News Breaking
Live
update

Breaking News

PSTD Jati Diri Pekanbaru Gelar Buka Puasa Bersama

PSTD Jati Diri Pekanbaru Gelar Buka Puasa Bersama



tanjakNews.com, PEKANBARU- Perguruan Silat Tenaga Dalam (PSTD) Jati Diri Pekanbaru mengadakan acara berbuka puasa bersama di rumah makan Sinar Muda, Pekanbaru, Riau,  Minggu (23/3/2025). 

Kegiatan ini adalah salah satu Ajang silaturahmi yang sudah menjadi budaya bagi umat Islam secara umum khususnya selama bulan Ramadan.

Pembina Muda PSTD Jati Diri Riau Budi Sofyan Koto mengatakan, keberkahan Ramadan juga diharapkan dari berbagi hidangan berbuka puasa sebagaimana merupakan anjuran dari Rasulullah SAW yang berbunyi, barang siapa memberikan makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa maka baginya balasan pahala sebanyak pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut. 

Berbuka puasa bersama dan berbagi ini sudah mengakar di tengah masyarakat Islam secara umumnya di banyak belahan dunia.

"Di Perguruan Silat Bina Diri Jati Diri kegiatan bukber ini menjadi agenda khusus karena kegiatan latihan rutin mingguan dan pengajian tauhid sengaja diliburkan selama bulan Ramadan dan baru dimulai kembali pada bulan Syawal pasca Idulfitri," terang Budi. 

Turut hadir dalam acara bukber ini, Ketua Forum Komunikasi Minangkabau Bersatu (FMKB) Pekanbaru Suardi St. Sati, Asisten Pembina Muda Ali Sadam dan serta jajaran pelatih dan senior di perguruan dan anggota keluarga dari anggota perguruan yang turut hadir.

"Di antara hikmah dari kegiatan Bukber PSTD Jati Diri ini salah satunya adlah menjaga kekompakan dan soliditas antar sesama anggota perguruan dan juga pengurus beserta jajarannya dan keluarga besar. Sehingga para anggota menjadi semakin akrab seperti sudah menjadi bagian dari keluarga sendiri dari sesama anggota seperguruan," jelas Budi. 

Budi menyebutkan, Rasulullah SAW mengatakan, barang siapa yang ingin dipanjangkan umur dan dimudahkan rezekinya maka hendaklah ia menjaga jalinan tali silaturahmi. Itulah mengapa menjaga tali silaturahmi ini sangat penting sehingga umat itu akan terdorong untuk menjadi kuat dan maju.

"Di samping silaturahmi, soliditas yang kuat adalah cara untuk memaksimalkan Fungsi sosial setiap hamba dan dapat berlomba menebarkan rahma kebaikan demi meraih kemuliaan di akhirat kelak (fastabiqul khairat)," ungkap Budi. 

Budi menerangkan, tak dapat dipungkiri bahwa cara untuk menumbuhkembangkan kekuatan umat adalah dengan cara memperkuat persatuan yang menjadi kokoh. Kekompakan dan rasa yang mengalir dlm jiwanya adalah sama, begitu pula visi misi, kepentingan dan tujuan yang sama.

"Dari segi kehidupan pun kita diajarkan bahwa kehidupan manusia menjadi bernilai adalah pastinya berpedoman sesuai dengan tuntunan agama. Di mana sebagai umat Islam tuntunan itu sudah sempurna secara dalil (Al Qur'an dan Hadits) terkait aturan dan ketentuan demi kebaikan kehidupan umat semasa di dunia hingga ke akhirat," terangnya.

"Sebaik baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al Qur'an, mengamalkan dan yang mengajarkannya," tambahnya.

Jika hal ini dapat dengan sungguh-sungguh diterapkan pada setiap umat Islam, menurut Budi, maka sudah barang tentu hal ini merupakan kebaikan besar bagi umat Islam dan generasi muda masa depan umat Islam itu sendiri.

"Satu poin khusus dari visi misi PSTD Jati diri yakni "menjadikan manusia yang berakhlaq mulia dan bertaqwa. Sehingga tugas utama dari pembina di perguruan dan para pelatih akan terfokus kepada hal pengajaran serta pengajian untuk meraih bina diri sejati. Juga berupaya mengaplikasi nilai-nilai yang diajarkan tersebut dalam kehidupannya sehari-hari," paparnya.

Ajaran dan pelatihan Bina Diri Sejati itu disebut dengan istilah melatih lejiwaan atau mental dan spiritual yang berdasarkan pada rasa berkeyakinan kepada Sang Khaliq.

Setiap anggota dimatangkan dengan amalan berserah diri hanya kepada Allah semata (tauhid) yakni menjadi dasar pijakan pemahaman dari segala bidang ilmu dan hikmah.

"Dalam Bina Diri juga ada diajarkan metode zikir untuk pembersihan jiwa, pengobatan diri sendiri dan untuk sifat tawadhlu atau melembutkan hati dan sebagainya," ungkap Budi.

Imam Syafi'i Rahimahullah mengatakan bahwa "Ciri seseorang yang berilmu dan semakin tinggi ilmu nya itu tampak pada semakin baik akhlaq nya" dan ia pun akan merasakan bahwa semakin banyak pengetahuannya maka dirinya akan menyadari bahwa dirinya tidaklah punya apa-apa melainkan semua adlah amanah dan hanya atas Pertolongan Allah Swt, serta menyadari bahwa semua yang ada pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah.

Nama Jati Diri itu singkatan dari "Jadikan Al Qur'an Tuntunan iman dengan Ilham Rahmat Ilahi" adalah satu upaya untuk meraih harapan dapat mencetak generasi yang mampu beramar ma'ruf dan mencegah kemungkaran terutama pada dirinya sendiri. (*)

banner

Tags