Gubernur Se-Sumatera Berkumpul di Pekanbaru
![]() |
Welcome Dinner Rakorgub se-Sumatera di Gedung Daerah Balai Serindit, Kota Pekanbaru. [MCR] |
tanjakNews.com, PEKANBARU - Gubernur se-Sumetera, Rabu (29/6/2022) berkumpul di Pekanbaru. Pertemuan tersebut dalam rangka Rapat Koordinasi Gubernur (Rakorgub) se-Sumatera Tahun 2022.
Menyambut peserta Rakorgub Tahun 2022 dari 10 provinsi se-Sumatera, Pemprov Riau menggelar Welcome Dinner di Gedung Daerah Balai Serindit, Kota Pekanbaru, Rabu (29/6/2022) malam.
“Sebuah kehormatan bagi masyarakat Riau pada Rakorgub se-Sumatera dapat terselenggara di Kota Pekanbaru Provinsi Riau pada tahun 2022,” kata Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar saat Welcome Dinner di Gedung Daerah Balai Serindit, Kota Pekanbaru.
Syamsuar mengatakan Rakorgub se-Sumatera ini sebagai sarana komunikasi antar pemerintah daerah di wilayah Sumatera. Juga sebagai wadah evaluasi hasil kerjasama dan kesepakatan yang telah terjalin sebelumnya.
Gubri mengatakan bahwa kegiatan ini menindaklanjuti hasil pertemuan Rakorgub se-Sumatera di Bengkulu Tahun 2019, dimana pada waktu itu ditunjuk Provinsi Riau sebagai tuan rumah selanjutnya. Namun, karena pandemi covid-19 melanda dunia sehingga kegiatan ini ditunda.
"Alhamdulillah, hasil kesepakatan bersama rekan-rekan gubernur, kita laksanakan pada tahun 2022 ini dan selanjutnya juga melalui besok kita juga, akan ditetapkan tuan rumah selanjutnya. Sesuai harapan rekan-rekan yang belum pernah menjadi tuan rumah dari pelaksanaan Rakor para Gubernur se-Sumatera ini," ungkapnya.
Menurut Syamsuar, pihaknya menargetkan adanya kesepakatan-kesepakatan penting dalam Rakorgub se-Sumatera Tahun 2022 di Provinsi Riau. Ia juga menyampaikan bahwa dalam Rakorgub tersebut akan dibahas beberapa isu-isu atau fokus persoalan salah satunya masalah inflasi yang cukup tinggi di wilayah sumatera.
"Jadi Sumatera ini termasuk tinggi. Bahkan kalau kita tidak bisa mengendalikan ini bukan hal yang mustahil juga kita bisa lebih tinggi dari inflasi Indonesia dan nasional. Jadi karena itulah tentunya, kesempatan ini kita mari bekerjasama," ujar Gubri.
Bahas PMK, Tol, dan ODOL
Rakorgub tahun 2022 ini akan membicarakan sejumlah topik yang saat ini menjadi sorotan, baik ekonomi maupun bidang lain.
Sebelumnya, Pimpinan OPD yang difasilitasi oleh Bappeda masing-masing provinsi telah melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Gubernur se-Sumatera untuk menentukan topik-topik yang akan dibahas pada Rakorgub
Syamsuar mengatakan, dalam Rakorgub nanti juga akan dibahas terkait ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak. Untuk diketahui, kasus PMK sudah terdapat di Provinsi Riau sebanyak 527 kasus yang ada di 6 atau 7 kabupaten/kota di Riau. Saat ini, Pemerintah Daerah memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak dengan memberlakukan lockdown dan pemberian vaksinasi.
"Yang kedua isu yang besok akan kita angkat ink berkaitan dengan PMK. Kita tahu bahwa PMK ini juga melanda daerah Riau, kita sekarang sudah ada 527 Pak yang terkonfirmasi dengan PMK," sebutnya.
Lebih lanjut, Gubri juga mengatakan bahwa akan dibahas berkaitan dengan pemerataan infrastruktur berkaitan dengan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), infrastruktur perbatasan dan Over Demension Over Load (ODOL).
"Begitu juga sekarang topik yang bisa kita bahas besok termasuk masalah infrastruktur jalan tol ini, kita belum tahu sampai kapan selesainya sumatera ini," ujar Gubri.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi Riau sedang menggesa percepatan pembangunan RoRo Dumai-Malaka dalam rangka untuk mendukung hasil Konferensi IMT-GT (Indonesia - Malaysia - Thailand Growth Triangle) di Bangkok Thailand.
"Hasil pembahasan bersama 3 Kepala Negara itu diputuskan bahwa untuk konektivitas antara Thailand, Malaysia itu ke Indonesia adalah melalui Dumai. Bahkan Menteri Perdagangan telah menunjukkan dalam rangka membantu operasional RoRo Dumai-Malaka ini untuk memanfaatkan semua produk dari sumatera ini adalah pintunya melalui Riau. Dan kami sudah siap untuk itu," tegasnya.
Sawit
Topik selanjutnya yang akan dibahas pada Rakorgub kata Syamsuar adalah berkaitan dengan harga sawit. Ia mengatakan bahwa berdasarkan informasi harga sawit di beberapa daerah di sumatera juga rendah. Padahal wilayah sumatera merupakan salah satu wilayah penghasil sawit terbesar mulai dari Aceh hingga Lampung. Untuk itu, hal ini jadi sangat berpengaruh pada ekonomi daerah ini.
"Oleh karena itulah tentunya, besok hal-hal seperti inilah yang akan kita bahas disamping hal-hal lain yang sudah disepakati antara provinsi-provinsi. Sehingga tentunya dengan adanya kerjasama yang baik ini, mudah-mudahan negeri kita masing-masing provinsi ini akan lebih maju lagi dimasa yang akan datang," tutupnya. (mcr)
Editor: Oce Satria