Nasib Pilu Maria Hertogh: Londo Tjimahi Pemicu Kerusuhan Rasial di Singapura 1950

TanjakNews.com , Historia -- "Saya tidak mau sama dia, saya benci!.. Dia tidak sayang saya, itu kenapa dia kasih saya sama orang lain,...




TanjakNews.com, Historia -- "Saya tidak mau sama dia, saya benci!.. Dia tidak sayang saya, itu kenapa dia kasih saya sama orang lain," ujar Maria Huberdina Hertogh (1937-2009) tentang ibu kandungnya dalam bahasa Indonesia yang fasih. Kala itu ia diwawancara untuk sebuah film dokumenter tentang dirinya, sesaat sebelum dirinya wafat. 

Bagi warga Belanda dan Inggris ia dikenal sebagai Maria 'Bertha' Hertogh. Publik Indonesia, Semenanjung Malaya dan Singapura kala itu mengenalnya sebagai Nadra binte Ma'rof.

Hindia Belanda

Kisah ini bermula di Tjimahi, 24 Maret 1937, tatkala Adeline Hunter (1918-1995) melahirkan putri mereka, Maria. Ini adalah proses melahirkan ketiha dari tujuh momen kelahiran yang dialami Adeline. Ayah Maria, Adrianus Petrus Hertogh (1905-1988), adalah seorang sersan yang berdinas di KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Lager). 

Tak berapa lama setelah Jepang menginvasi Hindia Belanda pada Maret 1942, Sersan Hertogh ditawan Jepang. Dia dikirim ke Burma (kini Myanmar) untuk kerja rodi memasang rel kereta api dari Burma ke Siam (kini Thailand) yang dikenal sebagai 'Death Railway'. Disaat bersamaan, Adeline sedang mengandung anak ke 6, setelah tahun sebelumnya melahirkan anak ke 5. Beratnya beban hidup yang dialami Adeline membuat ibunya, Louise Winterberg, prihatin.

Louise yang pernah menikah dengan seorang Skotlandia, Joseph Hunter, memiliki anak Adeline dan Soewaldi Hunter. Ia meninggalkan Joseph untuk menikah dengan Raden Ismail, seorang aktor drama. Louise yang dikenal sebagai pemain drama bangsawan, sejenis drama teatrikal khas kerajaan Melayu, mempunyai teman akrab yang bernama Che Aminah binti Mohammed. 

Louise menyarankan Adeline untuk menyerahkan Maria kepada Aminah agar diadopsi. Mengingat 6 bocah cilik yang harus diberi makan oleh Adeline seorang diri, dirinya memasrahkan Maria kepada Aminah untuk diadopsi pada 1 Januari 1943. Saksinya adalah Soewaldi, yang merupakan seorang Muslim. Maria kemudian diberi nama Nadra binte Ma'rof dan dibesarkan secara Islam.

Latar belakang Aminah adalah keturunan keluarga terhormat di Malaya. Suami pertamanya adalah Abdul Rani, sekretaris pribadi Sultan Terengganu. Ketika menemani sang suami ke Tokyo selama 11 tahun, Aminah mengajar bahasa Melayu dan mengadopsi seorang anak Jepang, yang dinamai Kamariah. Setelah Abdul Rani meninggal, Aminah menikahi Ma'rof bin Haji Abdul, seorang pedagang perhiasan di Bandoeng. Setelah sempat pindah ke Batavia, Aminah yang cakap berbahasa Jepang kemudian bekerja sebagai penerjemah bagi polisi militer Jepang di kota kembang tersebut.

Maria mengingat proses adopsi ini dengan jernih, "saya itu nggak anak laki, dia (Adeline) mau anak laki, saya bahagia mau pergi ke Che Aminah". Rumah Aminah di Bandoeng berukuran besar, Maria disediakan 1 kamar sendirian dan banyak mainan. Keluarga Aminah juga memiliki pembantu yang melayani Maria.




