News Breaking
Live
update

Breaking News

Perjalanan Panjang dan Heroik Para Pemudik: Melongok Masa Lalu

Perjalanan Panjang dan Heroik Para Pemudik: Melongok Masa Lalu

Pejuang Mudik 2025. [Tncm/Antara]


tanjakNews.com, JAKARTA -- Lebaran Idulfitri 1446 H 2025 M mengulang kembali rutinitas tahun bangsa Indonesia yakni pulang kampung alias mudik. Saat ini, Jumat 28 Maret 2025 arus mudik terus berlangsung di seluruh jalur mudik di tanah air.  Padat dan macet tentunya.

banner
Dalam perspektif budaya, seperti disebut dalam laman Universitas Diponegoro (Undip), mudik Lebaran dipahami sebagai manifestasi dari konsep khas dan bisa kita maknai sebagai ruang budaya masyarakat Indonesia. Perayaan Lebaran merupakan ritual keagamaan sekaligus menjadi sebuah peristiwa budaya yang sangat dinantikan, dihormati, dan mengandung signifikansi budaya dalam realitas kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.

Sebagai peristiwa budaya, mudik adalah konstruksi ritual dan tradisi dalam membentuk identitas kolektif masyarakat pendukungnya. Perjalanan panjang dan heroik para pemudik dari berbagai kota untuk pulang ke kampung halaman tentu saja melampaui dari sekadar praktik perpindahan fisik dan keberadaan tempat di mana mereka berada. Peristiwa budaya tersebut menjadi layaknya sebuah ritual dramatik romantis yang memperkuat ikatan emosional dan sosial antarpemudik dengan keluarga di kampung halamannya.

Mengutip Wikipedia, kata mudik oleh KBBI disinonimkan dengan istilah pulang kampung adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Idulfitri, Idul Adha, Natal & Tahun Baru dan Hari besar Nasional. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dan sungkeman dengan orang tua. 

Para pemudik menggunakan beragam transportasi yang tersedia seperti pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dan bajaj juga digunakan untuk mudik.

Kata mudik berasal dari bahasa Jawa Kuno muḍik, dari kata uḍik yang artinya naik; maju (berjalan) ke hulu; menuju ke darat. Pada zaman dahulu sebelum di Jakarta terjadi urbanisasi besar-besaran, masih banyak wilayah yang bernama akhir udik atau ilir (utara atau hilir) dan kebanyakan akhiran itu diganti dengan kata Melayu selatan atau utara. Contohnya seperti Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan sebagainya.

Pada saat Jakarta masih bernama Batavia, suplai hasil bumi daerah kota Batavia diambil dari wilayah-wilayah di luar tembok kota di selatan. Karena itu, ada nama wilayah Jakarta yang terkait dengan tumbuhan, seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan sebagainya. Para petani dan pedagang hasil bumi tersebut membawa dagangannya melalui sungai. Dari situlah muncul istilah milir-mudik, yang artinya sama dengan bolak-balik. Mudik atau menuju udik saat pulang dari kota kembali ke ladangnya, begitu terus secara berulang kali.

banner
Terdapat juga teori yang mengatakan bahwa asal-usul kata "Mudik" berasal dari akronim dua kata dalam bahasa Jawa yaitu "Mulih dhisik" yang bermakna "Pulang dahulu". Walau belum dapat dipastikan kebenarannya, namun teori ini cukup beredar luas, terlebih di kalangan masyarakat pulau Jawa.

Mobilitas orang

Menurut Kementerian Perhubungan RI, potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa lebaran 2024 yaitu sebesar 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 193 juta orang. Secara rinci, jumlah penumpang angkutan umum per moda transportasi adalah sebagai berikut. Angkutan kereta api sebanyak 215.391 penumpang, angkutan udara sebanyak 211.668 penumpang, angkutan penyeberangan sebanyak 208.070 penumpang, angkutan jalan sebanyak 200.669 penumpang, angkutan laut sebanyak 72.491 penumpang.

Pada masa mudik lebaran 2024, diselenggarakan berbagai layanan mudik gratis, baik oleh swasta maupun instansi pemerintah. Salah satu layanan mudik gratis yakni kereta api Motis yang memiliki 3 rute yakni Motis Utara (Cilegon–Semarang), Motis Tengah (Jakarta–Purworejo) dan Motis Selatan (Jakarta–Bandung–Madiun). Layanan Motis diselenggarakan oleh Kereta Api Indonesia dengan penugasan dari Kementerian Perhubungan RI.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan RI. Daerah asal pemudik tertinggi pada tahun 2024 adalah Jawa Timur yakni sebanyak 31,3 juta orang, Jawa Timur juga menjadi daerah tujuan pemudik terbanyak ke dua yakni sebanyak 37,6 juta orang, adapun daerah tujuan pemudik terbanyak adalah Jawa Tengah sebanyak 61,6 juta orang. Sumatera Utara menjadi daerah asal pemudik terbanyak di Pulau Sumatra sekaligus luar Pulau Jawa, yakni 10,67 juta orang.

Mobil yang keluar Jabodetabek melalui jalan tol Jasamarga dan Jalan Nasional sebanyak 247.196 kendaraan atau 1.235.980 orang. Sedangkan motor yang keluar Jabodetabek sebanyak 326.726 kendaraan dan 653.452 orang.

Tahun 2025 Turun

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksi pemudik pada lebaran 2025 turun 24 persen dibandingkan tahun lalu.

Melansir CNN Indonesia, Survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub mencatat total pemudik 2025 kemungkinan hanya 146,48 juta orang. Ini kalah banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang tembus 193,6 juta pemudik.

"Benar, besaran potensi pergerakan masyarakat saat mudik lebaran tahun ini (2025) mengalami penurunan dibanding tahun lalu," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari Antara.

"Mengenai apa penyebabnya (jumlah pemudik turun) tidak menjadi fokus dalam penelitian, sehingga kami tidak dapat menyampaikan penyebab persis dari penurunan tersebut," sambungnya.

Juru Bicara Kemenhub Elba Damhuri juga tak bisa menjelaskan alasan penurunan 24 persen pemudik di tahun ini. Ia hanya membenarkan proyeksi masyarakat yang akan pulang kampung ada 146,48 juta orang, tapi mengaku bukan kapasitas Kemenhub untuk menjelaskan alasan turunnya pemudik.

Di lain sisi, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang membocorkan lima alasan utama berkurangnya pemudik di 2025.

"Pertama, jarak libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan Idulfitri yang sangat berdekatan. Sehingga masyarakat yang sudah berlibur saat Nataru tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat Idulfitri," ungkap Sarman dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).

Kedua, Sarman melihat ada pengaruh dari kondisi ekonomi Indonesia. Ia menilai banyak masyarakat memilih berhemat, terlebih mesti menyiapkan biaya untuk tahun ajaran baru dalam beberapa bulan ke depan.

Ketiga, saat ini tengah marak kasus pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Keempat, penurunan daya beli masyarakat serta kelima, faktor cuaca yang turut mempengaruhi niat masyarakat untuk pulang kampung," jelasnya.

Sarman bahkan memproyeksi uang yang beredar di momen Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah hanya Rp137,97 triliun.

Ini lebih rendah Rp20 triliun dibandingkan perputaran uang di momen yang sama pada tahun lalu sebesar Rp157,3 triliun. (*)


banner

Tags