News Breaking
Live
update

Breaking News

Menyambut 60 Tahun Ikatan Keluarga Pandai Sikek (IKAPSI)

Menyambut 60 Tahun Ikatan Keluarga Pandai Sikek (IKAPSI)



"60 Tahun IKAPSI: dari Pandai Sikek, demi Pandai Sikek, untuak Pandai Sikek"

Oleh: John Andhi Oktaveri
Dewan Pengarah IKAPSI Jabodetabek 2022-2025

PUJI syukur marilah sama-sama kita panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas kehendak-Nya, organisasi Ikatan Keluarga Pandai Sikek (IKAPSI) yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya ini bisa berjalan dengan segala dinamikanya hingga hari ini.

Tanpa terasa, IKAPSI Jabodetabek kini telah berusia 60 tahun sejak berdiri pada 20 Februari 1963. Dalam perjalanannya, banyak ujian dan cobaan yang telah dilalui organisasi yang sama-sama kita cintai ini.

Memang tak dapat dipungkiri, ada kalanya organisasi ini berjalan lancar dengan berbagai aktivitas dan ada pula masa kurang aktif bahkan vakum. Maklum, selain keterbatasan kemampuan pengurus, juga ada berbagai kondisi dan keadaan yang tidak menguntungkan anak nagari Pandai Sikek di perantauan sehingga menghambat jalannya organisasi.

Beberapa kondisi tidak menguntungkan seperti krisis ekonomi pada era 1998 dan Pandemi Covid-19 sejak tahu 2019 juga turut mewarnai jalannya organisasi IKAPSI. Kemampuan ekonomi sebagian para perantau ikut terpengaruh, baik sebagai pedagang maupun pegawai negeri dan karyawan swasta. 

Kondisi itu membuat perayaan Hari Ulang Tahun IKAPSI tidak bisa dilaksanakan secara rutin sebagaimana juga halnya dengan kegiatan Halal Bihalal yang sudah menjadi tradisi di kalangan perantau pada umumnya.

Namun demikian, kita harus tetap optimistis bahwa organisasi sosial kemasyarakatan yang menjadi wahana pemersatu antara ranah dan rantau ini akan tetap eksis. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan sumbangan kepada pembangunan Nagari Pandai Sikek, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bagaimana pun juga, IKAPSI akan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga silaturahmi di antara sesama anak nagari Pandai Sikek di mana pun berada.

Penghargaan patut kiranya kita berikan kepada para pendiri IKAPSI yang telah berjuang membangun pondasi pemersatu anak nagari Pandai Sikek ini pada tahun enam puluhan. Masa-masa ketika banyak perantau dari Sumatera Barat berdatangan untuk mengadu nasib ke Jakarta dan wilayah sekitarnya. Sebagai catatatan, organisasi yang semula bernama “IKAPSI Jaya” ini dimulai dari beberapa kegiatan “arisan pasukuan”.

Ketika itu, kegiatannya baru berupa arisan dari rumah ke rumah, namun kemudian makin membesar dan membentuk wadah berupa organisasi dan koperasi. Hal itu dimungkinkan karena adanya kebutuhan anggota dan tuntutan zaman. 

Sekali lagi, terima kasih banyak kami ucapkan kepada para pendiri “IKAPSI Jaya” yang kemudian berubah nama menjadi IKAPSI Jabodetabek pada tahun 2000. Semoga kita sebagai anggota IKAPSI pelanjut organisasi ini dapat meneruskan misi dan tugas yang mulia ini.

“Saciok bak ayam, Sadanciang bak basi”

Dengan semangat organisasi “Saciok bak ayam, Sadanciang bak basi”, setidaknya IKAPSI telah melaksanakan beberapa kegiatan sosial seperti bantuan untuk korban bencana alam di rantau maupun di kampung halaman. Termasuk juga di antaranya bantuan kepada warga IKAPSI yang kurang beruntung saat menghadapi cobaan Pandemi Covid-19. Demikian juga dengan bantuan sosial lainnya untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang pembangunan di Nagari Pandai Sikek.

Beberapa kali kegiatan Halal Bihalal juga dilaksanakan, baik di Jakarta maupun di luar kota. Bahkan pada tahun 2011, Halal Bihalal IKAPSI pernah dihadiri hingga lebih dari seribu orang dan menghadirkan para tokoh dan wali nagari Pandai Sikek di kawasan dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Hanya saja, tentu semua aktivitas itu belum mampu memenuhi harapan kita semua, mengingat berbagai keterbatasan kapasitas pengurus maupun kemampuan ekonomi warga IKAPSI. Ibarat roda pedati, ada saatnya putaran roda berada di atas, dan ada pula saatnya ketika putarannya berada di bawah atau ketika kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja.

