News Breaking
Live
update

Breaking News

Embrio DOB Menyingsing Fajar

Embrio DOB Menyingsing Fajar



Oleh: All Amin 


BERUNDINGNYA di waktu yang tak biasa. Bahasan dan keputusannya pun luar biasa. Seolah serasi antara situasi dan materi diskusi. Star menjelang fajar. Makin lama makin hangat. Makin terang. Makin bersemangat.

Hasil diskusi menyiratkan harapan. Palu diketok tiga kali. Ketokan pertama kencang. Kedua lebih kencang. Ketiga paling kencang. Topik paling hangat dibahas paling akhir. Ketika mentari telah tegak sepenggalah. Setelah hangat dan cerah.

Usai salat Subuh berjemaah. Langsung bersila melingkar di sajadah. Memulai diskusi sarungan.

Suhu di sekretariat lapangan MAG di Cicurug Sukabumi sedang cukup dingin. Tanahnya basah, semalam disiram gerimis tipis. Memandang hamparan lahan seluas dua hektar yang penuh tanaman cabai itu serasa berada di kampung halaman. Baraso di lereang Bukik Okoh. Namun, dinginnya tak mengalahkan Alahan Panjang, nagari indah di ranah Alam Gumanti yang menjadi penaut hati sosok-sosok yang meriung subuh itu.

Rapat dibuka dan dipimpin oleh Sekjen MAG, Drs. Muktia Wahyudi Isra, M. Pd. Mukadimah Pak Sekjen tentang kelengkapan administrasi MAG yang telah rampung. Perkumpulan Masyarakat Alam Gumanti (MAG) telah menjadi ormas legal. Sudah berbadan hukum. Keberadaannya sah, diakui oleh negara. Memiliki kantor sekretariat. Dan juga sudah punya rekening bank. Malah dibuat dua. Satu untuk transaksi terkait kegiatan organisasi. Satunya lagi khusus untuk menghimpun dana rencana pembangunan Masjid MAG di Jabodetabek.




Lanjut sekapur sirih dari Ketum MAG, Irwan Sutan Rajo Endah. Pak Ketum memaparkan tentang akan segera dibentuk MAG di tujuh nagari. Dan MAG di komunitas perantauan. Di mana ada kelompok perantau Masyarakat Alam Gumanti di situ bisa dibentuk MAG. Petunjuk teknis pembentukannya akan segera dibuatkan dan disebar. Dengan terbentuknya MAG Nagari dan MAG Perantauan, maka keduanya segera dapat berkolaborasi dengan DPP MAG. Guna menjalankan program-program MAG yang sudah dicanangkan. Agar konsep tigo tungku sajarangan serupa pidato Ketum ketika acara pengukuhan dapat terealisasi.

Diteruskan oleh petuah Ketua Dewan Pembina MAG, Abu Hanifah Junjungan. Sebagai tokoh paling senior dalam jajaran Pengurus MAG, Pak Abu banyak memberi arahan. Nasihat. Beliau jua menitipkan harapan kepada generasi muda MAG agar dapat; manaruihan bangkalai nan alun sudah.

Sebuah cita-cita dari para pendahulu tentang Gumanti mandiri. Gagasan yang sudah dimulai sejak tahun 1958. Lalu diperjuangkan pasca-PRRI. "Terakhir mentok sampai di Mendagri Amir Machmud," kata Pak Abu, bersejarah tentang wacana daerah otonom Sahiliran Batang Hari. Wacana yang kini CLBK. Cerita lama bersemi kembali.

Materi diskusi yang pertama terkait penguatan organisasi. Tentang penjabaran tupoksi dewan pengawas dalam MAG.

Filosofi pengawasan dalam organisasi idealnya menurut Ir. Fakhrurrazi Chaniago, M. Si, anggota Dewan Pembina MAG adalah serupa mata dan telinga. Selalu melihat dan mendengar. Harus berada dalam satu batang tubuh dengan pengurus. Mesti satu jiwa. Fungsi pengawasan selalu berjalan seiring dengan langkah-langkah organisasi dari awal. Kata Da Razi, "MAG tidak boleh meletakkan pengawas berada di luar garis. Yang hanya dapat mengawasi dari jauh. Baru dilibatkan setelah muncul permasalahan".



Dua anggota Dewan Pengawas MAG yang hadir dalam rapat, Adri Arnas Yani dan Zainal Malin Sulaiman menerjemahkan filosofi itu menjadi pasal-pasal. Dan mengusulkan pasal-pasal menjadi adendum ke dalam AD/ART organisasi.

Mulailah perdebatan. Saling adu argumentasi. Dihiasi intonasi tinggi, guratan tegang urat leher. Berselingan dengan tawa dan kepulan asap tembakau. Bermacam pendapat bermunculan sebelum didapat mufakat bulat. Seru.

Diskusi mengalir ke mana-mana. Pun berita yang sedang jadi trending topik. Mantan Kadiv Propam Polri yang menembak anak buahnya itu. Turut dijadikan contoh. Dalam kaitan, jangan sampai dewan pengawas merasa punya kewenangan yang berlebihan. Sebab bisa berakibat kontra produktif. Menjadi penghambat akselerasi organisasi.

