Band AKA dan Legenda Ucok Harahap yang Eksentrik
TANJAKNEWS.COM -- Dulu, di Surabaya, tepat di ujung pojokan antara Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Jenderal Sudirman (sekarang patung Karapan Sapi) berdiri sebuah bangunan gedung Apotek Kali Asin. Nama apotek itulah dulu pada 1967 yang mengilhami berdirinya sebuah group band bergenre musik rock yang cukup melegenda yang diberi nama AKA. AKA adalah singkatan dari Apotek Kali Asin.
Vokalisnya juga sangat fenomenal, Ucok Harahap. Apotek itu memang milik orang tua Ucok Harahap dan Ismail Harahap. Di tempat itulah, Ucok dan kawan-kawanya, bermarkas dan berlatih musik bersama secara intens.
Band AKA dibentuk pada 23 Mei 1967 dengan formasi awal, Ucok Harahap (keyboard/vokal utama), Syech Abidin (drum/vokal), Soenatha Tanjung (gitar utama/vokal), Harris Sormin (gitar/vocal), dan Peter Wass (bass). Peter Wass kemudian digantikan oleh Lexy Rumagit karena cedera ketika granat yang disiapkan untuk aksi panggung grup rock Ogle Eyes di Lumajang tiba-tiba meledak dan melukainya.
Namun sejak 1969, Lexy Rumagit digantikan Arthur Kaunang. Lalu Harris Sormin pun juga keluar dari group ini karena depressi akut dan meninggal tahun 2002.
Yang menarik, bahwa semua pemain bass Band AKA adalah kidal.
Yang membuat Band AKA begitu istimewa, ialah aksi mereka setiap tampil di panggung dan tentu saja berkat muculnya Ucok yang kerap tampil nekat, eksentrik, dan menerabas batas-batas kenormalan sosial.
Aksi kegilaan itu, misalnya Ucok hanya memakai celana dalam sewaktu menyanyikan lagu "Sex Machine" ciptaan James Brown. Pada kesempatan lain bahkan Ucok juga melompat ke atap, dipukuli, digantung, dan dimasukkan ke dalam peti mati. Semua itu dilakukan dengan totalitas, karena menurutnya, musik rock tanpa aksi panggung yang liar, sama halnya dengan kibul belaka.
Aksi kegilaan itu, misalnya Ucok hanya memakai celana dalam sewaktu menyanyikan lagu "Sex Machine" ciptaan James Brown. Pada kesempatan lain bahkan Ucok juga melompat ke atap, dipukuli, digantung, dan dimasukkan ke dalam peti mati. Semua itu dilakukan dengan totalitas, karena menurutnya, musik rock tanpa aksi panggung yang liar, sama halnya dengan kibul belaka.
Musikalitas Band AKA bertumpu pada warna rock yang kerap dimainkan band-band barat, di era itu, seperti Deep Purple sampai Led Zeppelin. Permainan gitar Sonata penuh improvisasi, jemarinya meliuk cepat, tenang, dan membentuk melodi maupun riff-riff berbahaya. Duet Arthur dan Syech adalah candu-ritmis, seksi, dan begitu bertenaga, menjadikan ketukan-ketukan di setiap komposisi seperti satu spektrum yang rapat.
Sementara Ucok, dengan vokalnya yang khas adalah lambang keberanian, pemberontakan, dan mukjizat; lengkingannya menjangkau misteri, membelah sekaligus menggetarkan gelanggang panggung sehingga mengajak pendengarnya kebelet bergoyang.
Kendati dicap sebagai band rock, Band AKA juga pernah mengeluarkan lagu-lagu pop lembut syahdu, seperti yang ketika itu juga dilakukan band rock lainnya God Bless, misalnya.
Beberapa lagu di antaranya, "Jeritan Seniman", "Akhir Kisah Sedih”, "Seniman dan Biola", dan "Badai Bulan Desember”.
Lagu-lagu tersebut berkisah percintaan maupun kejamnya kehidupan.
Pada album pertama (1970), tiga lagu berbahasa Inggris (Do What You Like, I've Gotta Work It Out, dan Glenmore) dan lima lagu berbahasa Indonesia. Salah satu lagu yg cukup populer kala itu “Badai Bulan Desember”.
Sepenggal kutipannya “...Semuanya ini menimpamu karena aku, Badai bulan desember... dst”.
Aksi-aksi bernas Band AKA di panggung ketika itu ternyata juga pernah membuat risih penguasa Orde Baru. Beberapa kali Ucok dkk ditegur aparat agar tidak terus-terusan liar tampil di pentas. Ucok pun memang menuruti perintah aparat. Namun, karena sudah menjadi “kodrat” sejak kelahirannya, hal tersebut hanyalah kamuflase sehingga setelah bermain "santun" di nomor pembuka, Ucok dengan Band AKAnya kembali menggila di atas panggung pada lagu-lagu berikutnya.
Arek Suroboyo, tentu saja cukup bangga bahwa pada saat itu Surabaya mempunyai group band beraliran rock seperti halnya God Bless (Jakarta) dan The Rolies (Bandung).
Kisah perjalanan group band AKA memang tak selalu mulus.. Grup ini juga mengalami pasang-surut sejalan dengan kehidupan duniawi.
Pada 7 Agustus 1975, Ucok meresmikan grup barunya di Jakarta dengan nama “Ucok and His Gangs” yang selain bergerak dalam seni pertunjukan musik, juga model dan tari. Ucok semakin sibuk dan menjadi lebih glamour, serta banyak mengalami perubahan lainnya. Singkatnya, Soenatha, Arthur, dan Syech Abidin pun akhirnya memutuskan untuk memberhentikan Ucok dan mengganti nama AKA menjadi SAS (Soenatha, Arthur, Syech Abidin) pada akhir Desember 1975.
Tampaknya lagu “Badai Bulan Desember” yang dirilis pada 1970 itu telah menjadi kenyataan bagi group Band AKA dan bubarlah sejak itu.
Itulah sekilas tentang kisah perjalanan Band AKA yang cukup melegenda di belantara dunia permusikan negeri ini. Jika masih ada info lain yang layak ditambahkan, silahkan kawans..!
(Naskah/foto, diramu dan diolah dari berbagai sumber)
Oce/Didik Yusmawardi