Benarkah Mufti Palestina Haj Amin al-Husseini Hasut Hilter Bakar Yahudi?
![]() |
Haj Amin al-Husseini bertemu Adolf Hitler di Jerman, 25 November 1941 [HULTON ARCHIVE] |
TEMPO DOELOE -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah dikritik karena mengatakan seorang pemimpin Palestina saat perang dunia kedua (PD II) membujuk Nazi untuk melakukan Holocaust. Benarkah?
Dalam pertemuan PM Israel itu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Oktober 2015. Mereka membicarakan soal masa lalu. Dalam pertemuan itu Merkel mengatakan Jerman mematuhi tanggung jawabnya atas Holocaust.
"Kami sangat jelas dalam pikiran kami tentang tanggung jawab Nazi atas kehancuran peradaban yakni Shoah," kata kanselir Jerman itu.
(Shoah adalah istilah lain dari holocaust. Holocaust (dari bahasa Yunani ὁλόκαυστος holókaustos: hólos, "seluruh" dan kaustós, "terbakar"), dikenal pula sebagai Shoah (bahasa Ibrani: השואה, HaShoah, "bencana"; bahasa Yiddi: חורבן, Churben atau Hurban, dari bahasa Ibrani "penghancuran"), adalah genosida terhadap kira-kira enam juta Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holokaus, sekitar dua pertiganya tewas. Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holokaus, serta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi).
Berbicara bersama Merkel di Berlin, Netanyahu mengatakan "tidak seorang pun boleh menyangkal bahwa Hitler bertanggung jawab atas Holocaust".
Tetapi Netanyahu bersikeras bahwa Mufti Yerusalem "memberi tahu Nazi untuk mencegah orang-orang Yahudi melarikan diri dari Eropa dan mendukung Solusi Akhir"
Netanyahu bersikeras Adolf Hitler hanya ingin mengusir orang Yahudi dari Eropa, tetapi Netanyahu menuding Mufti Agung Palestina di Yerusalem Haji Amin al-Husseini menghasut Hitler: "Bakar mereka."
Haji Amin al-Husseini, yang meninggal pada tahun 1974, adalah seorang pemimpin nasionalis Palestina yang memimpin perlawanan terhadap orang Yahudi dan otoritas Inggris di tanah airnya yang kemudian menjadi Mandat Inggris Palestina pada tahun 1920-an dan 1930-an.
Dia melarikan diri dari wilayah itu pada tahun 1937, tetapi melanjutkan kampanyenya untuk menentang rencana Inggris untuk membaginya menjadi negara Yahudi dan negara Arab, bersekutu dengan Nazi selama Perang Dunia Kedua.
Menurut laporan media Jerman saat itu, Husseini bertemu Hitler di Berlin pada November 1941. Disebutkan bahwa dia mencoba membujuk pemimpin Nazi untuk menyatakan dukungannya terhadap pembentukan negara Arab, menurut laporan pers Jerman saat itu.
Namun dalam pidato di Kongres Zionis Dunia di Yerusalem pada Oktober 2015, Netanyahu memberikan penjelasan yang berbeda.
"Hitler tidak ingin memusnahkan orang Yahudi saat itu - dia ingin mengusir orang Yahudi," kata Perdana Menteri Israel itu.
Cerita Netanyahu: "Dan Haji Amin al-Husseini menemui Hitler dan berkata: 'Jika Anda mengusir mereka, mereka semua akan datang ke sini.'
"'Jadi apa yang harus saya lakukan dengan mereka?' dia [Hitler] bertanya. Dia [Husseini] berkata: 'Bakar mereka.'"
Benarkah Tuduhan Netanyahu bahwa Mufti Palestina menghasut Hitler membakar orang Yahudi?
Ketua Sejarawan Israel's Memorial untuk Holocaust Yad Vashem di Yerusalem, Profesor Dina Porat mengatakan bahwa tuduhan Netanyahu secara faktual tidak benar. Artinya ucapan Netanyahu hanyalah hoax.
"Anda tidak dapat mengatakan bahwa mufti-lah yang memberikan ide kepada Hitler untuk membunuh atau membakar orang Yahudi," katanya kepada surat kabar Yedioth Ahronoth.
"Itu tidak benar! Pertemuan mereka terjadi setelah serangkaian peristiwa yang mengarah pada hal itu," tukuknya.
Di lain pihak, pemimpin oposisi Isaac Herzog mengatakan pernyataan perdana menteri itu dimainkan oleh para penyangkal Holocaust.
"Ini adalah distorsi sejarah yang berbahaya dan saya menuntut Netanyahu segera memperbaikinya karena meminimalkan Holocaust, Nazisme, dan ... peran Hitler dalam bencana mengerikan rakyat kita," tulisnya di halaman Facebook-nya.
Sementara itu, seorang pejabat senior Palestina mengatakan statemen itu menunjukkan bahwa Netanyahu sangat membenci orang Palestina sehingga dia bersedia membebaskan Hitler dari posisi tertuduh.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erekat mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Ini adalah hari yang menyedihkan dalam sejarah ketika pemimpin pemerintah Israel sangat membenci tetangganya sehingga dia bersedia membebaskan penjahat perang paling terkenal dalam sejarah, Adolf Hitler, dari pembunuhan enam juta orang Yahudi."
Media Israel Kritik pernyataan Netanyahu
Bagaimana media Israel melaporkan kisah itu?
The Jerusalem Post mengatakan, kepala sejarawan di Israel's Memorial untuk Holocaus telah menanggapi dengan keras pidato Netanyahu. Profesor Dina Porat mengatakan kepada surat kabar bahwa dia (Netanyahu) harus mundur.
Yedioth Ahronoth mengecam Netanyahu karena ucapannya dan mengutip para ahli yang mengatakan bahwa Hitler memang bertemu dengan mufti - tetapi hanya setelah Solusi Akhir dimulai.
Haaretz mencemooh Netanyahu dan menulis artikel yang mengatakan bahwa perdana menteri itu menghancurkan internet.
The Times of Israel memimpin dengan desakan Jerman bahwa mereka bertanggung jawab atas Holocaust dan melanjutkan dengan mengecam Netanyahu habis-habisan.
Majalah +972, sebuah majalah berita online terkini, mengatakan warga biasa Israel dan Palestina tidak membiarkan Netanyahu lepas semudah itu setelah komentarnya dan menerbitkan serangkaian meme internet yang mengejek perdana menteri itu. (Oce)
Sumber: bbc.com/news/world