Ketika Indonesia merdeka, Belanda menjalankan Agresi Militer untuk menguasai kembali koloninya. Suatu hari Maria ditahan selama 3 hari. Che Aminah dicurigai karena memiliki anak berkulit putih. "Oom Waldi (Soewaldi Hunter) datang sama suratnya, terus dia kasih tunjuk surat (adopsi) itu dan saya boleh pergi" kata Maria. Karena kejadian ini Aminah khawatir dengan Maria, ditambah pula keadaan Bandoeng yang tidak aman. Aminah lantas memutuskan untuk pulang kampung membawa keluarganya kembali ke Semenanjung Malaya di tahun 1947.

Sementara itu, Adrianus Hertogh selamat dari kekejaman perang. Sepulangnya dari Burma, dia berusaha mencari putrinya. Orang tua kandung Maria sempat pula mengajukan permohonan untuk pencarian Maria ke pejabat Belanda yang berwenang. Karena tak bisa ditemukan, keluarga ini pun kembali ke Belanda tanpa Maria.

Semenanjung Malaya & Singapura

Kemaman, Terengganu Darul Iman, adalah tempat Maria dibesarkan Aminah di Malaya. Ketika itu Semenanjung Malaya dan Singapura masih menjadi koloni Inggris. 

Maria menikmati kehidupan kampong di Malaya. Dirinya bersekolah di Sekolah Perempuan Melayu Chukai, di Kemaman. Maznah, teman akrab sekolahnya mengenang sosok Maria adalah periang dan baik. Maria inilah yang kemudian mengajarinya tarian Jawa.

Ketika sedang perlombaan menari di sekolah, datanglah Arthur Locke, pejabat Inggris yang curiga atas sosok Maria. Locke mengetahui permintaan ayah Maria, yang telah disebarkan Belanda ke otoritas Inggris. Ia meminta Aminah membawa Maria ke Singapura pada 12 April 1950 untuk bertemu dengan pelaksana tugas Konsulat Jenderal Belanda untuk Singapura, Jacob van der Gaag.

Tanpa pernah diketahui Aminah dan Maria, di Singapura inilah kehidupan mereka akan berubah selamanya. Van der Graag mengajukan hak perwalian atas Maria di Pengadilan Tinggi Singapura. Pada 22 April 1950, sang Konjen mendapatkan hak perwalian itu, yang salah satu isinya adalah meletakkan Maria dibawah asuhan Dinas Sosial Singapura. Keputusan Pengadilan Tinggi lebih jauh lagi pada 19 Mei 1950, Maria harus dikirim ke Belanda. Aminah mengajukan banding dan diterima oleh pengadilan. Alasan hakim, van der Graag tak memiliki dasar hukum untuk mengajukan klaim perwalian Maria karena tak memiliki hubungan kekerabatan. 

Aminah lalu melakukan kesalahan fatal. Menyangka bahwa dirinya sudah memegang hak perwalian secara penuh, pada 1 Agustus 1950, dirinya menikahkan Maria secara 'gantung' dengan Mansoor Adabi. Mansoor adalah seorang guru dari Kelantan yang berusia 22 tahun, sementara Maria berusia 13 tahun. Kala itu nikah 'gantung' banyak dijalankan oleh kaum Muslim. Pernikahan pertama Soekarno dengan nenek Maia Estianty, Siti Oetari Tjokroaminoto, juga dilaksanakan secara 'gantung'.

Media massa mengabarkan kasus ini secara sensasional. Harian Belanda 'Het Parool' misalnya, memberitakan sosok Aminah sebagai seorang baboe. Koningin Juliana mengikuti dari dekat jalannya kasus ini. Dibentuklah 'Bertha Hertogh Committe' yang bertujuan untuk mengongkosi persidangan Maria dan membiayai Adeline ke Singapura. Sejumlah 80.000 gulden untuk komite ini terkumpul dalam beberapa minggu saja. Di pihak lain, timbul reaksi keras dan sokongan dana dari berbagai komunitas Muslim seantero dunia, mulai dari Pakistan, Indonesia sampai Arab Saudi.

