempat ibadah. Meja, kursi, tembok, pintu, dan lantai di sekitarnya berpotensi menjadi media penyebaran virus Corona selama beberapa jam atau hari ke depan. Tentu lain halnya jika seluruh permukaan tersebut disterilisasi. Tapi seberapa banyak kantor, sekolah, tempat hiburan, dan tempat ibadah yang membersihkan seluruh permukaan ruangan setiap sekian jam sekali?
Lantas bagaimana? Yang paling gampang, minimalkan kontak dengan orang lain. Bekerja, belajar, dan beribadahlah dari rumah. Tentu ada di antara kita yang harus bekerja di luar rumah. Kita semua maklum sekaligus bergantung pada mereka yang tetap harus bekerja di luar rumah: para dokter, perawat, petugas PLN, pengantar barang, dll. Tapi untuk yang lainnya, selain untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar, diam di rumah adalah tindakan paling bijak saat ini.
REFERENSI
Tentang durasi virus bertahan di permukaan:
- https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMc2004973
- https://www.facebook.com/lembagaeijkman
Tentang jangkauan dan kecepatan bersin:
- https://www.healthline.com/health-news/heres-how-far-and-how-fast-a-sneeze-carries-contagious-germs#New-technology-to-study-infectious-diseases
- http://news.mit.edu/2016/sneezing-fluid-cascade-not-simple-spray-0210
- http://news.mit.edu/2014/coughs-and-sneezes-float-farther-you-think