Berbeda pandangan dalam diskusi suatu hal yang wajar. Saling tik tok itu dapat meluaskan wawasan dan memperkaya sudut pandang. Dan kearifan.

Berdebat konstruktif dan selalu dalam bingkai badunsanak. Kultur serupa itu yang dibangun dalam diskusi-diskusi MAG. Bantuak ka bacakak sudah tu bagalak-galak.

Tok, tok, tok. Palu pertama diketok. Bertepatan kelarnya bahasan tentang adendum tupoksi Dewan Pengawas. Sekaligus rapat diskor sejenak. Ada yang belum sempat menyeduh kopi. Atau rehat sambil mengunyah singkong goreng. Untuk senam rahang.

Diskusi kedua tentang proyek dunia akhirat. Rencana pembagunan Masjid MAG di Jabodetabek. Dalam bahasan ini ada perdebatan. Semua satu suara; setuju.

Rencananya masjid lengkap dengan ruang serba guna. Sekaligus nanti jadi kantor sekretariat DPP MAG. Sekjen MAG selaku penggagas sekaligus Ketua Panitia pembangunan masjid menargetkan proyek ini rampung dalam lima tahun. Selama kepengurusan periode perdana ini.

Panitia sudah terbentuk. Rekening bank penampung donasi pun sudah siap. Langsung pula berisi setoran awal sepuluh juta. Proposal pun sudah jadi. Tinggal bergerak memulai perjuangan. Semoga dimudahkan Allah.

Tok, tok, tok. Kelar bahasan kedua.

Rasa kantuk sudah hilang, hawa mulai terasa hangat.

Lanjut ke bahasan ketiga. Topik yang paling menjadi buah bibir di ranah alam Gumanti.  Bahkan sejak rencana pendirian MAG. Lebih menjadi-jadi pasca pengukuhan. Trending topik lokal. Wacana DOB. Daerah otonom baru.

Rupanya oleh beberapa orang senior, sebelum rapat dimulai subuh itu. Langkah pertama untuk wacana DOB itu sudah didiskusikan. Hasil diskusi itu tinggal disampaikan ke forum. Berupa usulan.

Sebab ada yang sudah tiba sehari sebelumnya. Ada yang baru sampai tengah malam di sekretariat lapangan MAG di Sukabumi itu.

Usulannya; segera dibentuk tim formatur DOB.

Tim formatur nanti yang bertugas menyiapkan terbentuknya Panitia DOB. Menghimpun dan menghubungi tokoh-tokoh ranah alam Gumanti. Bisa saja  terdiri dari akademisi, birokrat, politisi, niniak mamak, pengusaha, atau siapa pun dikira tepat duduk sebagai Panitia DOB. Lalu panitia-lah yang akan merumuskan langkah-langkah kerjanya. Mulai dari kajian sampai akhir. Mulai dari star sampai finis.

Usulan pembentukan tim formatur itu disetujui oleh seluruh peserta rapat. Aklamasi. Semua menyambut dengan penuh semangat.

Langsung pula dipilih tiga tokoh paling senior sebagai tim formatur DOB. Ketiganya pun bagian dari tim formatur pendirian MAG. Klop.

Tok, tok, tok. Palu diketok.

Bergerak cepat. Belum genap sepekan tim formatur yang semula tiga orang. Yang dipilih di Sukabumi. Kini sudah menjadi 9 orang. Tim sembilan.




Gambaran penganalogiannya:

Munas MAG membuahkan rekomendasi DOB.

Usai perhelatan pengukuhan banyak yang mulai bertanya. Serupa pengantin baru, "Sudah ada isi?"

Terbentuknya Tim Formatur DOB kemarin, bak tanda garis merah dua pada stik tes. Sudah positif. 

Embrionya sudah ada. Tak boleh lagi diaborsi. 

Agar tumbuh kembang embrionya baik, perlu penanganan orang-orang profesional di bidangnya. Supaya lancar sampai nanti proses kelahirannya.

Kalau mengacu pada manusia menurut terminologi Islam urutan alamiahnya adalah; nutfah, alaqah, dan mudgah. Dalam seratus dua puluh hari ia akan mulai hidup. Ditiupkan roh.

Pekembangan DOB tentulah tak serupa itu. Tapi, diperkirakan kisaran dua tahun lagi. Menjelang 2024. Bentuknya sudah berupa janin yang bisa menendang-nendang dari dalam perut. Yang dapat menimbulkan beragam rasa orang yang melihatnya.

Dalam beragam obrolan lepas, sudah mulai banyak yang membahas nanti gendernya apa. Apakah laki-laki atau perempuan. Bahkan ada juga yang sudah mengancar-ancar nanti mau diberi nama apa.

Kita tunggu saja. Semoga lancar sampai keluar akta kelahirannya.

 All Amin


Foto: Bupati Solok Capt. H. Epyradi Asda Dt Sutan Majo Lelo, M.Mar saat menghadiri acara halal bihalal sekaligus pengukuhkan Pengurus Pusat Masyarakat Alam Gumanti (MAG) Kecamatan Lembah Gumanti,  di London School of Public Relation (LSPR) Transpark Bekasi Jawa Barat,  pada Minggu (22/5/2022) lalu. [Foto:solokkab.go.id]

Tags