Setibanya Adeline di Singapura, ia mengajukan pembatalan pernikahan anak kandungnya ke Pengadilan Tinggi. Terkait adopsi, ibu kandung Maria menyatakan bahwa dirinya tak pernah menyetujui Maria sebagai anak angkat Aminah. Aminah justru tidak mengembalikan Maria, ketika Maria menginap di rumahnya saat mereka masih tinggal di Bandoeng. Tatkala Adeline hendak menjemput anaknya, ia ditangkap Jepang dan dijebloskan ke interniran. Aminah langsung menyangkal kisah versi Adeline itu.

Setelah melewati proses persidangan, pada 11 Desember 1950, tepat 70 tahun yang lalu, Pengadilan Tinggi Singapura akhirnya membatalkan pernikahan Maria. Dasar putusan hakim adalah Maria berasal dari Belanda. Hukum Belanda menyatakan bahwa pernikahan yang dilakukan oleh orang berusia dibawah 16 tahun tidaklah sah. Maria yang tak terima putusan ini, memeluk erat Mansoor Adabi. Saking kuatnya pelukan Maria, ia dibius hingga tak sadarkan diri demi melepaskannya dari Mansoor.

Massa yang berkerumun di depan gedung Pengadilan Tinggi menjadi tak terkontrol setelah mendengar putusan hakim tersebut. Seorang polisi, Henry L. Verge, menembakkan pistolnya kearah massa. 2 orang etnis Melayu terluka. Insiden ini memicu kerusuhan yang dikenal sebagai 'Maria Hertogh Riots', noktah hitam dalam sejarah multi etnis negeri Singapura.

Tak kurang dari 18 korban tewas, 173 korban luka serta 119 kendaraan dirusak. Massa menyasar ras kulit putih untuk meluapkan amarahnya. John W. Davies sedang naik bus kota bersama anak istrinya ketika kerusuhan itu menjalar ke seantero Singapura. Ia diseret massa dari bus, berusaha kabur kedalam saluran drainase. Usahanya gagal, massa menghakiminya tanpa ampun. 2 hari kemudian ia meregang nyawa di rumah sakit, meninggalkan anak dan istrinya yang selamat tanpa luka apapun. 3 orang Amerika juga tewas, membuat Kementerian Luar Negeri Amerika curiga bahwa kerusuhan ini ditunggangi komunis. Konsulat Jenderal Amerika di Singapura diperintahkan untuk selalu melaporkan ke Deplu AS tentang perkembangan peristiwa ini.

Kerusuhan baru dapat dikendalikan ketika Mayor Jenderal Dermott Dunlop turun membawa pasukan sebanyak 3 batalion, 12 Desember 1950. Jam malam diberlakukan, disiarkan melalui radio. Seorang nelayan Melayu yang bernama Said, bersandar di Singapura. Karena ia tidak memiliki radio, dia tidak tahu adanya kerusuhan tersebut. Saudaranya pun tak memberitahunya akan kejadian itu. Said memutuskan untuk mencari hiburan di malam hari, hanya untuk ditangkap oleh tentara Gurkha.

Di hari yang sama pula, Adeline dan Maria diam-diam menuju Kallang Airport. Mereka berangkat ke Belanda dengan menggunakan maskapai KLM, meninggalkan Singapura yang hancur akibat peristiwa tersebut.

Belanda

Ribuan massa menyambut Adeline dan Maria di Amsterdam Airport Schiphol, 15 Desember 1950. Adrianus Hertogh bergegas memeluk putrinya di depan tangga pesawat. Warga Bergen op Zoom, domisili keluarga Hertogh, juga menyambut Maria dengan antusias. Spanduk besar terpampang di rumah keluarga Hertogh, 'Selamat Datang di Roemah'. Maria yang hanya berbahasa Indonesia dan Melayu, tiba di negeri asal nenek moyangnya, negeri yang tak pernah dikunjungi sebelumnya.