Akan tetapi, dengan segala dinamika dan perkembangan IKAPSI tersebut, semangat anak nagari maupun warga IKAPSI di perantauan untuk terus memberikan sumbangsihnya ke kampung halaman tetap tidak padam. Agaknya semangat tersebut tidak terlepas dari bentuk kecintaan perantau kepada nagari tanah leluhurnya. Mereka bersemangat untuk mengabdi kepada nagari seperti slogan ”dari Pandai Sikek, demi Pandai Sikek, untuak Pandai Sikek”.

Untuk itulah, terima kasih kami ucapkan kepada para donatur yang telah memberikan bantuan dana dan fasilitas untuk mendukung setiap kegiatan organisasi. Terima kasih juga kepada warga IKAPSI yang telah menyumbangkan gagaan dan pemikiran serta tenaga yang tidak kalah pentingnya demi kemajuan IKAPSI.

Perkembangan pembangunan Pandai Sikek

Dalam perkembangan lain, kita juga patut bangga dengan perkembangan pembangunan di kampung halaman yang akhir-akhir ini menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Baik pembanguan fisik maupun pembangunan spritual seperti pendirian sekolah dan sejumlah rumah Tahfidz Qur’an.

Dari sisi pembangnan infrastruktur, sejumlah jalan baru yang menghubungkan sektor produksi pertanian dan industri pariwisata terus berkembang. Sejumlah tempat untuk berswafoto (selfi) dengan pemandangan yang indah di sejumlah jorong juga muncul sebagai pendukung kunjungan wisata.

Dari sisi politik, Pandai Sikek berhasil menempatkan seorang wakilnya di DPRD Kabupaten Tanah Datar untuk pertama kali sejak Era Reformasi pada Pemilu 2019. Menurut catatan Pandai Sikek pernah punya wakil sebagai anggota DPRD di Batu Sangkar hasil Pemilu 1977 atau 45 tahun lalu.

Kita tentu berharap selanjutnya anak nagari Pandai Sikek tidak hanya duduk sebagai anggota Dewan di tingkat kabupaten, tetapi juga bisa di tingkat provinsi dan pusat. Pada Pemilu 2024, insyaAllah akan ada satu calon Anggota DPR RI unsur Bundo Kanduang asal Pandai Sikek untuk maju di tingkat nasional atau DPR RI.

Karena itu, mari kita gelorakan semangat “politik banagari” dengan mendukung mereka demi kemajuan pembangunan nagari. “Tagak kampuang bapaga kampuang, Tagak nagari bapaga nagari,” kata pepatah.

Tidak hanya itu, dari sisi citra Pandai Sikek sebagai penghasil songket (tenun) dan ukiran kayu, juga mulai bangkit kembali setelah pada pertengahan tahun lalu digelar Pandai Sikek Festival 2022 (PSF-22). Festival yang menampilkan karya anak nagari itu mampu menghadirkan lebih dari seribu pengunjung dan peserta. Bahkan di dunia digital, pagelaran seni budaya anak nagari tersebut mendapat banyak pujian dari para netizen yang aktif di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube.

Melihat perkembangan yang sangat menggembiraan itu, IKAPSI tentu tidak boeh berpuas diri. Namun sebaliknya, warga IKAPSI harus semakin meningkatkan jalinan silaturahmi di antara sesama perantau. Saling membantu tanpa membeda-bedakan latar belakang dan kemampuan ekonomi, saling menguatkan tanpa pandang suku dan status pendidikan.

Tidak kalah pentingnya, penulis mengajak sesama anggota IKAPSI untuk saling mengingatkan dan terus menjaga semangat “Pandai Sikek badunsanak” saat IKAPSI memasuki usia yang ke-60 tahun.

Pada akhirnya, itulah yang dimaksud dengan semangat organiasi IKAPSI “Saciok bak ayam, Sadanciang bak basi” seperti yang dicita-citakan para pendirinya. Akan tetapi, lebih dari itu, mari kita sama-sama bergandengan tangan untuk membangun Nagari Pandai Sikek dengan segala daya dan kemampuan yang kita miliki.
Salam IKAPSI!


CatatanTulisan ini disiapkan untuk menyambut 60 tahun IKAPSI Jabodetabek sekaligus rencana Halal Bihalal yang insyaAllah akan diadakan pada bulan Mei 2023 di Jakarta




Tags