Psikolog Mary Wingate menulis di harian Australia, The Examiner.  Dalam tulisannya ia memprediksi bahwa proses integrasi Maria dengan keluarga kandungnya secara psikologis akanlah berat. Diperlukan pendekatan yang manusiawi, salah satunya dengan Adeline menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Aminah karena sudah membesarkan putrinya.

Adrianus justru mengambil langkah frontal. Di rumah itu, hanya Adeline yang berbahasa Indonesia. Maria yang merasa asing dengan bahasa dan budaya Belanda, berusaha mengirim surat kepada Aminah. Adrianus selalu merobeknya. Maria yang selalu dikawal polisi karena khawatir diculik, memberontak. Satu-satunya jalan lepas dari kekangan tersebut adalah dengan menikah. 20 April 1956, di usianya yang 18 tahun, Maria menikah dengan Johan Gerardus Wolkenfeld.

Pernikahan yang tidak bahagia itu menghasilkan 13 anak, 3 diantaranya meninggal di usia dini. Kehidupan Maria menyedihkan, dirinya harus banting tulang bekerja dari subuh hingga dinihari di kafe & bar milik suaminya. 

Di tahun 1975 Maria berpartisipasi di acara talk show televisi 'De Tijd Stond Even Stil' (Waktu Berhenti Sejenak). Rekaman kehidupan bahagia Mansoor Adabi beserta anak istrinya di Singapura, diperlihatkan ke Maria. Mansoor juga menyampaikan salam dari keluarganya dan mendoakan Maria bahagia. Maria terdiam, dengan tatapan nanar ia berusaha menahan tangis.

Acara itu meninggalkan goresan luka yang dalam. Bayangan kehidupan Mansoor yang bahagia membuat Maria hilang kendali. Ia tidak cemburu dengan istri Mansoor, akan tetapi dirinya membayangkan kehidupan apa yang seharusnya dijalani di Tanah Melayu. Maria ditangkap polisi karena berkomplot hendak membunuh suaminya di tahun 1976. Setelah hakim mengetahui duduk perkara masa lampau Maria yang kelam, ia dibebaskan. Beberapa saat kemudian diapun bercerai dengan suaminya.

Che Aminah meninggal dunia di tahun 1976, tanpa pernah berjumpa lagi dengan anak angkat Belandanya. Maria mengunjungi Kamariah, kakak angkat Jepangnya itu di Kemaman. Perjumpaan mengharukan itu merupakan pertamakalinya setelah mereka terpisah selama 48 tahun lamanya, tepat di Hari Raya Idul Fitri 1998. Tak lama kemudian Kamariah wafat di tahun 1999. Maria menyusul Kamariah 10 tahun berikutnya, akibat penyakit yang juga diderita Kamariah, leukimia. "I always cry when I think of her..." kenang Rokayah Yusof, salah satu anak Kamariah tentang bibinya, Nadra binte Ma'rof.

📖
Maria Hertogh (Nadra) oleh Bonny Tan. National Library Board of Singapore, 2009.
Days of Rage: Nadra. Channel News Asia, tayang perdana 19 Januari 2014.
The two worlds of Bertha Hertogh, a Dutch girl brought up as a Moslem goes to a home she never knew. LIFE Magazine, edisi 8 Januari 1951.
The Aftermath of The Maria Hertogh Riots in Colonial Singapore (1950-1953) oleh Syed Muhd Khairudin Aljunied. School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London, 2008.
Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia oleh Cindy Adams. Yayasan Bung Karno, Edisi Revisi 2018.
Acht jaars niets gehoord, zenuwachtige spanning beklemt ouders van blonde Bertha. Het Parool edisi 16 Mei 1950.
Can jungle bride learns to love her mother?, oleh Mayo Wingate. The Examiner, edisi 6 Januari 1951.
Living History: "I always cry when I think of her...". The Strait Times, rilis 15 Juli 2015.

🎞
Maria Huberdina Hertogh bersama ibu angkatnya, Che Aminah binte Mohammed. Days of Rage: Nadra, Channel News Asia


Sumber: Rino Surya Budisaputra
di Facebook group "Masa Hindia Belanda"

image
Support media ini melalui Bank BRI- 701001002365501 atau Bank OCBC NISP - 669810000697
Nama

abdel,2,abu janda,1,Aceh,3,Ade Armando,1,Advertorial,2,Aisyah Istri Rasulullah,1,Akik,31,akmil,1,Alex Noerdin,1,alfa scorpii,3,Alip Ba Ta,1,Alipbata,1,Alquran,1,Alumni IPB,2,alumni SMAN91,6,amril mukminin,1,Anak,14,Anies Baswedan,11,Anwar Ibrahim,1,arab indonesia,1,arief budiman,1,arist merdeka sirait,1,arteria dahlan,1,Artikel,21,Azis Syamsudin,1,Azrul Ananda,1,Azyumardy Azra,2,Bahasa,2,Bandung,2,banjir,3,Barcelona,1,Batam,3,Baznas,1,Bea Cukai,1,Bengkalis,15,beruang madu,1,bill gates,2,Birokrasi,48,BLT,4,Bola,23,bpjs,7,Budaya,19,Buku,10,bulog,1,Buruh,22,buruh china,3,Buya Gusrizal,1,buzzer,6,Capres,1,Cek Fakta,27,citilink,1,Covid-19,164,CPNS,2,CPO,1,csr,1,cuaca,3,Curhatan Bisnis,6,Daerah,48,daihatsu,1,dapodik,1,debt collector,1,deksametasone,1,Demonstrasi,15,Disclaimer,1,diskriminasi,1,dita,1,doni monardo,1,DPD IPK,1,Dumai,4,Duniasiana,2,Ekonomi-Bisnis,78,enggano,1,facebook,2,farid gaban,6,Fashion,1,Fikih,10,Film,9,FPI,18,Gajah,3,Gaza,8,Golkar,1,gubernur kepri,1,Gus Yaqut,1,Habib Rizieq,5,haji,12,HAM,7,hamas,1,Hantavirus,1,hasril chaniago,1,Herbal,6,Hiburan,3,HijrahFest,1,Hoax,7,honorer,1,Hukrim,163,Hukum,40,IBMT Surabaya,1,ijp,29,IKASMANSAPAPA,4,indonesiana,35,Inhu,3,Internasiona,10,Internasional,72,Investigasi,26,Islam,91,Izet,1,Jakarta,6,Jalan Tol,1,Jasa Raharja,1,Jawa Timur,6,john kei,1,joke,1,jokowi,14,judi,1,Juventus,2,Kabar Mualaf,3,Kaltim,1,Kampar,22,Kampus,51,Kanal All Amin,57,kapolres,12,Karet,1,Karhutla,22,kawasaki,1,Kece,1,Kehutanan,17,kejagung,1,Kejari,1,Kelelakaan,1,Kesehatan,68,kisah nyata,7,konflik lahan,9,Kopi,5,Korupsi,35,KPAI,7,KPID,1,KPK,7,Kriminalita,33,Kriminalitas,28,Kuansing,12,Kuliner,24,lakalantas,1,leasing,3,Lifestyle,10,Liga Eropa,18,liga indonesia,3,Lingkungan,29,lion air,1,Literasi,1,liverpool,2,lobster,2,Makassar,2,mamah dedeh meninggal,1,Maradona,1,Medan,1,Media,79,Melayu,2,Meranti,6,Messi,1,mesum,2,migas,15,Migor,3,Militer,43,Minang,12,motogp,1,MTQ,1,muannas alaidid,1,Musik,4,Nadiem Makarim,6,Narkoba,63,NASA,1,Nasional,67,Nasrul Abit,1,new normal,2,News,259,Oce Satria,1,Olahraga,17,Omnibus Law,9,otomotif,19,Padangpanjang,3,Pajak,4,paleka,2,Palestina,1,Papua,11,Parkir,1,Parpol,2,PBNU,1,pedagang kaki lima,2,pedofil,1,Pedoman Siber,1,Pekanbaru,31,Pelalawan,3,Pelecehan Seksual,1,pemilu,21,Pendidikan,38,Pensiun,1,Perbankan,5,Perda,1,perikanan,2,Peristiwa,83,peristiwa. hanyut di sungai,1,Perspektif,131,Pertamina,7,Pertanian,7,petronas,1,piala dunia,3,pilgubri,13,pilkada,11,pindang,1,PKI,5,PKS,9,Pledoii,1,Polda Riau,7,Polisi,40,Politik,96,Polres Rohul,1,Pontianak,1,Porprov X Riau,1,PPDB,1,PPKM,1,prabowo,4,prakerja,4,Properti,4,psikologi,2,PSSI,5,Puan,1,pulai anak air,1,PWI,3,Quran,2,radikalisme,2,Ramadan,1,Redaksi,1,Riau,93,Rocky Gerung,1,Rohil,2,Rohul,4,rokok,3,rokok luffman,1,Ronaldo,2,rossi,2,RPP,1,rsud,7,Sambo,4,samsat pelalawan,1,Sastra,5,Satbrimobriau,1,Satwa,1,sawit,4,Sejarah Islam,12,Selebritas,31,sensus,1,sepakbola,4,Seri A,1,sex,1,Siak,4,sigit yuwono,1,Slank,1,Sosok Tanjak,90,Sport,61,Suarez,1,Sumbar,52,Surabaya,3,susi pujiastuti,4,Syamsuar,4,Tabir Kehidupan,1,Tanah,1,Tanjak TV,5,tarif listrik,2,Tekno,45,televisi,4,telkomsel,1,Tempo Doeloe,83,tengku zul,1,Tentang Kami,1,THR,3,Tips,9,TKA China,1,tkw,1,Transportasi,7,Trayek,1,triomacan2000,3,Trump,1,UAS,3,uin suska,1,Unand,1,unik,10,Unri,2,uu cilaka,1,Vaksinasi,3,Viral,24,waterpark,1,Wisata,20,yamaha,7,YLKI,5,Yogyakarta,1,Zakat,2,
ltr
item
tanjakNews.com: Nasib Pilu Maria Hertogh: Londo Tjimahi Pemicu Kerusuhan Rasial di Singapura 1950
Nasib Pilu Maria Hertogh: Londo Tjimahi Pemicu Kerusuhan Rasial di Singapura 1950
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhNcA97uF1x6755Ms2LXPEkGm9Atgrr3BUK7mfoI7kbE8pO-gg04sJGsDDjCYJJm53rc49NqfO9gtpd2CnnaaHyvfLAU7MgWvPIR1MVR2W-aUtz0WRC3SS9aOuqUKWtap6RzsMyUHMwqPF/s1600/IMG_ORG_1608833073191.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhNcA97uF1x6755Ms2LXPEkGm9Atgrr3BUK7mfoI7kbE8pO-gg04sJGsDDjCYJJm53rc49NqfO9gtpd2CnnaaHyvfLAU7MgWvPIR1MVR2W-aUtz0WRC3SS9aOuqUKWtap6RzsMyUHMwqPF/s72-c/IMG_ORG_1608833073191.jpeg
tanjakNews.com
https://www.tanjaknews.com/2020/12/nasib-pilu-maria-hertogh-londo-tjimahi.html
https://www.tanjaknews.com/
https://www.tanjaknews.com/
https://www.tanjaknews.com/2020/12/nasib-pilu-maria-hertogh-londo-tjimahi.html
true
881158084939466902
UTF-8
Memuat Semua Artikel Cari Artikel lain Buka Klik Reply Cancel reply Delete - Home HALAMAN ARTIKEL Buka ARTIKEL MENARIK LAINNYA FOKUS FILE CARI SEMUA BERITA Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content